Tschüss. 1 kata bahasa Jerman yang berarti "Selamat tinggal". Sebenernya masih bimbang antara siap dan tak siap pergi kesana, ditambah lagi satu tantangan, yaitu bisakah aku hidup disini? Bersama orang barat yang menurut ku masih asing dan bertolak belakang dari segi kultur. Apalagi aku tinggal di kota Besar, di ibukota. Yap di Berlin, ngga cuma orang Jerman, namun juga dari berbagai negara.
Setibanya sampai di Bandara Tegel, salah satu bandara yang ada di Kota Berlin, aku merasa bingung, tercengan, seakan akan tak percaya kalo aku telah berada di Jerman (Sebelumnya telah melewati transit Bandara di negara Qatar, karena aku menggunakan Qatar Airwaiys). Seorang petugas langsung bertanya kepadaku menggunakan bahasa Jerman, sedikit kaget sih karena baru pertama kali harus menggunakan bahasa itu di tempat umum. Langsung kubalas dengan jawaban seadanya dan kemampuan bahasa ku yang pas pas an. Ku tunjukan paspor dan visa sebagai bukti, bahwa aku bukan orang illegal berada di Negara ini.
Di depan bandara sudah ada yang menjemput ku dan kami pergi menuju tempat kosan yang telah ku booking di Indo (sebelumnya saling kontak lewat fb). Menuju kosan, kumelihat sejenak pemandangan sekitar dengan menggunakan bus umum. "Oh ini toh yang namanya Jerman" dalam hati sedikit tercengang rada norak. Sampai menaiki kereta bawah tanah yang membuat ku takjub. Namun di negaraku transportasi tersebut masih hanyalah rencana belaka yang belum terealisasikan...
Setibanya depan kosan ku coba menghubungi ke peyewa kamar dan ku tak sadar ternyata kartu ku roaming... Namun akhirnya ada seseorang yang membuka pintu kemudian aku bisa masuk dan berkenalan dengan seisi kosan yang berkisar 5 orangan pada saat itu. Sedikit berbincang mengenai kehidupan sehari hari disini dan menanyakan langkah apa yang harus kulakukan setiba di Jerman.
Dan besoknya itu hari Jumat, agak bingung nyari tempat buat solat karena gaada mesjid di depan kosan. Harus menaiki beberapa halte dan stasiun dengan menggunakan gps di hape yang telah diisikan sim card baru bermodalkan paket internet yang pas pas an pula.
Mesjid yang kutuju yaitu Al Falah, mesjid nya orang orang indo kebanyak yang solat disana. Yaa walaupun akhirnya telat datang akhirmya dan ketinggalan solat jumat, kulanjutkan tetap beribadah dan mulai berkenalan dengan orang yang bisa ku ajak bicara.Sejam dua jam setelah mendapatkan informasi mengenai apapun yang ada disini, kuputuskan mengikuti jadwal tutor yang diadakan dari senin sampai jumat, ya tutor itu berisi kegiatan belajar dengan materi Aufnahmeprüfung, materi tersebut merupakan tes seleksi menuju sekolah Studienkolleg yang akhirnya dapat dilanjutkan dengan kuliah.
(Buat para pembaca mungkin masih kurang mengerti dan kenapa rada seribet itu untuk kuliah S1 disini, karena memang butuh setahun sekolah penyetaraan agar dapat menyamakan kompetensi dengan materi pelajaran yang ada disini menuju lanjutan tingkat kuliah).
Sepulang menuju tempat kosan sambil melihat lingkungan sekitar dengan menggunakan beberapa alat transportasi seperti kereta, bus, tram (kereta yang ada di jalan raya) sempat terfikir kalau besok itu ada acara bola Champion League Juventus vs Barcelona yang kebetulan negara Jerman menjadi tuan rumah nya dan kebetulan lagi ada di kota Berlin. Teman teman kos ku berencana nonton bareng di sebuah cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari gelora stadion tersebut. Karena baru hari kedua aku berada disini, aku hanya bisa mengikuti mereka saja . tak bisa membayangkan gimana suasana pada esok hari nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Menuju Kebahagiaan
AdventureDiambil dari kisah nyata, tepatnya dari pengalaman sendiri. Dan cerita ini akan terus bersambung seiring dengan perjalanan pendidikan si penulis Semoga dapat bermanfaat dan membuat para pembaca termotivasi dan terus semangat menempuh pendidikan kus...