04

55 4 1
                                    

[Hyerin's pov.]

Jam udah menunjukan angka 8. Aku keluar rumah dan kaget liat Dokyeom menungguku di depan. Dia pake baju putih, celana item sama mantel warna abu-abu. Ini sih biasa aja. Yang bikin kaget itu Dokyeom berubah. Rambunya dia uda gak ke bawah lagi, tapi keatas, kacamatanya juga uda gak bulet lagi, tapi kotak.

"Emm.. Gimana?" Tanya Dokyeom sambul berputar layaknya Princesse. "Lo siapa ya gue ga kenal." Jawabku sewot sambil membalikkan badan. "Eiittss.. Ini gue Dokyeom." Jawab Dokyeom sambil menahan tanganku. "Gak.. Dokyeom itu culun, gak keren kek gini." Jawabku. Jadi gue keren?? Makasiihh." Ucapn6a sambil mencubit pipiku. "Aisshh.. Udahlah.. Yok." Ucapku sambil berjalan ke arah mobilnya. "Silahkan masuk tuan putri." Ucap Dokyeom sambil membukakakn pintu. "Lebay lu." Ucapku. "Udah makan?" Tanya Dokyeom setelah ia masuk kedalam mobil. "Belom sih." Jawabku. "Kalo gitu abis beli tiket makan ya." Usulnya. "Iya." Jawabku.

Sebenernya aku ngerasa agak canggung. Gimana nggak, sahabatku, cowok, yang awalnya culun bisa berubah 180°

[Author's pov.]

Hyerin sama Dokyeom bingung memutuskan flim yang bakal mereka tonton. Dokyeom milih nonton flim horor sementara Hyerin pilih nonton drama. Mereka memutuskan buat suit. Dan yang menang Dokyeom. Akhirnya mereka nontom flim horor. Sebenarnya Hyerin kesal, dia gak suka flim horor atau lebih tepatnya takut. Pas Wonwoo nangis dulu aja Hyerin ngira itu hantu.

Hyerin dan Dokyeom makan di suatu restoran. Hyerin makan lumayan lahap sih.

Beep

Hp Hyerin bunyi, pertanda sms masuk
"jangan kelayapan aja"

"Argh." "Nugu?" Tanya Dokyeom. "Eomma." Jawab Hyerin. "Oh." Jawab Dokyeom.

Mereka pun selesai makan dan segera pergi untuk menonton flimnya. Dokyeom beli popcorn buat mereka berdua. Lalu mereka masuk ke bioskop

"Kalo takut pegang aja tangan gue." Ucap Dokyeom sambil ngarahin tangannya ke Hyerin. "Isshh.. apaan sih? gak kalo gue takut." Jawab Hyerin sambil mendorong tangan Dokyeom.

Flim pun dimulai, awal-awalnya gak serem sih. Tapi lama-kelamaan adegan seremnya keluar. Dan kali ini, Hyerin benar-benar takut.

Tanpa mikir panjang Hyerin langsung ngambil tangany Dokyeom dan sembunyi di balik tangannya. Namun, Dokyeom langsung menarik tanyannya. "Katanya ga takut." Ucap Dokyeom dengan wajah songong. "Oke okee.. sorry.. gue ga kuaatt.." Jawab Hyerin. "Nih." Ucap Dokyeom sambil memeberikan tangannya. Hyerin pun langsung bersembunyi di tangan Dokyeom. Dokyeom yang melihat hal ini tersenyum. 'Ga salah gue pilih flim horor' batinnya.

[Hyrerin's pov.]

"Sekarang mau kemana?" Tanyaku. "Gimana kalo ke mall??" Jawab Dokyeom. "Okaayy," jawabku. "Let's GO!!!" Ucap Dokyeom lalu merangkulku.
Kami jalan layaknya orang pacaran. Walau pun baru deket pas SMA, tapi pas SMP kita sesekolah, sayangnya kita belum mengenal satu sama lain.

Selesai jalan-jalan, kita mampir ke sebuah taman. Kita duduk untuk mengistirahatkan kaki kita.

"Mau minum gak?" Tanya Dokyeom. "Maauu." Jawabku. "Ya udah, gue beliin. Jangan kemana-mana. Lu kecil, kalo nyelip susah di cari." Kata Dokyeom. "Iyaa.. iya.. bawel lu." Jawabku.

Dokyeom pun pergi buat beliin lo minuman. Di saat dia pergi, aku dengar ada suara "Miaaww.. Miaaww" dan teriakan " Sinii.. Pussy.. turunlah" dengan cepat aku langsung pergi ke asal tempat itu

Di sana aku lihat anak kecil yang memandang ke atas pohon. "Permisi, ada apa ya?" Tanyaku. "Hmm.. Noona, bole minta bantuan gak?" Tanyanya. "Hmm.. boleh kok." Jawabku. "Tolong ambilkan kucing itu, dia ga bisa turun." Ucapnya sambil menujuk ke atas pohon. "Itu kucingmu?" Tanyaku. "Nde, namanya Pussy." Jawabnya. "Baiklah, tunggu ya." Ucapku.

Untungnya aku memakai flat shoes, jadi ga begitu susah bagiku untuk memanjat pohon. Aku mengambil kucing itu dan memberinya ke anak itu.

"GOMAWO NUNA!! Bye bye!!" Teriak anak tersebut lalu pergi meninggalkanku yang masih di atas pohon. Aku berusaha buat turun tapi tanpa sengaja aku menginjak ranting. Yup, aku terjatuh.

"Gwenchana?? Gue cariin lo ngilang."

Sontak aku kaget, kejadian masa lalu serasa terulang lagi. Jatuhh dan seseroang datang menolongku. Rasanya pengen nangis. Dan ya, aku gak bisa menahan tangisku. Aku nangis bak anak kecil.

"Sesakit itu kah? Sampe nangis segala." Tanya Dokyeom. Aku hanya menjawabnya dengan tangisanku.

Dokyeom lari pergi ke minimarket dan kembali buat bersihin lukaku. Ga lama kemudian kami pulang. Begitu di depan rumah, aku melambaikan tangan dan masuk ke rumah.

"Uda selesai kelayapannya?" Tanya seseorang. "Oh, akhirnya ke sini juga. Oh bentar, kapan dateng???" Tanyaku. "Uda dari tadi. Kamu sih, kelayapan aja. Dan sekali lagi, panggil aku 'oppa' ga sopan amat nih anak." Cetus orang yang lebih tua dari aku itu. "Ya yayaaa... oppa.. Seungcheol oppaa.. puas?" Jawabku. Fia hanya memberikanku tawa kepuasan. "Abis dari mana? pacaran?" Tanyanya. "Emang aku punya pacar?" Tanyaku balik. "Mana ku tau. Trus ngapain?" Tanyanya kembali. "Cuma jalan-jalan sama Dokyeom." Jawabnya. "Aisshh.. pantes aja ga dapet pacar. Nempel mulu sama Dokyeom." Ucapnya. "Biarin.. dia kan sahabatku." Jawabku. "Ya yaa." Jawabnya. "Udah ah.. capek." Aku pun pergi ke kamar.

Oh ya Oppaku itu, uda 2 bulan pergi ke Amerika karena ada kerjaan di sana. Sebenernya dia baik, tapi suka usil. Setiap aku kesusahan dia yang selalu mengerti aku.

TBC

Hello~
Sorry gue update lama kebangetan. Sebulan LAGI. Bahkan lebih. Oke gue minta mangap karena jarang update *hiks* karena ujian2 yang melanda gue. TRY OUT.

Ok, sudah basa-basinya. Tolong VOMENT yaaa.. Dan terimakasih bagi yg ngikutin SWM.
Thankchu~

Stay With Me [SEVENTEEN]Where stories live. Discover now