Bismillah...
"Hal yang paling menyakitkan, ketika luka ini kembali digores dengan sebilah pisau, setelah itu kau taburi luka ini dengan garam"
Buk buk buk..., terlihat gerombol masa dengan beringasnya menggebuki seorang bapak2 yang tidak berdaya.
"Ampun...un..ukhuk ...ampun" hanya itu yang dapat di ucapkan.
tapi, perkataan bapak itu tidak dihiraukan. bahkan, masa semakin beringas memukuli hingga bapak itu terkulai lemah tak berdaya, banyak darah segar mengalir keluar dari mulut, telinga bahkan dari hidung."STOP,...STOP....! saya bilang STOP!" mendengar teriakan itu sontak masyarakat berhenti, "oke!, bapak-bapak semuanya harus tenang, kita tidak boleh main hakim sendiri" bapak Rt menengahi.
"Tapi pak Rt, maling ini sudah berbuat salah. Bahkan, maling ini telah berani mencuri di rumah salah satu warga sini." " lebih baik kita bakar!" salah satu warga bersuara.
" iya...iya.... stujuuuuu!, Bakar! bakar....bakar... BAKAR!"."TENANG...!, kita harus tenang. Kalau kita bertindak gegabah semuanya akan berakibat buruk, dan apa bedanya kita dengan maling itu!, kalau kita membunuh nya. Lebih baik kita bawa maling ini kekantor polisi"
"iya, ayok bawak dia...!" warga menyeret maling sudah tidak berdaya dengan paksa, agar berjalan ke kantor polisi, mereka tak peduli dengan kkeadan maling itu.
"Bapak...bapak..." terdengar teriakan anak kecil, terlihat sosok anak kecil yang berlari tergopoh-gopoh dan langsung memeluk kaki sang maling.
Melihat kejadian itu serempak para warga memperhatikan bocah kecil itu.
"Pak Rt aku, aku moho....hik...hiks...ja...,ja..., jangan bawak bapak Elis. Bapak Elis bukan maling ". Maling itu memandangi anak nya yang masih berumur 7 dengan pandangan sayu dan terluka.
"Maaf nak, kami semua harus membawa bapak mu ke kantor polisi, karena kesalahan bapak mu". Elis menatap pak Rt dengan tatap memohon, pak Rt hanya menggelengkan kepalanya. Elis langsung berlutut dan memohon kepada pak Rt "Elis mohon...., hiks...Elis mohon pak". melihat Elis, pak Rt langsung mengalihkan pandangan karena merasa tidak tega melihat Elis.
"Tapi pak Rt, bapak mencuri gara-gara Elis. Bapak mencuri karena tadi Elis minta pada bapak untuk dibelikan seragam baru, dan Elis juga minta makan nasi dengan ikan goreng pada bapak. Elis tau kalau bapak tidak punya uang tapi Elis tetep maksa bapak... hiks...hiks.. jadi, kalau bapak Rt pengen bawak orang yang salah ke kantor polisi lebih baik bawak Elis karena Elis yang salah pak...., Aku mohon pak... bawak elis saja! " hanya helahan nafas yang keluar dari pak Rt.
"Maaf, tapi bapak mu harus bertanggung jawab dengan apa yang iya perbuat Elis, bapak-bapak ayok!"
Para warga terus mengiring maling itu ke kantor polisi."Pak! jangan bawal bapak, Elis yang salah" Elis terus mengejar gerombolan warga hingga iya tak sanggup lagi untuk mengejar gerombolan warga.
lorong jalan dan hembusan angin malam menjadi saksi bisu, kini kemalangan Elis di telah dimulai.
Haha maaf jika jelek ya atau banyak yang typo karena ini pertama kali ini saya memberanikan diri mepublikasi karya ku jadi jangan lupa tinggalkan jejak dan comment, karena comment kalian penting bagi saya dan comment kalian adalah guru bagi saya :D :*

KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari di musim dingin
Romanceseorang gadis lugu, yang harus mengalami siksaan batin dan fisik, sering mengalami bully an dari teman dan orang-orang yang, mengubah dirinya menjadi seorang gadis yang tertutup dan dingin.