"Aku tidak suka jika ketenangan ku kau usik"
BRAKkk...
seorang perempuan mendorong Elis hingga terjatuh ke lantai "heh!!, Elis gak usah kamu deket-deket Jozi, dia itu orang yang gue incer, ingat itu" sambil, menunjuk-nunjuk Elis.
Elis berdiri serta membersihkan roknya dari debu yang menempel sat ia terjatuh, dan memandang datar Mawar tanpa ada minat untuk membalas nya
"Sudah?" Sambil berlalu melewati Mawar.
Mawar merasa geram dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Elis dia berteriak "heh!!!,, anak pungut aku bilang JAUHI YOZI!!!"
Sambi mencak-mencak.Karena merasa kasihan kemudia Elis balik badan memandang Mawar jengah, "baik lah" Elis berbalik dan melangkah menjauh setelah mengatakan hal itu
Mawar terdiam tak percaya dan kembali berteriak karena jarak Mawar berjauhan dengan Elis "POKOK NYA JAUHI JOZI!!"
Elis sambil berjalan tanpa membalikkan badannya dia mengangkat tangan kangannya membentuk tanda Ok
***
Aku penasaran dengan sosok gadis cantik yang duduk di pojok kelas, dia merupakan gadis yang cantik tapi, entah mengapa aku tidak melihat ada rona kebahagiaan dalam diri gadis itu hanya terselip tatapan dingin yang ia tunjukkan.
Entah mengapa hati ku merasakan iba ketika melihatnya, aku merasakan perasan terluka ketika aku memandang manik mata miliknya yang dia tutupi dibalik sikap dingin itu.
Jozi berjalan di koridor sambil melamun, dia melakukan tentang Elis. Ketika dia bergelut dengan pikirannya sendiri
BRAKKk...,
Jozi mendengar benda jatuh langsung mencari asal suara itu, Jozi mengintip di balik tembok.
Bukannya itu Elis, Jozi menguping percakapan mereka di balik tembok
"Heh!!, Elis gak usah kamu deket-deket dengan Jozi, dia itu orang yang gue incer, ingat itu" sambil, menunjuk-nunjuk Elis.
Elis berdiri serta membersihkan roknya dari debu yang menempel saat ia terjatuh, dan memandang datar Mawar tanpa ada minat untuk membalas nya
"Sudah?" Sambil berlalu melewati Mawar.
Mawar merasa geram dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Elis, "heh!!!,, anak pungut aku bilang JAUHI YOZI!!!"
Sambi mencak-mencak.Karena merasa kasihan kemudia Elis balik badan memandang Mawar jengah, "baik lah" Elis berbalik dan melangkah menjauh setelah mengatakan hal itu
Mawar terdiam tak percaya dan kembali berteriak karena jarak Mawar berjauhan dengan Elis "POKOK NYA JAUHI JOZI!!"
Elis sambil berjalan tanpa membalikkan badannya dia mengangkat tangan kangannya membentuk tanda Ok'Apa-apa an gadis itu kenapa ekspresinya menyebalkan seperti itu, seharusnya dia melawan juga memperebutkan dirinya kan seru' pikir Jozi, sadar dengan pikirannya yang aneh Jozi geleng-geleng kepala merasa lucu dengan dirinya sendiri
**keesokan harinya**
"Pagi..." jozi, memberikan senyuman termanisnya ke arah Elis, kali ini Jozi memilih bangku yang berdekatan dengan tempat duduk yang di tempati Elis
"Eh, kamu tau gak" Elis hanya menatap Jozi dengan datar
"Kata anak-anak kamu itu, orangnya jutek, cuek, dingin dan ngak banyak bicara " Jozi menceritakan tentang Elis berdasarkan informasi yang dia dapatkan dari teman-temannya .
"Tapi kata ku mereka salah deh" sambil mencemberutkan wajahnya yang menbahkan kesan imut pada wajah jozi.
"Menurutku, kamu itu orangnya irit, kenapa aku bilang kayak gitu karena kamu orangnya irit ekspresi, irit ngomong dan irit teman jangan jangan kamu makan juga irit-irit Bwaha...ha..ha...ha" Jozi tertawa terpingkal-pikal tangan satunya memukul meja dan tangan satunya memegang perutnya yang sakit akibat tertawa, tapi tak ada ekspresi yang di berikan Elis.
Elis yang merasa bosan dengan lelucon yang diberikan Jozi hendak beranjak meninggalkan Jozi, tapi tiba tiba saja ada yang mencekal pergelangan tanganya tentu saja pelakunya adalah Jozi.
"Ehem.." Jozi ikut berdiri dari posisi duduknya, kali ini semua mata memandang mereka penasaran dengan apa yang terjadi di antara mereka
"Pernah ada yang memberi tau pada mu ketika ada orang yang sedang mengajak mu berbicara, kamu harus mendengarkan untuk menghormati orang yang sedang mengajak nya bicara dan kamu tidak boleh pergi sebelum dia selesai bicara. Jika kamu pergi begitu saja itu nama nya tidak sopan mengerti" Jozi berbicara dengan Elis dengan tatapan serius.
Elis memandang Jozi heran, dia melirik pergelangan tangannya yang masih di genggam oleh Jozi, merasa semua tatapan melihat ke arahnya Elis berusaha melepaskan cekalan Jozi.
Tapi nihil Jozi masih menggenggam tangan Elis semakin erat,
"Tolong lepas" sambil berusaha melepas cekalan nya itu
"Oke baiklah, tapi..." Jozi semakin mencondongkan badan ya, reflek Elis memudurkan badannya "syaratnya kamu harus jadi teman ku" di sertai cengiran khas nya
Elis mengernyit, baru sekarang ada seseorang yang mengajak nya untuk berteman, "bagaimana? Kalau tidak yah aku tidak akan melepaskan tangan mu"
Elis terus berpikir, kemudian dia memutuskan "tidak",
"Yakin tidak mau?" Sambil Menaik turunkan alis nya, Elis tetap bergeming, "oke baik lah, tangan mu akan selamannya seperti ini. Oooh aku curiga mungkin kamu senang aku aku genggam seperti ini ya" Jozi nyengir nakal pada Elis
Elis kaget, "tidak".
Jozi menegakkan tubuh nya "terus?" Jozi terus mengenggam tangan Elis sambil menunggu jawab Elis.
Elis menghembuskan nafas, "baik lah".
Mendengar jawaban Elis Yosi pura-pura tidak mendengar "apa... tadi kamu bilang apa?".
Elis kembali menghembuskan nafas pasrah, "aku mau jadi teman mu".
Mendengar hal itu Jozi langsung melepaskan cekalan nya dan bertepuk tangan senang "baik lah kita sekarang teman" mengulurkan tangan untuk berjabatan
Dengan ragu-ragu Elis menjabat uluran tangan Jozi.
Elis dengan wajah datar, senyum yang cerah dari wajah Jozi, mereka akhirnya berjabat tangan
Setelah berjabat tangan buru-buru Elis menarik tangannya dan pergi dari hadapan Jozi
Jozi melihat kepergian Elis dengan senyum yang terus mengembang, "hah..., lucu sekali" guma nya
Tak jauh dari kejadian itu ada dua pasang mata yang memandang dengan tatapan marah dia adalah Mawar, Mawar mengepalkan tangannya marah. Mawar berdesis "awas saja kamu Elis, apa yang akan aku lakukan jika kamu tidak mendengarkan peringatan ku Elis" geramnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari di musim dingin
Romanceseorang gadis lugu, yang harus mengalami siksaan batin dan fisik, sering mengalami bully an dari teman dan orang-orang yang, mengubah dirinya menjadi seorang gadis yang tertutup dan dingin.