Apapun yang ku perbuat sekarang.
Aku tak bisa membuat nya.
Membuatnya seperti keinginanku.
Kuharap aku.
Mampu menjalani drama ini.
Drama yang begitu menyakitkan.
Semoga.
Hana pov".
Kata tergila yang pernah ku dengar saat ini adalah menikah.
Ya untuk ayah. Untuk beliau orang yang membesarkan ku. Orang yang begitu menyayangiku. Biarkan aku mengalah, mengikuti keinginannya.Saat ini beliau baru sadar. Dan di hadapan ku tengah berdiri Paman Park yang senantiasa mengenggam tangan ayah. Dan seorang pemuda yang ku yakini adalah anak dari paman Park.
Appa menatap ku, aku tersenyum walau kuyakini air mata terus menetes dari mataku.
"Hana, Appa dan Ajussi dulu pernah membuat janji bahwa kami akan menikahkan anak kami. Aku harap kalian mau mengerti permintaan laki-laki tua ini nak,". Appa menatap kami bergantian.
Air mataku berjatuhan. Dadaku begitu sesak aku belum siap ditinggal Appa. Meski beliau jarang dirumah tapi. Hanya Appa yang aku miliki.
Perlahan ku peluk tubuh tuanya. "Appa aku hiks akan menuruti apapun mau Appa tapi appa harus janji Appa akan sembuh," aku berbisik pada Ayah.
...
Saat ini aku dan anak paman Park tengah berada di sebuah Cafe berdua. Dia hanya terdiam ya tuhan bagaimana ini bagaimana jika dia tak mau bagaimana jika dia menolak .bagaimana dengan appa.
Aku hanya bisa menangis air mata terus membasahi pipi ku pemuda itu menatapku sembari tadi tapi aku hanya bisa menunduk aku takut sekali.
"Hhhhh baiklah aku akan menyanggupi permintaan paman Jo tp ada satu syarat Hana," pemuda itu menyandarkan punggung nya pada sandaran kursi.
"A-apa syaratnya,?" ku beranikan diri menatap wajah nya.
"Berikan aku seluruh perusahaan appamu jika beliau telah tiada dan satu lagi. aku ingin kau memberikan aku anak aku tak akan menceraikan mu apapun yg terjadi tapi inggat jika aku melihat mu berselingkuh aku tak akan tinggal diam." pemuda itu menyeringai menatapku.
"Ne a-aku setuju tapi aku . bagai mana dengan syarat terakir aku masih SMU,?" aku menatap wajahnya.
"Hahahah kau fikir aku meminta mu memberikannya sekarang aku masih waras nona jika waktunya telah tiba aku akan memintanya dan aku tak pernah suka penolakan. Satu lagi jgn campuri urusan ku bagaimana?" pemuda itu menegak kan posisi duduknya sembari meminum kopi pesanannya.
Aku hanya diam. Hana ini demi ayah mu Hana ini demi ayah mu.
"Bagaimana Hana jika kau tak mau tak masalah tapi aku yakin pasti paman tak akan suka apa kau tega melihat ayahmu tak bahagia pada akir hidupnya," dia mengalihkan tatapan matanya
"Hhhhhh baiklah aku setuju." ku tatap wajahnya lalu ia memgalihkan tatapan wajahnya dan menatapku.
"Bagus,kau anak yang baik Hana," pemuda itu mengusap rambutku senyum nya tak pernah hilang dari bibirnya.
Entah kenapa aku tak menolak nya sama sekali mungkin ini karena aku takut mengecewakan appa
Tuhan tapi pemuda ini tampak jahat sekali apa yang harus aku lakukan ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAJIAM
Short Storyaku sudah sangat lelah untuk berlari. ku mohon jangan hancurkan hatiku lagi. jangan pernah kembali dalam ingatanku. aku begitu tersiksa. kurasa 3 tahun adalah waktu yang lama. namun kenapa hatiku tetap terasa sakit. kurasa dengan hadirnya dia di sis...