Chapter 4

4.1K 388 32
                                    

"Wonwoo, kau tidak apa-apa? Perlu bantuan?"

"Tidak gyu, aku bisa melakukannya sendiri.

"S-sedikit lagi." Wonwoo memajukan badannya agar bisa lebih muda menggapai embernya. Tapi tiba-tiba...

'SRET'

'BYUR'

"Wonwoo!!!"

Chapter 4

Mingyu terkejut melihat Wonwoo yang tercebur ke sungai dan sepertinya tidak bisa berenang.

"Tunggu disitu Wonwoo! Aku akan menolongmu," gumam Mingyu kemudian segera menceburkan dirinya ke dalam sungai yang ternyata cukup dalam. Dia segera membawa tubuh Wonwoo ke tepi sungai, kemudian memberi pertolongan pertama untuk Wonwoo.

"Uhuk uhuk."

"Kau baik-baik saja Wonwoo?"

Wonwoo tersenyum kecil. "Ya, aku baik-baik saja... terima kasih sudah menolongku "

"Kau... tidak bisa berenang?"

Wonwoo hanya diam. Sangat aneh bagi Minguu jika anak yang tinggal di pinggiran sungai dan mandi sekaligus buang air di sungai tapi tidak bisa berenang.

"Tidak apa kalau kau memang tidak bisa berenang, aku bisa mengajarimu. Tapi tidak sekarang. Lebih baik sekarang kita ganti baju."

***

"Seperti deja vu saja." Kali ini Wonwoo yang demam, mungkin dia shock karena tenggelam di sungai siangnya.

"Anak sepertimu bisa demam juga ternyata," ujar Mingyu sambil berkacak pinggang melihat Wonwoo yang tertidur di tempat tidurnya. "Sekarang apa yang harus kulakukan?"

"Eung... ibu..." yang barusan itu apa? Wonwoo mengigau? Mingyu memperhatikan Wonwoo.

"Ibu... panas..." Wonwoo masih terus mengigau memanggil ibunya. Mendengar igauan Wonwoo, Mingyu jadi ingat ucapan Wonwoo saat dia demam tempo hari. Ibunya selalu mengusap kepalanya kemudian mencium pipinya saat dia sakit.

Mingyu duduk di samping tempat tidur Wonwoo, mengusap pelan rambut pemuda manis itu. "Tenanglah Wonwoo, ada aku disini."

"Ibu..." lalu sekarang apa? Mingyu harus mencium pipi Wonwoo?

Baiklah, ini Mingyu lakukan agar Wonwoo merasa nyaman. Dengan ragu Mingyu mendekatkan wajahnya ke wajah Wonwoo, hanya beberapa senti lagi agar bibirnya menyentuh pipi Wonwoo. Mingyu makin mendekatkan wajahnya, tapi tiba-tiba Wonwoo menggerakkan kepalanya membuat bibir Mingyu tepat menempel di bibir Wonwoo. Mingyu yang terkejut segera menarik wajahnya sambil memegang bibirnya.

"B-barusan itu... aku... mencium bibirnya? Ya Tuhan, semoga dia tidak sadar kalau aku baru saja menciumnya," rutuk Mingyu.

"Ah, dia sudah tenang. Lebih baik aku juga ikut tidur."

Mingyu merebahkan tubuhnya di samping Wonwoo, kemudian memejamkan matanya mencoba untuk tidur. Tapi kemudian dia membuka matanya lagi, sepertinya Mingyu sedang dilanda insomnia. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat mengigat kejadian yang baru saja dialaminya.

"Barusan itu... aku mencium bibirnya ya..." Pipi Mingyu terasa memanas mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

"Sial, aku tidak bisa tidur," gerutu Mingyu. Mingyu menatap Wonwoo yang tertidur di sampingnya. Mingyu baru menyadari jika wajah Wonwoo terlihat sangat manis saat sedang tidur. Tangan Mingyu terulur mengusap rambut Wonwoo.

"Hei Jeon Wonwoo, kau tau? Sepertinya aku sudah menemukan orang yang tepat untuk menjadi pendamping hidupku," ujar Mingu pelan sambil terus mengusap rambut Wonwoo.

"Dia bisa dibilang anak hutan, sangat polos, dan tidak bisa berenang. Kau tau siapa dia?" Mingyu tersenyum, kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Wonwoo.

"Dia adalah Jeon Wonwoo... orang pertama yang bisa membuatku jatuh cinta," lanjut Mingyu sembari mencium kening Wonwoo.

"Baiklah, sekarang saatnya tidur." Setelahnya Mingyu pun sudah menjelajahi alam mimpi.

***

"Hari ini biar aku yang memasak," ujar Mingyu dengan percaya diri. Pagi ini Wonwoo masih terlihat pucat, dan Mingyu tidak tega melihat Wonwoo memasak saat sakit.

"Kau yakin? Memangnya kau bisa memasak?" tanya Wonwoo.

"Tentu saja. Asal kau tau, aku pandai memasak," ujar Mingyu dengan bangganya. Dia pun segera menuju dapur dan mencoba memasak sesuatu dengan bahan-bahan yang ada.

"Nah, sudah jadi~" Mingyu berjalan mendekati Wonwoo sambil membawa dua mangkuk ramyeon.

Wonwoo menatap ramyeon buatan Mingyu dengan mata berbinar. "Wahhh sepertinya enak, aku jadi lapar."

"Sudah pasti enak, aku 'kan pandai memasak. Ini makanlah," ujar Mingyu sambil menyerahkan semangkuk ramyeon untuk Wonwoo.

"Selamat makan~" Wonwoo yang sepertinya sedang kelaparan menyantap ramyeon buatan Mingyu dengan lahap, sampai-sampai mulutnya belepotan. Mingyu hanya terkekeh melihat cara makan Wonwoo yang seperti anak kecil.

"Hei, pelan-pelan saja makannya. Ramyeon itu tidak akan lari kok." Mingyu membersihkan kuah ramyeon yang menempel di sekitar bibir Wonwoo dengan sapu tangan miliknya.

"Kenapa diam saja hm?" tanya Mingyu melihat Wonwoo yang hanya diam menatapnya.

"A-aku... Kurasa ada yang aneh dengan jantungku."
"Apa maksudmu? Kau sakit jantung?"

"Bukan begitu. Rasanya.... jantungku berdetak," jawab Wonwoo sambil memegang dada kirinya.

Mingyu menatap Wonwoo datar. "Itu karena kau hidup, bodoh."

"Tapi ini tidak seperti biasanya jika aku berada di dekatmu."

Mingyu menyeringai kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Wonwoo, menatap wajah Wonwoo yang merona dan terlihat sangat menggemaskan. Jarak mereka sangat dekat, membuat Wonwoo bisa merasakan hembusan nafas Mingyu.

"Aku tau kenapa jantungmu jadi seperti itu," Mingyu kembali menyeringai, kemudian melanjutkan kalimatnya, "Kau sedang jatuh cinta... kepadaku."

TBC

Meet My Love ❥meanie [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang