Sepuluh

367 17 0
                                    

Prilly dan edo berjalan ke kelasnya, ternyata edo satu kelas & satu jurusan di kampusnya.

"Prill.. nanti ke kantin bareng yuk!" Ajak edo. Prilly berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan ajakan edo

.
.

Setelah pelajaran selesai.. edo langsung menarik tangan prilly ke kantin.

"Edo tunggu sebentar, gue mau ngajak milla sama gritte" kata prilly, edo pun memberhentikan langkahnya

"Lama banget temen lo tau" jawab edo

"Sebentar.. nanti juga dia dateng, dia lagi beresin buku dulu" akhirnya milla dan gritte datang dengan tergesa gesa

"Sorry gue lama, tadi buku gue ilang tapi udah ketemu kok" kata gritte

"Tumben prill lo nyuruh gue ke kantin cepet2" sahut milla

"Bukan gue yang suruh cepet2 tapi edo" tunjuk prilly ke edo, edo yang sedang asik memainkan handphone nya akhirnya menatap prilly

"Ayuk prill kita ke kantin" ajak edo lalu menggandeng tangan prilly. Milla dan gritte hanya mengikuti mereka dari belakang

Sesampainya dikantin edo langsung duduk dan memesan makanan

"Lo mau pesen apa?" Tanya edo ke prilly

"Gue air putih aja deh, milla itte lo mau pesen apa?" Tanya prilly kepada milla dan itte yang sedari tadi asik dengan HP nya

"Gak lah gue masih kenyang" kata gritte

"Sama gue juga, oh ya prill nanti kevin mau kesini tau" kata milla memasang wajah senangnya

"Tumben? Bukannya dia kelasnya masih lama selesai" ucap prilly

"Katanya si ada dosen yang gak masuk, jadinya cepet deh" jawab milla, prilly hanya ber-oh-ria

Tak lama kevin datang.. dia juga bersama ali dan disampingnya ada ghina yang bergelayut manja dilengan ali, sedangkan ali hanya cuek saja. Mereka bertiga pun duduk

"Li jangan bawa jalangkung kesini dong!!" Sindir gritte pada ghina, ghina hanya menatap sinis gritte

"Heh maksud lo apaan? Gue jalangkungnya iya?!" Teriak ghina

"Udah dong jangan berantem.. malu tuh banyak orang yang liat" sahut prilly

"Diem lo!! Tukang tikung" ucap ghina kepada prilly membuat edo dan ali melebarkan matanya

"Maksud lo apa ngomong gitu ke prilly?" Kata edo, sedangkan ali hanya diam. "Prilly pacar gue, jaga omongan lo ya." Sambung edo membuat semuanya melebarkan matanya.

"Ayo prill kita pergi dari sini, ada nenek lampir gil!!" Kata edo lalu menarik tangan prilly ke belakang kampus.

"Tuh kan.. gara2 lo semuanya jadi ancur. Lagian lo kenapa si li bawa dia kesini" ucap milla sembari menatap sini wajah ghina.

"Au lah.. gue capek, ghina tolong jangan ikutin gue lagi, jangan deketin gue lagi. Gue kan udah pernah bilang, gue gak cinta sama lo!! Tolong dengerin perkataan gue. Kalo lo mau selalu sama dengan gue, lo bisa kok jadi sahabat gue.. lo ngerti kan!!" Ucap ali kepada ghina didepan kevin, milla, dan gritte. Sedangkan ghina menundukan kepalanya

"Kayaknya kita butuh bicara berdua deh.. gue permisi dulu ya" pamit ali kepada gritte, milla, dan kevin. Lalu menarik tangan ghina ke taman kampus

"Maafin gue" hanya kata itu yang terucap dimulut ghina. Ali hanya menghembuskam nafasnya kasar

"Lo ngerti kan apa yang tadi gue bilang dikampus?" Tanya ali lembut. Ghina pun mengangguk

"Tapi kita bisa sahabatan kan? Berangkat bareng, ke kantin bareng?!" Tanya ghina, ali pun mengangguk

"Makasih ali" ghina pun memeluk ali sangat kencang

"Eekhhmm,, bisa dilepas gak pelukannya" kata ali, ghina pun melepas pelukannya

"Maaf"

"Yaudah gue permisi, mau samper kevin dikantin"

"Ya ali.. silahkan" ucap ghina manis. Ali pun meninggalkan ghima

'Gak papa gue cuma jadi sahabatnya ali, tapi nanti gue bakalan jadi nyonya ali. Gue gak bakalan biarin si prilly centil itu ngerebut pangeran gue, gak ada yang boleh milikin ali kecuali gue' bathin ghina

Sementara ditempat lain, prilly menatap tajam ke arah edo
"Maksud lo apa? Ngomong gitu didepan mereka!" Ucap prilly dengan jutek

"Gue cuma mau ngelindungin lo dari cewek itu" kata edo

"Gue gak perlu perlindungan lo, dengan lo ngomong gitu gue malah kesel sama lo. Maksud lo apa bilang gue itu pacar lo?"

"Ya biar gak dibilang tukang tikung, dengan gue bilang lo pacar gue. Dia gak bakal bully lo lagi secara lo udah punya pacar pasti lo gak bakalan ngerebut pacar dia" ucap edo panjang lebar, prilly hanya memutar bola matanya malas.

"Au lah.. gue capek" kata prilly lalu meninggalkannya

Forever LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang