Between Us - Six

8.4K 974 142
                                    

"Tidak ada hati yang benar-benar sembuh setelah ditinggalkan"

Between Us

.
.
.
.
.
.
.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Bu Yeni-guru ekonomi yang baru saja masuk kedalam kelasnya.

"Pagi, Buuuu!"

Bu Yeni guru yang terkenal dengan suaranya yang melengking dan membahana itu membuat kelas yang tadinya penuh dengan hingar bingar kini menjadi hening.

Guru itu meletakkan tumpukkan kertas dan tas yang dibawanya di meja. Setelahnya Bu Yeni kembali mengarahkan pandangannya ke seisi kelas.

"Maaf atas keterlambatan saya masuk, dikarenakan mengurus siswa pindahan dikelas ini yang juga terlambat! Dan hari ini kalian akan kedatangan teman baru!"

Melihat murid-muridnya yang tenang, Bu Yeni langsung menyuruh siswa yang berada diluar kelas masuk.

Tidak berapa lama setelah Bu Yeni mengizinkam seseorang diluar sana masuk. Kelas yang tadinya hening kini mulai terdengar bisik-bisik setelah melihat sosok tadi masuk kedalam kelas.

Semua mata tertuju pada seseorang yang sedang berdiri didepan kelas, kecuali Alif yang menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangannya diatas meja.

"Eh, Lif. Keknya sekarang lo ada saingan deh!" ucap Rian yang duduk sebangku dengan Alif sambil menyenggol lengannya.

"Hmm!"

"Fans lo bakal berkurang, Bro! Not only you, now!"

"Ngomong apaan sih lo! Gue malah bersyukur kalo fans gue berkurang. Jadi gue gak perlu bersusah payah buat ngeladenin mereka lagi!" balas Alif kesal gara-gara waktu tidurnya terganggu karena hal yang tidak penting sama sekali.

"Elah, Lif. Lo kek cewek PMS aja. Gue kan cuma bilangin aja. Noh anak baru dikelas kita yang bakal jadi saingan wajah tamvan lo!" ujar Rian sambil menekankan kata tamvan yang sering dielu-elukan gadis-gadis disekolahnya untuk Alif.

"Argh. Lo ganggu waktu tidur gue aja, Yan!"

Akhirnya Alif menegakkan tubuhnya sambil menatap kearah Rian dengan sebal.

Rian menunjuk kearah depan dengan gerakan wajahnya. Alif mengalihkan pandangan kedepan kelas dimana anak baru tadi berada.

Alif tertegun ketika melihat sosok yang kini berdiri dengan gagah didepan kelas.

"Silahkan perkenalkan diri kamu!" Bu Yeni kembali bersuara setelah anak baru itu masuk.

"Nama gue Rama Alkahfi Sanjaya. Panggil aja Rama. Gue pindahan dari SMA Jaya Buana!"

Hanya perkenalan singkat.

Suara bisik-bisik makin lama makin ramai. Sulit dipercaya cowok yang berdiri didepan kelasnya ini pindahan dari SMA terfavorit se-jakarta. Sekolah elite dengan murid yang otaknya diatas rata-rata.

Penampilan Rama yang acak-acakkan dengan anting hitam ditelinga kanannya membuat setiap orang menilainya sebagai bad boy. Ditambah wajah tampan dan nama marga keluarganya.

"Tampangnya sama begajulan sama lo, Lif. Kayaknya anggota kita bakalan nambah satu nih!" ujar Bob yang duduk disamping kirinya.

Alif tidak menghiraukan ucapan Bob. Dia masih sibuk dengan pikirannya.

Alif masih ingat. Dia tidak mungkin salah. Walaupun hanya beberapa kali bertemu, dia masih ingat dengan jelas wajah itu. Ingatannya tidak mungkin meleset. Rahangnya mengeras. Tangannya mengepal dengan kencang.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang