Berakhir

127 16 0
                                    

Sudah berapa lama, kisah ini berakhir? Kadang aku hanya bisa tersenyum ketika mengingat kenangan kita —Maksudku, kenanganku dan kamu—dulu.

Kadang, aku juga masih berfikir. Memutar keras otak. Berusaha berfikir dengan baik, apakah kita benar-benar berakhir.

Tapi nyatanya memang seperti itu kan, alif?

Memang kita sudah berakhir. Entah salah siapa disini. Tapi memang kita sudah benar benar berakhir. Dan benar. Aku memang harus menerima semuanya, bukan?

Aku ingat, hari itu menjadi puncak kebingunganku. Kamu benar benar berubah. Semuanya nyatanya memang berubah. Aku berfikir apakah kamu mulai merasa-bosan-dengan kita? Kamu pasti ingat waktu itu aku menanyakan perihal kebingunganku padamu, bukan?

Aku banyak bertanya hari itu, Alif. Menanyakan apakah kamu bosan, apakah kamu jenuh, atau kamu ingin berakhir. Tapi jawabanmu selalu—

"nggak"

—semuanya benar benar makin membingungkan. Aku benar benar semakin takut, kamu akan pergi. Luka lama itu akan terbuka lagi. Aku takut kita berakhir. Entah, aku merasa kita sudah ada diambang keputusan. Aku—aku tidak tau harus seperti apalagi.

Lagi lagi aku mencari semuanya. Perihal ada apa dengan kamu. Dan lagi lagi aku bertanya pada sahabat sahabatmu itu. Mereka masih sama seperti beberapa bulan lalu, tidak mau memberiku kejelasan.

Dan ya, kamu benar lagi. Aku memaksa mereka untuk bercerita. Aku ini memang tukang maksa, ya?

Tapi apa salah, Alif?

Apakah aku salah kalau aku ingin tau, tentang ada apa dengan kamu?

Dan, akhirnya sahabatmu itu mau menceritakan semuanya.

Mereka menceritakan kalau kamu—

dekat dengan perempuan lain.

Semuanya masih jelas, Alif. Bahkan perihnya luka itu masih ada, sampai saat ini. Kata kata itu terus terngiang diingatanku. Aku—aku seperti tidak percaya. Kamu juga pasti ingat aku langsung menanyakan hal ini pada kamu, bukan?

Dan kamu? Tetap saja bisa ditebak. Jawabanmu tidak untuk semua pertanyaanku.

Aku terus mencoba menanyakannya, bukan? Tapi kamu tiba-tiba langsung menyibukkan diri. Aku ingat waktu itu banyak alasanmu untuk menghindar dari pertanyaan ini.

Kenapa, alif? Ada apa?

Kalau memang tidak, harusnya kamu bisa menjelaskan semuanya padaku. Harusnya kamu bisa meyakinkanku kalau memang kamu benar benar tidak dekat dengan perempuan lain saat itu. Harusnya—harusnya...

Terlalu banyak harus disini. Aku lelah. Terakhir aku ingat kamu pamit untuk mengerjakan tugas, kamu mengatakan kalau akan melanjutkan hal ini setelah mengerjakan tugas. Waktu itu aku membolehkan kamu melanjutkan tugasmu bukan? Karna memang itu sudah menjadi kewajibanmu.

Aku menunggu kamu, menit menit waktu tungguku seperti tombak yang siap menusuk tubuhku jika aku bergerak satucenti saja.

Aku sempat mengumpat tidak jelas karna kamu yang juga tidak selesai mengerjakan tugas. Aku sempat berfikir, apakah kamu benar benar mengerjakan tugas, atau hanya beralasan agar bisa menghindar dariku? Atau kamu sedang menyiapkan jawaban waktu itu? Atau kamu sedang mencari alasan agar semuanya tidak terbongkar? Aku benar benar tidak bisa sabar lagi, alif.

Akhirnya, aku mengirim pesan kepada kamu. Dan kamu mengatakan kalau baru saja selesai mengerjakan tugas.

Perlu banyak waktu untuk menyuruh kamu jujur, dan akhirnya kamu mau mengatakan semuanya. Aku ingat waktu itu kamu bilang kalau—

"aku chattingan sama cewek lain"

"dan rasanya itu beda"

—ah entahlah alif. Andai kamu tau kalau kata katamu itu benar benar menohok. Seperti ada ratusan tombak menusuk tubuhku dan kamu pasti tau kalau, kalau aku langsung menangis.

"oh. Oke. Terus kita gimana? Udahan?"

"terserah"

Semudah itu alif. Semudah itu kamu mengatakan kata terserah. Aku sempat berfikir mungkin otakmu benar benar sudah tidak berfungsi lagi. Atau memang ini yang kamu mau? Berakhirnya kita? Iya? Apa memang kamu sudah ingin menyudahi semuanya sejak lama? Apa karna perempuan itu? Apa karna kamu sudah menyiapkan orang lain untuk ada dihatimu? Apa semua janjimu memang hanya janji? Apa kamu memang sudah tidak menginginkan aku sejak lama? Apakah memang semuanya karna ada orang lain yang sudah mengambil hatimu? Yang sudah membuat kamu lebih bahagia lebih dari yang aku beri? Apa dia memang sudah memberikan jutaan warna lebih indah dari yang aku beri? Apa iya, alif? Apa dia jauh lebih baik dariku? Walaupun nyatanya memang seperti itu.

Dan aku? Aku hanya bisa menangis. Sambil mengetik beberapa kata kalau kita memang harus berakhir.

Andai kamu tau alif, hatiku benar benar kamu patahkan dengan ratusan pisau tajam.

Andai kamu tau, aku berusaha mati-matian mempertahankan hubungan kita.

Andai kamu tau, aku selalu mencoba memaklumi semua sifat kekanakanmu yang benar benar menjengkelkan.

Andai kamu tau, aku—

aku orang yang posisinya sudah digantikan dengan perempuan lain.

Dan aku, aku tidak tau apakah duniaku masih berputar, saat ini.

Selamat atas keberhasilanmu, membuat luka lamaku menganga lagi, dan menambahkan luka baru yang membuat semuanya semakin-

Perih.

——————————————
Vomment nya jangan lupaaaa! Like aja udah berharga banget buat aku. Makasih udah mau baca

Diketik oleh orang yang posisinya pernah dilupakan,

Bunga

Still love you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang