Patah

104 15 3
                                    

"If I say that until now im still love you,
Can we back again?"-heart

--------------
Hai-alif? Apakabar? Sepertinya sudah benar benar lama aku tidak tau bagaimana kabarmu. Apa ulangan tengah semestermu lancar? Bagaimana dengan nilai nilainya? Aku harap semua nilaimu baik seperti yang kamu harapkan, setidaknya sudah tuntas dari nilai maksimal.

Ah ya, aku sudah mendengar kalau kamu sudah memiliki pacar baru. Dan ya lagi, aku sudah tau kalau kalian mulai bersama sejak tanggal 5 Maret. Entah? Kenapa harus tanggal 5?

Apa tidak ada tanggal lain? Apa tidak ada tanggal 1,2,3,4,6,7,8 bahkan seterusnya dikalendermu? Kenapa harus sama?

Awalnya memang aku sempat jengkel dengan semua ini, aku sempat-argh aku tidak tau. Yang jelas hatiku sakit, mungkin? Tapi yang jelas, tidak semenyakitkan saat kita berpisah, tidak semenyakitkan hari itu.

-"

Aku terus menangis, Alif. Menerima kenyataan bahwa sebenarnya posisiku sudah digantikan oranglain, bahkan sebelum kita berpisah, itu sangat menyakitkan.

Ada oranglain yang tiap harinya menemani kamu, tiap harinya membuat perasaanmu lebih bahagia dengan dia daripada aku, yang tiap harinya membuat list chat mu lebih berwarna dan bukan namaku yang tertera disana, itu lebih dan sangat menyakitkan.

Aku bahkan masih tetap tidak percaya, menangis sampai larut malam tanpa suara. Menahan agar suara itu tidak keluar, karna khawatir akan membuat Mama dan Ayah terbangun tengah malam hanya karna tangisanku. Aku merasa kalau aku benar benar rapuh, seperti duniaku tidak selengkap ketika ada, kamu. Bukan, bukan itu yang aku permasalahkan. Yang menjadi masalah adalah ketidakpercayaanku kamu bisa melakukan semuanya, hal sesimple itu, aku tau itu hanya hal kecil. Hanya berbalas pesan biasa dengan perempuan lain, tapi perasaanmu tidak biasa dengan perempuan itu. Aku tidak tau lagi, seakan akan aku merasa bahwa kamu tidak lagi mementingkan aku, dan lebih memerdulikan oranglain sampai sampai kamu memiliki perasaan kepadanya.

Apa aku salah jika menyebut ini, -selingkuh?

Dan yang membuat hatiku lebih sakit lagi, kenapa perempuan itu mau saja kamu dekati? Bukankah status di BBM mu sudah tertulis tanggal kita bersama? Bukankah, banyak bahkan seantero sekolah mengetahui hubungan kita?

Aku lagi lagi harus menangis. Membaca banyak quotes tentang cinta, yang salah satu intinya adalah-

"tamu gak akan masuk kalo tuan rumah gak bukain pintunya"

-kata kata itu sepertinya benar, Alif. Mungkin memang kamu yang membuka pintu untuk oranglain. Atau memang kamu sudah bosan? Sehingga kamu mencari perempuan lain yang bisa menghilangkan rasa bosanmu? Dan ketika aku memutuskan kita harus berakhirpun, kamu tidak ada usaha sama sekali untuk mempertahankan. Apa mungkin memang kamu menginginkan berakhirnya kita? Apa memang dari awal ini kehadiranku tidak kamu butuhkan? Apa memang aku ini beban untuk kamu, sehingga saat kita berakhir kamu terlihat begitu bahagia?

Lalu, bagaimana dengan janji janjimu?

-Dan untuk kalian yang membaca ini, sekarang aku tau kalau, jangan pernah percaya dengan janji-

Kamu bahkan mengingkari semua janji janjimu itu, tidak akan pergi, tidak mengulangi lagi, tidak akan mendekati perempuan lain, ah semua. Semua janji yang pernah kamu katakan, dengan mudahnya kamu ingkari. Tidak lupa juga, semua kata manis "aku sayang kamu" dan kata "aku gak bakalan pergi" nyatanya juga seperti angin lalu.

-Dan lagi, untuk kalian semua. Jangan mudah bahagia dengan kata "Aku sayang kamu" ataupun "Aku gak bakalan ninggalin kamu". Jangan. Intinya, jangan-

Tapi, dibalik semua pertanyaanku, satu satunya yang bisa aku ketahui dengan baik adalah, bahwa-

Aku benar benar sakit

-Aku langsung menangis ketika sampai disekolah. Aku ingat kalau aku menceritakan semuanya kepada teman teman dan sahabat sahabatku yang entah apakah mereka sudah membuat janji untuk mengerubungiku sampai mungkin aku sudah tidak terlihat.

Aku ingat, aku menangis tersedu-sedu. Mengeluarkan semua rasa sakitku yang tadi malam hanya kuluapkan dengan menangis tanpa suara. Semuanya keluar, aku mengeluarkam semuanya, menangis sekencang-kencangnya. Aku tidak perduli lagi dengan banyak orang disekelilingku sekarang. Aku benar benar ingin menangis sangking merasa sakitnya, asal kamu tau itu Alif. Aku benar benar tidak menyangka kalau kita sudah, berakhir.

Aku ingat kalau aku berhenti menangis ketika guru Bahasa Indonesiaku mulai memasuki kelas. Aku sama sekali tidak bersemangat untuk belajar saat itu. Entah, aku lelah. Benar benar lelah. Aku merasa hampir gila, terlebih lagi aku lebih dominan pada merasakan kalau mataku memberat, susah untuk dibuka. Bahkan sepertinya memang sudah tidak bisa dibuka.

Waktu itu aku ijin untuk pergi ke kamar mandi, apa kamu ingat kalau kita bertemu ketika aku akan ke kamar mandi? Ya, Alif. Kita bertemu waktu itu.

Aku dalam kondisi menutup sebagian wajahku dengan kerudung, dan kamu dengan kondisi sedang-

Tertawa.

-tertawa, Alif? Sebegitu lepasnya kamu tertawa? Seakan akan tidak pernah ada beban dalam hidupmu. Seperti semua tugasmu sudah selesai dan sama sekali tidak memiliki tanggungan, kamu tertawa dengan lepasnya, tanpa ada paksaan, tanpa ada yang disembunyikan, tanpa ada rasa sedih karna kita berpisah, tanpa itu semua.

Apa selama ini aku memang bebanmu, Alif?

Apa dengan berakhirnya kita, semua beban dipundakmu hilang?

Dan, apakah-

Ya. Aku tau. Semua jawabnnya adalah, Ya.

Mungkin aku hanya menjadi bebanmu, selama ini. Beban.

Tidak lebih, dan tidak kurang.

Hanya beban.

Dan posisiku sudah digantikan, dengan orang yang sama sekali tidak memberimu, beban.

--------------
Vomment yaaaa! Jangan lupa! Love yaterimakasih sudah baca

Woman who finally moving on.

Bunga

Still love you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang