Chapter 5

32 6 1
                                    

"Jadi bagaimana? Tentu Alice diperbolehkan ikut bukan Mr.Anderson?"

Kulihat dad mengerutkan keningnya seperti sedang berpikir. Mom merangkul tangan dad membujuknya agar memperbolehkanku.

"Baik. Alice kau harus berjanji sama dad, selama 3 hari itu kau akan baik-baik saja."

"Serius dad? Kau mengizinkan? Oh tentu aku akan menjadi gadis yang baik disana. Thank you dad, aku menyayangimu."

Aku memeluk dad dan mom secara bergantian kemudian berlari sambil menarik tangan Laila menuju kamarku.

"Wow Lails! Jurus apa yang kau gunakan?" Aku berteriak saat sudah sampai dikamar.

"Tidak ada. Aku hanya berbicara pada mom dan dadmu itu dengan penuh kepastian." Ujar Laila dengan menaruh nada kesombongan di dalamnya.

"Sudahlah kau mulai lagi menjadi sombong."

Menghempaskan tubuh pada tempat tidurku, aku mulai membayangkan pergi ke pantai bersama teman temanku. Oh! Jangan lupa, Deve akan ikut. Kurasakan pipiku merona.

Wait, what? Apa aku mulai tertarik padanya sekarang?

"Alz, aku menginap ya."
Laila menyadarkanku pada dunia nyata.

"Ya terserah kau saja."

***

Kali ini aku datang lebih pagi dari biasanya. Aku tidak berangkat bersama Laila, melainkan dengan Dad. Laila tidak masuk sekolah hari ini. Dia harus menjemput pamannya di bandara yang baru pulang dari New York.

"Alice? Untuk apa kau datang sepagi ini?"

Aku mengenali suara itu.

Mendongak kedepan, Deve sudah duduk di kursinya dan pandangannya menuju kearahku.

"Kau sendiri? Untuk apa datang sepagi ini? Setahuku kau sering kali datang telat."

"Aku memiliki urusan dengan Aston. Hey apa kau jadi perhatian denganku? Dan kau belum menjawab pertanyaanku."

"Aku berangkat bersama dad pagi ini karena Laila tidak masuk." Jawabku sok lantang.
"Kau ini, percaya diri sekali." Dilanjutkan dengan memutar bola mataku.

Deve berdeham
"Ya, aku memang percaya diri. Mau pulang bersama?"

"Hmm sebenarnya Deve, siang ini aku ingin ke toko buku untuk membeli novel. Jadi kau tak usah mengantarku." Ujarku mengelak ajakan Deve.

"Kebetulan sekali, aku ingin mencari beberapa komik. Aku akan mengantarmu. Pulanglah bersamaku."

Seketika kurasakan sesuatu yang berbeda. Ah, mengapa jantung ini berdegup tidak karuan ketika bersama Deve.
Aku berpikir sejenak. Bagaimana jika Laila tidak suka aku pulang bersama Deve lagi? Aku sudah mendapat ocehannya karena menerima Aston dan Deve ikut bersama kami ke pantai.

Apa aku akan dapat ocehannya lagi, jika menerima tawaran Deve? Aku memandang wajahnya sambil mencari jawaban. Mata kami bertemu cukup lama.

Tiba-tiba Deve membawa tangannya keatas kepalaku dan mengacak rambutku sejenak.
Sial, aku yakin pasti pipiku sudah memerah. Mengapa dia selalu bisa membuatku tersipu.

"Ku anggap itu sebagai jawaban ya."

***

Aku sudah berada di toko buku bersama Deve. Masih merasa terkejut akibat kejadian tadi pagi. Padahal dia hanya mengacak rambutku. Aku merasa sedikit canggung berhadapan dengannya kali ini, tapi di waktu yang bersamaan aku senang memiliki waktu berdua dengannya.

"Kau sudah menemukan novelnya?" Tiba-tiba Deve datang menghampiriku. Aku sedikit mengangkat bahuku karena terkejut.

"Wow Liz, maaf jika aku membuatmu terkejut."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

   Things I Can'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang