Sudah 15 menit lebih Aksa dan Seta sama sama terdiam, hening tanpa suara. Tidak ada satupun yang membuka mulut untuk bersuara memecah hening.
" Ini gila sih , kenapa jantung gue bisa segini nya. Tuhaaan " Pikir Seta
" Aksa temen guee , gak gak gak . Gak ada ceritanyaa. Dia cuma bencada Taa, mikir apaan sih lu "
Sementara Seta berkutat dengan pikirannya, Aksa yang sudah muak dengan keheningan angkat suara.
" Mau makan dulu apa langsung balik Ta "
Seta yang merasa di ajak bicara langsung memutar kepalanya menghadap Aksa, Seta baru menyadari bahwa Aksa memiliki wajah yang manis. Sepanjang pertemanan mereka Seta memang megakuai ketampanan Aksa karena memang begitu adanya, namun kali ini ada rasa yang tak biasa berdesir di hati nya.
" TAA " Sentak Aksa
" K-ke Cafe aja Sa " Setelah menjawab perempuan itu kembali diam. Menyangkal semua yang berkutat di kepalanya, baru kali ini Aksa bertingkah demikian apalagi di depan orang lain. Seta tau Aksa menyebalkan, namun kali ini tingkahnya buat tak tenang.
Sesampainya di Prata Cafe, Seta memindahkan semua barang belanjaannya ke mobilnya sendiri di bantu oleh Aksa. Setelah semuanya beres, ia kembali kedalam cafe dan masih di ikuti oleh Aksa. Seolah tidak memperdulikan Aksa yang mengikutinya Seta langsung naik ke lantai atas menuju kantor, Aksa yang kebingungan tak mau ambil pusing perihal Seta yang tiba tiba berubah menjadi pendiam ia memilih untuk memesan minuman dan makanan berat kepada Bara dan kembali duduk di tempat awal dimana Aksa dan Seta duduk.
Seta kembali bekerja di depan komputer melakukan beberapa pekerjaan dan melakukaan tasting kepada minuman Bianca. Harusnya tasting di lakukan di Bar, namun Seta sedang menghindari bertemu dengan Aksa maka dari itu ia meminta Bianca untuk membawakan tasting ke ruangan nya. Setelah mencoba testing yang di buat oleh Bianca dan berdiskusi akhirnya seta menyetujui minuman ini untuk launcing di Prata Cafe.
Seta, Aksa, Bianca dan juga semua pegawai Prata Cafe masih menyelesaikan pekerjaan mereka masing masing. Tak terasa sudah menunjukan pukul 5 sore, jam yang biasa Seta dan Bianca mengakhiri pekerjaan mereka. Setelah mematikan semua komputer dan mengecek list pekerjaan untuk besok Seta langsung turun kebawah, namun sebelum ia turun ia sudah berhasil menenangkan hatinya dan akan tampak seperti Seta biasanya.
Bianca sudah izin pulang duluan karena ada keperluan dengan Bu Prata, ibu Bianca, jadilah hanya pegawai shift selanjutnya yang Seta temui di area bar dan terlihat beberapa orang di dapur. Seta masih bisa melihat sosok Aksa yang duduk di bangku tadi pagi, laki laki itu masih berkutat dengan laptop di depannya. Karena Seta sudah kembali ke mode biasanya ia memutuskan untuk menghampiri Aksa.
" Gue pikir lu udah balik Sa " Ucapnya seraya duduk di depan Aksa.
" Gue harus selesaiin beberapa kerjaan makanya masih di sini Ta " Jawab Aksa sambil memijit pelan kepalanya.
" Lu mau langsung balik kerumah atau makan dulu? " Tanya Seta.
" Gue lagi pengen makan bubur buatan lu Ta " Yang dijawab anggukan oleh Seta.
Seta bisa melihat raut lelah dari wajah Aksa, tau betul rasa lelah bekerja sambil kuliah yang dialami Aksa karena Seta pun merasakan hal demikin. Seta memutuskan untuk membawa Aksa kerumah Seta menggunakan mobilnya sementara mobil Aksa akan dibawa Tian , staff bar Prata Cafe, untuk diantar kerumah Aksa. Rencananya setelah makan dan beristirahat Seta akan mengantar Aksa pulang dengan begitu Aksa tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra, hitung hitung balas budi karena Aksa sudah menyenangkan Seta hari ini.
Butuh waktu 45 menit bagi seta untuk sampai di rumahnya, Setelah memarkirkan mobilnya Seta bergegas masuk kedalam membawa barang belanjaannya di bantu oleh Aksa.
" Sa lu mau mandi dulu gak? Kalo mau biar gue ambilin handuk sekalian gue mau ganti baju ke kamar " Tanya Seta sembari menaruh semua barang di meja pantry nya.
" Boleh deh Ta, sekalian kaos gue ya Ta "
Aksa dan Bianca memang sudah langgangan menginap di rumah Seta tak heran kalau kedua manusia itu menitipkan beberapa bajunya untuk keadaan menginap dadakan atau bahkan sekedar singgah untuk waktu yang lama, seperti sekarang.
Setelah mengangguk mengiyakan permintaan Aksa, Seta bergegas masuk kedalam kamar untuk mengganti pakaian santai dan tentunya mengambil baju serta handuk untuk Aksa. Setelah selesai ia kembali turun dan memberikan barang tersebut kepada Aksa lalu mulai membuat bubur sesuai dengan permintaan Aksa.
Tidak perlu waktu lama bagi Seta untuk selesai memasak bubur permintaan Aksa, kini bubur itu sudah tersedia di meja makan lengkap dengan ikan peda asin, telur rebus dan juga sambal. Tanpa perlu Seta panggil Aksa sudah siap dengan sendok di tangannya menunggu Seta mengambilkan porsi bubur kedalam piring nya, ini yang di tunggu Aksa dan juga di rindukan oleh Aksa selama dua bulan ia pergi ke Singapura.
Mereka menikmati makan sambil bercengkrama bercerita seperti biasa, Aksa pun tak malu untuk menambah karena memang sesuka itu ia dengan masakan Seta. Setelah selesai makan Seta berdiri untuk membereskan meja makan dan Aksa mengangkat piring piring kotor ke dapur untuk ia cuci, hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi Aksa jika menumpang makan di rumah Seta.
Setelah selesai beberes mereka berdua memutuskan untuk duduk di depan TV sambil menonton film action, Seta dan Aksa memiliki selera film yang sama. Walau Seta perempuan namun manusia itu kurang tertarik menonton film bergenre romance, menurut nya genre tersebut terlalu menye menye. Ditengah heningnya mereka menonton film Seta menengok kearah Aksa dan mendapati laki laki itu sudah terlelap dengan menyandarkan kepala nya di bahu Seta.
Berhubung Aksa sudah terlelap Seta mematikan smart tv yang memutar film itu tanpa bergeser seinci pun. Seta melihat kearah Aksa sambil mengelus kepala Aksa dengan sayang, kepalanya berputar bagaimana mereka bersama dari awal pertemuan saat menjadi anak kecil hingga saat ini mereka masih menjalin pertemanan. Mengingat momen momen saling memberikan kekuatan dikala terpuruk, memberikan waktu dan perhatian masing masing.
" Gue tuh sayang lu sa " Lirih Seta sambil mengelus kepala Aksa
" Tapi gue gak tau rasa sayang ini kearah mana, gue takut Sa. Sampai sekarang gue masih menepis pikiran kalo sayang yang gue punya ke lu lebih dari temen " Lanjut Seta.
Kekhawatiran Seta berbuah tangis tanpa suara, ia tidak mau perasaan sayang yang ia miliki untu Aksa berubah lebih dari teman. Ia tidak mau kehilangan lagi, Seta belum sekuat itu untuk merasa sendiri lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Widuri
RomanceSebesar apapun rasa yang aku miliki akan terpisahkan oleh takdir, terlalu abu abu untuk ku pandang saat ini. Apakah aku dapat bertahan pada kehilangan dan bangkit ataukah aku ikut hilang di dalamnya. {Widuri} Aku terlambat menyadari bahwa aku menaru...