chapter 3

323 77 10
                                    

Keesokan harinya, semua rakyat peri negri seribu pohon sudah berkumpul di depan istana menunggu perkenalan sang penerus negri seribu pohon ini. Namun, perkenalan sang penerus ini hanya boleh dihadiri oleh para peri. Beda dari perkenalan para penerus negri peri, kali ini perkenalan sang penerus tertutup.

"Perhatian, perhatian! The King and the Queen akan memasuki ruangan"

Tiba tiba suara terompet dan musik menggelegar mengisi ruangan. Semua peri berteriak antusias.

"Huh, membosankan sekali"ucap Adrien. Adena yg mendengarnya langsung berdehem dan melototinya tajam. Adrien memutar bola matanya, kesal.
Sorakan para peri semakin bertambah saat raja dan ratu menampakkan dirinya.

"Pagi rakyatku, Salam, negri seribu pohon. Jayalah negri ini" sapa sang raja diikuti sorakan para peri yang semakin ramai.

"Pagi, Raja. Pagi, Ratu. Panjang umurlah kalian. Salam negri seribu pohon. Jayalah negri selalu negri ini" sahut para peri antusias.

Raja dan ratu tersenyum.
"Pada pagi hari ini, aku akan memperkenalkan penerus negri ini sebagai tradisi negri ini-" sang ratu yang sedang menggendong little fairy memberikannya kepada raja. "Perkenalkan lah sang penerus negri seribu pohon, Putri Fairyne Allister" ucap sang raja sambil mengangkat little fairy keatas dan dengan kekuatannya dapat mengambang layaknya awan.

Para peri semakin bersorak diiringi dengan tepuk tangan.
Raja dan ratu tersenyum.

***

"Apa !! seorang putri?"

"Yang benar saja?"

"Penerus negri ini adalah seorang putri?"

"Oh tidak !!"

***
.
.
.

"Selamat King Abercio dan Queen Greece. Panjang umurlah kalian" ucap Argyro sambil mengelus kening little fairy, tiba2 sinar muncul dari tangan Argyro yg sedang mengelus elus " terjagalah selalu, terlindungi lah selalu, kau, putri Fairyne Allister. Semoga kejayaan dan keslamatan selalu menyertaimu"

Raja dan ratu tersenyum "terima kasih, Argyro"
Argyro mengangguk, dan tersenyum.

"Selamat datang di negri ini, putri-" Zachel melirik raja, meminta jawaban dari nama sang putri kecil "Fairyne Allister" jawab raja. "Putri Fairyne Allister. Perkenalkan, namaku Arzachel. Semoga kelak kita bisa bersahabat. Aku berjanji akan melindungimu, Putri"

Zachel melirik raja "bisakah namanya di persingkat lagi, raja?" raja tersenyum, bingung.

"Apa maksudmu, Zachel?"

"Jika aku memanggil namanya dengan tergesa gesa, akan sulit untuk mengeja namanya. Putri, putri fairyne Allister. Mungkin akan terjadi kesalah panggilan nama, raja"

Raja, ratu, dan Argyro terkikik, baru mengerti.

Raja mengelus pucuk rambut Zachel "kau bisa memanggilnya, Allister"

Zachel tersenyum senang "baiklah. Putri Allister, kutunggu kau untuk bermain denganku"

Raja, ratu dan Argyro tertawa.

.
.
.

Selanjutnya, para petinggi negri seribu pohon bergantian mengucapkan selamaat dan doa mereka untuk kelahiran putri pertama negri seribu pohon ini.

Tibalah giliran peri aegea, sang peramal.

"Aku akan melindungimu dengan semua yang aku mampu dari bermacam macam gangguan dari setiap yg jahat, maupun gangguan itu dari iblis atau dari manapun"

Raja dan ratu tersenyum "terima kasih, Aegea"

Aegea mengangguk "sudah diramalkan, bahwa jika sang putri sudah dewasa nanti akan ada sesuatu yang membawa perubahan bagi negri ini. Semoga saja perubahan tersebut tidak ada pengaruhnya dari campur tangan para iblis"

Ratu mengernyit, sebelum sang ratu mulai membuka mulut untuk bertanya, raja berbisik "ada sesuatu yang perlu ku bicarakan setelah acara ini selesai"

Aegea mengangguk "baik, raja"
Raja tersenyum melirik ratu memberikan kode agar ratu menyimpan pertanyaan nya itu untuk nanti di perbincangkan.
Sang ratu mengangguk mengerti.

***

Haayy, jangan lupa vomentnya yaaa *BigLove* ;)

State With Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang