Hayy iam comeback ;)
Vote + komen dari kalian menambah semangat nihh :D Thanks All :****
Melakukan perjalanan yang lumayan jauh. Menurutku tidak sulit, hanya perlu menggunakan kaki dan tenaga untuk sampai.
Ya, aku seorang laki laki berumur 6 tahun. Tak mau kalah dengan gadis berumur 4 tahun yang terlihat masih bersemangat dalam perjalanan ini.
Oh Ya Tuhan, andai saja ada jalan pintas untuk sampai ke rumah dengan cepat. Sayangnya jarak antara hutan dan 'tempat' ini lumayan jauh.
Bulir bulir keringat mulai membasahi keningku, kaki pun sudah mulai pegal.
Aku tak bisa berpura pura lagi. Aku memang sudah tidak sanggup. Andai saja ini dunia peri, maka aku hanya tinggal terbang saja.
Aku menghentikan langkahku, dan mencoba mengatur nafas. Ku tarik lengan nenek. Nenek pun menghentikan langkahnya, diikuti gadis kecil itu.
"Ada apa Zachel? Oh Yaampun, kau terlihat sangat-"
"Tidak nek, sebenarnya aku hosh aku.. " aku melirik gadis kecil itu, dia menatapku entah dengan tatapan apa yang ia berikan sambil mengerutkan keningnya. Sepertinya jika aku jujur, maka gadis itu pasti akan mengejekku. Aku mencoba mencari alasan.
"Emm.. Aku hosh aku hanya butuh minum nek." ucapku akhirnya. Gadis itu mengangkat salah satu alisnya. Aku menoleh padanya. "Apa?"
"Tidak ada." sahutnya cepat.
"Baiklah, kita harus cari toko penjual minuman di sekitar sini."
"Aku melihatnya nek. Di seberang sana!" tunjuk gadis itu.
Aku dan nenek menoleh ke arah yang ditunjuknya. 'Ice cream'."Sepertinya tempat itu menjual minuman juga." tambah gadis itu kegirangan.
"Oh, baiklah. Ayo kita kesana" nenek dan aku pun menurut berjalan ke tempat yang di tunjuk Assy.
***
"Tak ada minuman tak apa, yang jelas sudah tergantikan oleh ini." ucap Assy masih terus memakan ice cream itu. "Oh Yaampun, emm-" Assy melirik nenek dan berbisik "apa namanya nek?"
"Ice cream."
"Ya, Ice cream ini sungguh lezat sekali. Aku tidak pernah memakan ice cream sebelumnya." ucapnya lagi setelah menghabiskan suapan ice cream terakhirnya.
Dia melirik Zachel yang sedang benar benar menikmati ice creamnya. "Hey, bagaimana denganmu Zachel?"
Zachel tak menjawab, masih menikmati ice creamnya. Assy mendengus kesal.
"Aku bertanya padamu, Zachel."
Ucap Assy dengan menaikkan nadanya dan melipat kedua tangannya di dada.Zachel menyahut. "Apa?" tanya nya tanpa melirik Assy, masih terfokus pada ice creamnya.
"Oo.. Sepertinya aku tau. Kau juga tak pernah memakan ice cream yaa?"
Kali ini Zachel mengalihkan pandangannya pada Assy, dan mengerutkan keningnya. Assy menatapnya dengan tatapam mengejek.
"Emm..-" Zachel mencoba berfikir. "Kalau yang manis manis aku sudah sering mencobanya, karna raja dan ratu sering memberikanku buah ceri termanis di negri seribu pohon yang khusus diberikan untukku. Tapi jika yang manis bercampur dingin, aku belum pernah mencobanya." Jelas Zachel.
Assy terlihat kaget, bingung dari tatapannya sampai sampai mulutnya membentuk huruf 'o'.
"Raja dan ratu? Negri seribu pohon?" ulangnya.Nenek yang mendengar percakapn mereka langsung menyahut. "Mungkin maksud Zachel adalah Raja dan Ratu dengan negri seribu pohon khayalannya, Assy." ucap nenek sambil mengelus elus rambut Assy.
"Oh.. Jadi kau suka berkhayal yaa?"
Zachel mengernyit "aku tak ber-"
Nenek langsung menggandeng tamgan Zachel dan Assy sebelum Zachel melanjutkan kata katanya. "Ayo cepat, hari sudah hampir sore."
"Huh, andai saja di sekitar sini ada portal yang menghubungkan tempat ini dengan rumah. Jadi kita tak akan menempuh jarak yang jauh untuk kesini lagi." ucap Zachel lagi.
"Portal? Apa itu portal nek?" tanya Assy kepada nenek.
Nenek setengah berbisik. "Masih dengan khayalannya, Assy."
Assy mengangguk mengerti. Zachel yang tidak mendengarnya, terus mengoceh dan membanding bandingkan dunia aslinya dengan dunia dimana sekarang ia berada.
Assy hanya menggeleng gelengkan kepala menahan tawanya.
***
"Bagaimana dengan anakku Allister?"
"Dia baik baik saja. Sedang berjalan ke kota bersama ibu."
"Pasti dia sangat senang. Ini pertama kalinya ia pergi ke kota bukan?"
"Ya. Ini pertama kalinya ia pergi ke kota selama 4 tahun disini."
"Pasti banyak barang yang ia inginkan."
"Mungkin saja."
"Apa dia nakal?"
" Tidak, hanya saja dia selalu berdebat dengan Zachel, memperdebatkan sesuatu yang tak perlu untuk di perdebatkan. Seperti halnya tadi pagi, saat memperebutkan permen. Dan akhirnya ibu mengajak mereka ke kota untuk membeli permen."
"Oh ternyata Zachel dan Allisterku mempunyai kesamaan kesukaan makanan ya?"
"Tidak juga, itu memang wajar. Anak seumuran Zachel dan Agassy memang suka dengan permen, karna rasanya yang manis."
"Manis? Apa semanis manisan buah ceri buatan peri Ariesta?"
"Emm menurutku mungkin lebih manis manisan ceri buatan peri Ariesta. Oh Yaampun, kau membuatku ingin mencicipinya. Aku rindu manisan ceri buatan Peri Ariesta. Bahkan aku hampir lupa bagaimana rasanya."
"Hoho. Baiklah bersabar, aku akan segera mengirimkannya untukmu."
Kriekk..
"Itu mereka. Mereka sudah pulang. Sampai nanti. Kutunggu manisan cerinya oke."
"Baiklah, sampai nanti, Greeceku."
Nenek muncul setelah membuka pintu kamarku. "Ada apa nek?"
"Apa kau tak menyadarinya, Hm?"
"Menyadari apa nek?"
"Semakin hari manik mata milik Agassy berubah menjadi biru terang, kau tau? Saat terkena sinar matahari warna birunya semakin tajam terlihat."
"Aku benar benar tak menyadari itu, nek."
"Ya, karna perubahan warna manik mata milik Agassy hanya terlihat saat siang dan pagi hari, atau saat terkena sinar matahari. Sedangkan saat sore menjelang malam, manik matanya akan kembali berwarna hijau terang."
Aku terdiam, memikirkan. Selama ini aku bahkan tak pernah menyadari perubahan warna anakku.
Tapi ibuku, dia sungguh memperhatikan setiap pertumbuhan atau bahkan perubahan dari Agassy.
Aku tidak akan pernah tau perubahan warna matanya jika aku tak melakukan pembuktian sendiri.
"Baiklah akan kucoba. Besok pagi." batinku.
***
Akhirnya selesai juga.
Halohaa!!! Jangan lupa vommentnya yaa, itu membuatku semangat untuk make a next Chapter.Please jangan jadi sider kalo mau dilanjutin, bagi vomment yaa ^^
~Thanks~
KAMU SEDANG MEMBACA
State With Two Worlds
FantasiNegeri dengan seribu pohon, dan dua alam yang berbeda pada waktu tertentu. Kisah antara kehidupan para iblis dan peri yang hidup dalam satu tempat yang sama. **** "Perjalanannya akan dimulai saat putri Allister beranjak dewasa, dan sudah benar benar...