Chapter 7

163 18 4
                                    

Comeback ^_^
Votenya dulu yaps, sebelum baca.

***

Kriek..

"Masih tidur rupanya."

Greece berjalan mendekati Agassy yang setengah tubuhnya tertutupi selimut dan duduk di tepi ranjangnya.

"Putriku, putri kecilku Agassy. Bangunlah sayang."

Ucap Greece sambil mengelus elus pucuk rambut Agassy. Agassy mengerang kecil sambil membelakangi badannya.

"Aku masih mengantuk, Bu." ucap Agassy sambil menaikkan selimutnya hingga menutupi kepalanya.

Greece membuka selimut itu.

"Sayang, ini sudah pagi. Lihatlah di bawah. Zachel sudah menunggumu untuk berlari pagi."

Melihat tak ada respon dari Agassy, Greece melanjutkan.

"Baiklah, sebenarnya ada sesuatu yang ibu siapkan."

"Sudahlah, Bu. Assy tak mau ikut, assy masih mengantuk. Lagipula lari pagi ini belum direncanakan sebelumnya."

"Hmm, ya. Ibu memang membuatnya mendadak. Ibu tak merencanakan ini sebelumnya. Tapi.. Berhubung ibu punya permen yang sayang jika dibuang, dan hanya diberikan pada Zachel jadi-"

"Permen" batin Agassy. Sedetik kemudian, Agassy bangun terduduk menyingkap selimutnya.

"Baiklah, Bu. Aku akan bersiap siap terlebih dahulu."

"Apa perlu ibu bantu, sayang?"

Agassy menggeleng pasti.

"Tidak usah bu, aku ini sudah besar. Aku bisa melakukannya sendiri."

Agassy menatap Greece penuh keyakinan. Wajah polosnya terkena sinar matahari yang menerobos dari jendela kamar, sehingga mata itu.."Oh, Yaampun. Matanya.. Berwarna Biru." batin Greece. Agassy mengerutkan kening "ada apa bu?"

Greece menggeleng cepat dan tersenyum. "Tidak apa apa." ucapnya sambil mencium pucuk kepala Agassy. "Ibu tunggu kau dibawah."

Agassy mengangguk.

***

"Kenapa bisa bisanya aku tak menyadari itu? Oh yaampun ada apa denganmu Greece? Kau, ibu macam apa kau yang tak mengetahui perubahan dan perkembangan anaknya hanya karna kau tak banyak meluangkan waktu bersamanya?"

Greece terus merutuki dirinya, sehingga dia hampir jatuh saat turun dari tangga.

"Hey, perhatikan jalanmu." ucap nenek.

Greece tak melirik nenek.

"Hey, Greece. Apa kau sudah membuktikannya?"

Kini pandangannya beralih ke ibunya. Dia mengangguk cepat.
Nenek tersenyum. "Bagus."

***

"Hey, kau lama sekali. Matahari sudah hampir naik, tau." kesal Zachel saat Agassy baru datang dihadapannya.

"Aku tau. Asal kau tau ya, sebenarnya itu termasuk cara cepatku untuk bersiap diri."

"Hah? Cara cepat? Yang benar saja? Cara cepatmu ini saja sudah sangat lama apalagi-"

Greece menengahi dan menggandeng tangan mereka berdua.

"Ayolah, sehari saja Kalian tak bertengkar, buat hari ini adalah hari tanpa pertengkaran."

Zachel membuang nafas kesal, Agassy meliriknya dan tersenyum puas.

"Kita akan berlari lari kecil berkeliling. Ada sesuatu yang ibu berikan jika kalian masih kuat berlari."

"Sesuatu itu apakah permen?" tanya Zachel.

"Kita lihat saja nanti."

Zachel dan Agassy pun dengan semangatnya berlari.

"Jangan cepat cepat anak anak. Ini bukan perlombaan."
Tegur Greece yang mengikuti mereka dari belakang.

***

"Aw."

Zachel jatuh terduduk saat menambah kecepatan berlarinya. Ia tersandung batu, kemudian terjatuh tergores ranting pohon. Darah segar keluar dari kakinya. Agassy yang berada dibelakangnya menghampirinya.

"Kau tak apa apa Zach-" Agassy kaget saat melihat darah di kaki Zachel. "Oh Yaampun kakimu berdarah, Chel."

Greece yang baru sampai terduduk disamping Agassy.

"Ya ampun, Zachel. Ayo kita pulang, kita obati luka ini dirumah."

Ucap Greece sambil bersiap menggendong Zachel. Assy berjalan pergi entah kemana.

"Apa kau akan menggendongku? Aku berat bu."

Greece mengangguk mantap. "Tentu saja, aku akan menggendongmu. Memangnya kau bisa berjalan?"

Beberapa detik selanjutnya, Assy kembali dengan membawa dedaunan. Dan duduk disamping Greece.

"Apa yang kau lakukan, Assy?"

"Biarkan aku menyentuhmu. Aku akan mengobatimu."

"Tidak, tidak. Kumohon panggilkan peri Cailey saja. Biarkan dia yang mengobati luka ini."

Ucap Zachel hampir menangis.

"Berhenti berkhayal Zachel. Kau ada di dunia yang nyata. Bukan di dunia khayalanmu." sahut Assy.

"Dunia khayalan Zachel?" Batin Greece mengulang perkataan Assy.

Agassy menempelkan daun daun itu diatas luka Zachel. Zachel menutup matanya, menahan rasa perih. Agassy menempelkannya hingga rata sehingga lukanya tertutup sempurna. Kemudian Assy menempelkan kedua tangannya diatas daun itu, dan memejamkan matanya.

Greece kaget dengan tingkah laku anaknya. Dia semacam tabib yang sudah mahir dalam mengobati pasiennya.

Beberapa menit kemudian, Agassy membuka mata.

"Bagaimana?"

Pelan pelan Zachel membuka matanya. "Apa yang kau lakukan? Aku tak merasakan sakit, Assy."

Assy tersenyum, kemudian memunguti kembali daun daun itu.

"Assy !! Lukaku !! Lihatlah lukaku !! Ibu Greece lukaku menghilang !!" teriak Zachel sambil menggoyang goyangkan kakinya.

Greece yang sedang mencerna semua ini, terdiam pada posisinya sambil mulutnya membentuk huruf 'o'.

Zachel berdiri memeluk Assy yang sudah berdiri lebih dulu.

"Terima kasih Assy."

"Yaya, sama sama Zachel."

"Ibu, apa kita akan melanjutkan? Atau pulang kerumah?"

Greece terbangun, dan Berdiri disamping Zachel. "Kita akan mampir ke sebuah tempat yang kalian suka. Dan ini untuk kalian."

Greece membagikan sebungkus permen pada mereka.

"Terimakasih ibu." sahut mereka serempak.

Zachel daan Agassy kegirangan.
"Biarkan aku melakukan ini, Assy." zachel mengecup pelan pipi Assy.

Assy yang tidak tau apa yang dilakukan Zachel terdiam. Sementara Zachel melompat lompat kegirangan, Greece hanya tersenyum saat Assy melemparkan tatapan tidak taunya pada Greece.

***

"Ya, aku melihatnya. Dia sangat cantik, selain itu dia juga bisa menyembuhkan luka Zachel. Apa dia memiliki kemampuan peri?"

Laki laki itu terus memperhatikan gerak gerik Agassy. "Mungkinkah dia-"

***

Jangan lupa tinggalkan Vomment kalian yaaa. Thanks :))

State With Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang