HTBAG // 2

3K 147 1
                                    

Aku menatap sebuah tulisan di atas papan. Tulisan "Rae's Style" terpampang dengan mewah di salah satu bangunan tersebut.

Aku sudah lama menatapnya. Mungkin sudah dari setengah jam yang lalu. Tidak, mungkin sudah satu jam yang lalu.

Oke, sejak kapan Agnezia Rae Nelson menjadi seorang pengecut? Bukan Agnez namanya kalau tidak bisa menerima sebuah tantangan.

Tarik nafas....Buang....

Ini dia....

Dengan langkah berat aku memasuki butik yang bergaya glamour. Sebuah butik yang di atasnya terdapat lampu yang berhiaskan berlian, dress-dress terpampang dengan anggunnya, dan masih banyak lagi gaun yang sangat menggiurkan pandangan bagi kalangan wanita.

Bagiku? Ya...Koleksi Rae's Style memang sangat bagus untuk kalangan wanita. Bahkan melebihi dari kata "bagus". Luar biasa bukanlah kata yang tepat untuk mendeskripsikannya. Lebih dari itu....

Dengan langkah yang kecil, aku menelusuri baju-baju disetiap sudutnya.

"Feminim....Sangat feminim....Terlalu feminim....Menjijikan..." gumamku sendiri saat melihat dress koleksi Rae's Style.

"Menjijikan" bukan berarti dress tersebut jelek atau sebagainya. Tetapi dress tersebut benar-benar feminim. Sedangkan aku sangat tidak menyukai hal-hal yang berbau feminim.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang karyawan dengan sopan.

Aku menatapnya dengan lekat dari bawah hingga atas. Sepertinya karyawan ini baru bekerja di butik Mama. Pantas saja...Dia berani menegurku. Tidak ada karyawan yang berani menegurku karna pasti aku akan menjawab mereka dengan tatapan tajam.

"Tidak perlu, panggilkan saja Nyonya Rae untuk saya" kataku dengan formal.

"Maaf tetapi Nyonya Rae sedang sibuk dan dia tidak bisa sembarangan diganggu oleh orang asing"

Dia bilang apa? Orang asing? Cukup sudah kesabaranku sampai disini.

"Orang asing? Apakah anda tidak tahu kalau saya----"

"Eh maaf Nona Agnez....Dia karyawan baru disini, dia belum terlalu kenal dengan keluarga Nyonya Rae" potong seseorang yang merupakan Manager yang diperkerjakan oleh Mama.

Aku menatap karyawan baru itu dengan tajam sampai membuat dirinya menegang "Pecat dia" kataku dengan datar lalu kembali mengelilingi butik lagi.

"Tapi Non...Nyonya Rae tidak memperbolehkan memecat karyawan tanpa izin darinya" kata Manager Rine yang langsung kutatap tajam.

"Baiklah akan saya pecat dia nanti" kata Manager Rine mengalah.

"Mama mana?" tanyaku yang masih sibuk dengan memilih-milih dress.

"Nyonya Rae tidak ada disini. Dia sedang ada pertemuan dengan klien untuk merancang gaun pengantin"

"Kalau begitu, panggilkan Mario kesini" kataku.

Manager Rine mengangguk dan akhirnya pergi memanggil Mario.

Oke kita balik lagi ke permasalahan awal, kenapa daritadi dressnya sangat feminim? Tidak ada apa yang gayanya sedikit rock? Memang sih...Dimana-mana dress menampilkan sosok feminim...Lagipula Afka memintaku untuk menjadi cewek feminim kan?

"Maaf...Tapi baju untuk laki-laki ada di bagian barat butik" ujar seseorang.

Sial, berani sekali dia....

"Lo ngomong apa---Mario!" kataku terkejut.

Dia tersenyum dengan lebar.

Akupun memeluknya dengan erat dan dia membalas pelukanku.

How To Be A GIRL? | ✓ (PREVIEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang