Chapter 1

2.7K 84 5
                                    

Prilly duduk di taman sambil memandangi bintang-bintang dan menikmati malam yang begitu dingin.

Prilly mengingat-ingat bagaimana Prilly pertama kali bertemu dengan Ali,kekasihnya. Namun,sekarang Ali adalah bayang-bayang masa lalunya.

"Melupakan itu hal sulit ,prill,Mamah mengerti perasaan mu. Tapi alangkah baiknya kamu jangan berusaha melupakannya, biarkanlah perasaan itu hilang sendiri seiring berjalannya waktu." Kalimat itu masih terngiang-ngiang di benak Prilly.
"Berdo'a saja pada Allah, kalau Ali berjodoh dengan Prilly pasti kalian bakalan ketemu,bakalan balik lagi sama putri kecil Mamah."

***

Sampai detik ini, Prilly tak percaya kini Ali bukanlah miliknya lagi. Rasanya, baru kemarin Prilly merasakan bahagia nya dicintai dan mencintai.

"Prill, sorry, aku ngga bisa lanjutin hubungan ini lagi. Besok lusa aku bakalan nyusul orang tua aku ke Singapura. Aku ngga bakalan kuat LDR an sama kamu,Prill," Ketika itu Prilly sedang asik menikmati bintang-bintang yang menjadi saksi dua insan yang sedang jatuh cinta. Tetapi,bintang-bintang itu juga menjadi saksi bagaimana hati Prilly hancur berkeping-keping.

"Kamu nggak kuat LDR an, apa kamu ngga kuat liat cewek cantik disana,aku bakalan ambil resiko buat bisa bareng sama aku. Dulu,kita pernah LDR an, tapi ngga jadi alasan buat kita putus. Sungguh,ini alasan yang ngga masuk akal." Prilly menangis sejadi-jadinya. Ali menarik Prilly kedalam pelukannya.
"Pikiran kamu salah prill, kalau kita udah ditakdirin buat hidup sama sama, kita bakalan ketemu. Percayalah,aku sangat mencintaimu prill, hanya saja ada alasan tertentu yang membuat aku harus memilih meninggalkan kamu." Kata Ali,mencoba menjelaskan.
"Alasan? Kasih tau alasan itu li, biar aku tenang ngelepasin kamu." . Ali tidak menjawab. Ali hanya melepaskan pelukannya. Mencium bibir Prilly singkat, dan melenggang pergi. Prilly hanya menatap punggung itu dengan perasaan yang berkecamuk. Antara sedih dan marah menjadi satu. Ali menaiki motornya dan pergi. "Aliiiiii" teriak Prilly namun Ali tidak menghiraukannya. 'Sampai hati li kamu ninggalin aku, mana janji kamu li, aku harap kamu ngga akan kembali lagi ke kehidupan aku li.' Batin prilly.

***

Tidak terasa, air mata Prilly mulai mengalir di pipi chubby Prilly. Sungguh, Prilly sangat sangat merindukan Ali.

"Prill"

Suara itu mengangetkan Prilly. Sontak Prilly menghapus air mata di pipinya.
"Loh,papa, kok papa bisa ada disini ,sih? Ini beneran papa kan,? Papa baru pulang kerja ya? Aduh papa pasti cape nih. Iya kan pah?" Pertanyaan bertubi-tubi dilontarkan Prilly pada papanya. Memang prilly seperti itu pada papanya. Manja dan suka memberi perhatian pada papanya.
"Lah,harusnya papa yang bertanya, sedang apa kamu disini? Pasti lagi inget ali ya,tadi papa pulang kerja,kebetulan lewat sini. Eh,papa ngeliat ada putri papa lagi duduk sendirian disini. Pulang aja yu!,nanti kamu kedinginan. Nanti sakit lagi."
Prilly hanya terdiam. Papanya mirip sekali dengan Ali.

"Li,kamu tau ngga kenapa aku cinta banget sama kamu?"
"Ya,karena aku ganteng, iya kan prill," Prilly menampar pipi ali.
"Hah,ya allah pacall aku percaya diri banget sih, kamu sama justin bieber juga cakepan kamu,"
"Lah,mengakui dia, denger ya prillyku, cinta itu ngga butuh alasan."
"Aku cinta sama kamu karena kamu mirip sama papa ku. Perhatiannya kamu, bawel nya kamu,sifat kamu,dan kamu selalu jadiin aku kaya putri kecil nya papa ku. " Prilly dan ali saling menatap dan tersenyum.

Tiba-tiba saja ingatan Ali dan Prilly terlintas begitu saja dipikiran prilly. Ini yang membuat Prilly menangis dan memeluk papanya.
"Sstt, putri kecil papa harus tegar. Ga boleh cengeng. Ayo kita pulang." Lalu papa Prilly menuntun Prilly masuk kedalam mobil.

Di dalam mobil, Prilly hanya terdiam mendengarkan musik di handphone nya menggunakan earphone,lalu tertidur bersama alunan musik.

***

Someone From My Past,-Where stories live. Discover now