Chapter 3.

1.3K 70 1
                                    

Kini, Prilly duduk ditepi danau. Menghirup udara segar. Matanya menjelajahi sekitar danau. Masih nampak sama seperti pertama kali Ali mengutarakan isi hatinya kepada Prilly. Ketika itu, Ali dan Prilly sedang menikmati angin sore tepat di tepi danau ini.

"Prill," kata Ali memulai pembicaraan setelah beberapa menit mereka diam tanpa ada yang memulai pembicaraan. Ali lalu menggenggam kedua tangan Prilly.
"Mungkin ini terlalu cepat buat kita. Tapi,lo adalah alasan gue buat semangat ngejalanin hari-hari gue. Lo salah satu inspirasi gue. Dan, karena lo juga hati gue milih lo."
Prilly masih diam tanpa suara. Masih bingung dengan apa yang dibicarakan Ali.
"Intinya, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo. Pacaran yuk!" Ali mengenggam kedua tangan Prilly dengan erat. Lalu memainkan alisnya naik turun. Prilly melongo dan menggigit bibir bawahnya menahan tawa.
"Prill, lo aneh. Kok diem aja sih, ketawa ketawa aja kali jangan mendem gitu." Ali menyeritkan dahinya.
"Lo yang aneh, lo itu ngajak pacaran, apa maksa buat gue jadi pacar lo? Nembak gitu banget sih,gaada romantisnya" Prilly melepaskan genggaman Ali dengan kasar. Dan melipatkan kedua tangannya di depan dada. Ali menangkup kedua pipi Prilly. "Prilly mau ngga jadi pacarku, mau ngga jadi wanitaku. Aku udah lama mendam ini sama kamu,dari awal aku ketemu sama kamu aku udah jatuh hati sama kamu." Lalu Ali mencium kening Prilly. Ali cukup lama mencium kening Prilly. Prilly perlahan memejamkan mata menikmatinya.
Ali melepaskan ciuman, Prilly hanya mengangguk. Tanda ia menerima cinta Ali.
"Yang jelas dong," Ali lagi lagi memainkan alisnya. Lalu Prilly berjinjit dan mencium kening Ali singkat. "Jelas kan" Prilly mengedipkan matanya. Pipi Prilly kini merah merona. Sama hal nya dengan Ali. Aura kebahagiaan terpancar diantara mereka berdua. Prilly hanya tertunduk malu.

***

Dan disinilah, Danau ini menjadi saksi cinta mereka. Kenangan itu nampak membekas. Kini, Prilly tidak meneteskan air mata, Namun, bibir Prilly tersungging tipis. Pipinya merah merona. Kini, ia bertekad untuk memulai hidup yang baru, tanpa ALI. Memang sulit, namun Prilly pasti bisa. Walaupun hatinya masih ingin Ali kembali. Gumam nya dalam hati.

Kringg..

Handphone Prilly berbunyi, lalu ia mengambil handphone nya dari saku celana nya. Prilly melihat nama yang tertera di layar handphone nya.

Mr. Annoying Ali:* Send a message

Ali mengirimkan nya pesan singkat. Dan dibuka pesan singkat itu dengan tangan gemetar.

'Prill, hari ini gue berangkat ke singapur. Gue tunggu lo di bandara'

Prilly terdiam sambil berpikir keras apakah dia harus menerima atau menolak ajakan. Tidak. Ini bukan ajakan namun perintah. Lalu, Prilly mengetik balasan.

'Take care ya li. Gue ga bisa ke bandara. Gue harus ke cafe. Salam buat ibu sama ayah lo disana ya. Bye'

Sent

Selang beberapa menit Ali membalas pesan singkat.

'Gue pengen ketemu sama lo, apa ngga bisa Prill? Buat ngucapin say goodbye langsung.'

Prilly hanya melirik balasan pesan singkat itu dan memasukkan handphone nya kedalam saku celana nya. Dan pergi meninggalkan danau.

Terdengar beberapa kali handphone nya berbunyi. Namun Prilly tetap tidak menghiraukannya.

***

Ali duduk lemas. Hatinya sangat rapuh. Ali meremas rambutnya. Mengacak-acak rambutnya. Kini, Ali dilanda kegelisahan. Ali sangat merindukan wanitanya.

20 menit lagi Ali berangkat. Tetapi, tidak ada tanda-tanda Prilly akan datang hanya untuk sekadar mengucapkan selamat tinggal. Sms dan telepon nya saja tidak dibalas oleh Prilly.

"Aliii" teriak seorang wanita memanggil Ali. Wanita itu berlari kecil menghampiri Ali. Prilly. Sontak Ali beranjak dari tempat duduk nya. Menatap nanar wanita di depan nya. Ini benar-benar Prilly.

Namun, ketika Ali ingin memeluk prilly. Prilly berjalan mundur. "Kamu lupa ya li" ali tertegun, mencerna kalimat yang dilontarkan Prilly. "Aku datang kesini ngga akan ngerubah apa-apa kan li, sekarang kamu jalanin hidup kamu, dan aku jalanin hidup aku. Kita harus sama-sama lihat kedepan, jangan nengok ke belakang, karena kamu harus tau masa lalu itu hanya untuk dikenang. Semangat li, kejar apa yang kamu cita-citakan. Aku doakan kamu agar kamu bisa nemuin yang lebih dari aku. Dan kalau kita jodoh kita bakalan ketemu li, apapun caranya." Prilly tersenyum.
"Jaga diri kamu baik-baik Prill, aku tahu kamu selalu ingin akhir bahagia. Ini awal bahagia kamu Prill, maafkan aku untuk semua keputusan aku. Nanti,kamu akan tau sendiri alasan itu." Ali membalas senyuman Prilly. Prilly mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Ali. Lalu Ali membalasnya. "SAHABAT" seru Prilly. Ali mengangguk. "Ya, Sahabat" Ali tersenyum lebar. Lalu melepaskan jabatan tangannya. "Aku pergi" Ali mengelus rambut Prilly. Prilly tersenyum. "Hati-hati" kata Prilly singkat. Ali melenggang pergi. Prilly menatap punggung ali. Ali sesekali menengok ke belakang. Sepertinya Ali masih tak rela meninggalkan Prilly. Prilly melambaikan tangannya.

***

Didalam pesawat, Ali tak hentinya membayangkan wajah cantik wanitanya. SAHABAT. Ali masih tak percaya. Kita status mereka hanya sepasang sahabat. Bukan sepasang kekasih. Tiba-tiba hatinya nyeri ketika tadi mendengar Prilly mengatakan bahwa kini mereka hanya sebatas sahabat. Bagaimana juga ini sudah menjadi keputusan Ali.

***

Di dalam mobil ,Prilly juga membayangkan wajah tampan Ali. Kini status mereka sebagai sepasang sahabat. Lega rasanya. Walaupun hubungan mereka sudah kandas, tetapi kini mereka menjalin hubungan yang baru sebagai sepasang sahabat. Prilly menggeleng-gelengkan kepalanya, masih tak percaya.

***

Someone From My Past,-Where stories live. Discover now