Sinar matahari masuk menembus kaca kamar Prilly. Kamar bernuansa biru cerah dengan motif doraemon yang bertaburan di dinding kamar Prilly. Prilly terbangun karena bunyi alarm. Mata nya sembab. Sudah dua hari ini Prilly tak hentinya meneteskan air mata. Sampai terbawa saat Prilly sedang ada di cafe. Memang, Prilly mempunyai coffe shop yang tidak jauh di kediaman Prilly. Prilly bangun dengan terheran-heran. 'Kok gue bisa ada disini sih,perasaan semalem gue ada di taman deh' batin Prilly.
Prilly menyeritkan dahi, berpikir keras, siapa yang sudah membawa Prilly ke kamarnya?
"Papa" seru Prilly. " kenapa bisa gue lupa sih,kan semalem gue sama papa, ya allah " Prilly memegang dahinya dan memijitnya pelan.
Sungguh, akhir-akhir ini prilly sangat kacau. Di pikirannya hanya ada Ali, Ali, dan Ali. Tanpa berpikir lama, Prilly beranjak dari tempat tidur nya dan berjalan gontai menuju kamar mandi. 'Move on' gumam Prilly.
***
Sambil berjalan, Ali menerima telepon dari ibunya.
"Ya sudah bagaimana lagi, bu. Ini sudah menjadi keputusan Ali. Ali ngga mau nyakitin wanita yang Ali sayang, Ali janji kalau Ali udah sukses Ali bakal cari Prilly." Sahut Ali di ujung telepon. Ali masih menatap foto dirinya dan Prilly yang sedang berfoto selfie.
"Paling tidak, kamu jangan putusin dia Ali. Ibu yakin ko,Prilly bisa ngerti kamu. Kamu pergi juga untuk cita-cita kamu juga kan li,mungkin bisa jadi ini juga bagian dari cita-cita Prilly juga. Jangan bertindak bodoh, Nak! Ya oke, katakanlah nanti kamu sukses, terus kamu nyari Prilly,terus kamu minta dia buat jadi pendamping kamu LAGI. Apa dia mau? Dan lebih parahnya, jika nanti prilly sudah menemukan pendamping hidupnya, bagaimana li! Sebelum mengambil keputusan, berpikir dulu, li.!"Degh.
Ucapan ibunya betul-betul membuat hati Ali seperti dihujam oleh jutaan pedang. Benar juga apa yang dikatakan oleh ibunya. Ali sejenak terdiam. Merenungi kalimat yang dilontarkan Ibunya. Bagaimana ini? Kini , Ali dilanda dilema. Ali tak hentinya mengutuk dirinya.
"Ali..ali.." suara di ujung telepon mengagetkan Ali.
"Sudah dulu ya bu, nanti Ali telepon lagi, Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam" . Ali memutuskan sambungan teleponnya.***
Kak Dinda Calling
Prilly baru saja keluar dari kamar mandi dan mendengar handphone nya berbunyi.
"Hallo kak,"
"Hari ini kamu ke cafe kan, kakak ada yang perlu dibahas sama kamu, tentang rancangan terbaru kakak " suara di ujung telepon itu adalah, Dinda. Dinda adalah kakak kandung Prilly yang bekerja sebagai fashion designer.
"Satu jam lagi ya kak" sahut Prilly bersemangat.
***
Kini, Prilly duduk di cafe. Sambil menikmati cappucino latte. Mata nya terpejam menikmati aroma khas cappucino. Dulu, ia selalu menikmatinya dengan Ali.
Kenangan itu hadir lagi, ketika Ali memberinya buket bunga tepat 1 tahun anniversary hubungan mereka. Prilly mulai tersenyum membayangkan nya.
"Hallo sayang" sapa ali sambil mengusap rambut Prilly,lalu mencium kening Prilly.
"Hai,lama banget sih kamu, kemana dulu sih kamu" ucap Prilly sambil menopang dagunya sambil mengaduk-adukan cappucino.
"Ih itu bibirnya minta dicium banget sih, tadi tuh aku beli in kamu sesuatu dulu, surprise" Ali mengeluarkan sebuket bunga mawar putih di balik punggung nya.
"Ahhhh,, mawar putih, lambang ketulusan. Suka. Tapi kok ini bunga boongan sih li,bukan mawar seger." Matanya mencari petunjuk diantara sela-sela bunga. Dan, sebuah note terselip diantara bunga-bunga 'palsu' itu 'selamat tanggal 14 untuk yang ke satu tahun, Prilly.'Hati prily sangat berbunga-bunga kala itu. Mata nya memancarkan kebahagiaan. Tetesan air mata bahagia tiba tiba membasahi pipi Prilly.
"Loh pacalku kok nangis," ali mencangkup kedua pipi Prilly. "Oh ya, kamu harus tau kenapa aku kasih bunga boongan ini sama aku," kata Ali lalu menggenggam tangan Prilly. "Kenapa" tanya Prilly. "Karena mawar yang seger bisa aja layu, tapi yang ini dijamin ngga akan layu, sama kaya cinta aku ke kamu ngga akan layu , dan jangan kamu pikir aku ngasih bunga ini karena aku cinta sama kamu nya boongan, ngga ngga, mawar putih tanda ketulusan cinta aku ke kamu"
Priily beranjak dari tempat duduk nya lalu mencium kening Ali.Dorrrr..
Suara wanita itu mengagetkan Prilly. "Kak Dinda, ngagetin aja."
"Lah,kamu yang bengong Prilly, tuh cappucino nya dilalerin. Loh Prilly, kamu nangis?
Prilly yang menyadari bahwa ia sedang menangis,sontak Prilly langsung menghapus air mata di pipinya.
"Ngga ngga kok, ayo mana sini aku mau liat kak," kata Prilly mengalihkan pembicaraan. Dinda masih heran kenapa Prilly menangis.
Lalu, Dinda menyodorkan kertas yang bergambar gaun rancangan Dinda.
"Bagus banget Kak, suka. Jadi gimana nih kak rencana selanjutnya?" Tanya Dinda sambil menatap gambar rancangan gaun Dinda.
"Ini cuman salah satu dari rancangan kakak, nanti kakak bakalan ngadain pameran busana rancangan kakak, dan model nya kamu sama Ali."Tiba-tiba raut wajah Prilly berubah. Sedih campur marah.
"Kenapa?" Kata Dinda dengan penuh tanya.
"Aku ngga sama Ali lagi kak," lagi-lagi Prilly menangis.
"Kenapa bisa,Prilly. Ya allah. Maaf kakak baru tau sekarang. Udah ya, sabar ya prill, kalau jodoh pasti balik lagi. " Dinda melonjak kaget mendengar pengakuan Prilly.
"Pantesan akhir-akhir ini kamu selalu ngurung diri di kamar, ternyata.. Ya allah""Maaf kak,kaya nya aku ngga bisa. Kakak bisa cari orang lain." Kata Prilly dengan lesu.
"Ngga ngga bisa, kakak tetep dipendirian kakak, aku mau kamu. Walaupun tanpa Ali"
Prilly tersenyum. "Aku usahain kak"
Dinda membalas senyum Prilly. "Adik kakak tegar" Kata Dinda sambil mengusap punggung Prilly.
***
Didalam kamarnya, Ali berdiri terpaku memandangi deretan lukisan-lukisan yang dibuat Ali di kanvas yang ditempel di dinding kamarnya.
Tidak salah lagi, lukisan itu adalah lukisan wanitanya, Prilly.
Ada lukisan favorit Ali yang dibuatnya, didalam lukisan itu Prilly sedang tertawa lebar. Dibawahnya terdapat sebuah note tertempel di kanvas itu, 'karena tawamu,selalu mengalihkan duniaku. Dan kamu adalah inspirasi hidupku.' -Prilly Anindita Afifah- Wanitaku.Untuk pertama kalinya, Ali meneteskan air mata kesedihan untuk wanitanya. Ali sungguh sungguh merindukan Prilly.
Mata Ali menjelajahi setiap sudut kamarnya. Dan, mata nya menemukan kanvas dan mulai melukis. Lagi dan lagi, Ali melukiskan wajah cantik Prilly.
Lagi dan lagi, Ali melukiskan note dibawah lukisan itu. 'Nobody can hurt you. Aku pergi untuk kembali.'***
YOU ARE READING
Someone From My Past,-
Romance-Aku hanya ingin akhir Bahagia- Prilly Anindita Afifah -Aku kembali untuk Kita- Ali Azka Syarief