Chapter 7

96 7 3
                                    

Notes: Masih ada yang mau baca cerita ini gak sih? Aku jadi dilema, mau ngelanjut cerita freak ini atau dihapus aja. Tapi temen-temenku bilangnya lanjut aja karena seru. Masa iya? Vote+commentnya ya, aku seneng loh kalau ada yang mau comment atau negur tulisan aku. Terimakasih sudah ikut membaca curhatan gak pentingku, ('・_・')


'We can do this all night
Turn this club, skin tight
Baby come on
Ooh ooh ooh ooh
Pull me like a bass drum
Sparkin' up a rhythm
Baby, come on!
Ooh ooh ooh ooh
Rock my world into the sunlight
Make this dream the best I've ever known
Dirty dancing in the moonlight
Take me down like i'm a domino
Every second is a highlight
When we touch don't ever let me go
Dirty dancing in the moonlight
Take me down like i'm a domino'
(Jessie J- Domino)

Didalam mobil, Mysha menyalakan musik bergenre R&B kesukaannya dengan keras. Pilihan yang tepat daripada harus mendengarkan suara klakson yang sangat berisik dari pengendara motor dan mobil yang tidak sabaran akan macetnya jalanan Jakarta.

'Sudah berapa lama sih tinggal di Jakarta? Kampungan banget, kalau gak mau macet ya jangan beli kendaraan, jalan kaki aja' batinnya.

Suara ketukan kaca mobil disisi kanannya membuatnya berdecak sebal, membuat Mysha membuka kaca mobil, "Jalan, anj...ing, MasyaAllah, bidadari surga dalem mobil" lelaki berpakaian ala genk motor itu menegurnya... Atau mungkin tepatnya ingin memakinya tadi.

Mysha menarik segaris senyuman untuk meredakan sedikit emosi lelaki yang ingin memakinya ini, "Eum... Maaf, mas bukannya saya tidak mau menjalankan mobil saya, tapi lampu merah sudah kembali menyala sebelum saya tancap gas, hari ini memang hari yang sangat sibuk ya, macet dimana-mana dan harus extra sabar kalau tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan" Mysha menyumpah serapahi dirinya yang mengeluarkan suara selembut kapas untuk menjawab pertanyaan lelaki sangar disamping mobilnya ini, 'suara menjijikan apa yang aku keluarkan tadi, geli sendiri jadinya' batinnya.

"Eh, iya mbak, emang lagi macet banget. Mbak hati-hati ya dijalan"

"Iya, terimakasih" ujar Mysha, menaikkan kembali kaca mobilnya dengan halus. Belum sampai tertutup dengan rapat, sebuah tangan menahannya, membuat Mysha berhenti menaikkan kacanya. Dahi Mysha mengernyit bingung, 'ada apa lagi ini' batinnya.

"Mbak, boleh minta nomornya nggak? Namanya siapa?"

"Saya..." tiinnnn!!! Belum sempat Mysha melanjutkan kalimatnya, suara klakson bertubi-tubi menuntutnya untuk segera melajukan mobilnya dengan cepat. 'Fiuhhh, syukur alhamdulillah, terimakasih Ya Allah Engkau memang baik menyelamatkan hambamu dari siluman buaya hitam ini' batin Mysha bersyukur.

Sepertinya hari ini Mysha sering sekali membatin, seperti orang kesepian saja. Lhoh, memangnya hati Mysha ramai?

Mysha melajukan mobilnya dengan cepat, menghiraukan teriakan lelaki siluman itu. Mengerikan.

---

Sampai dipelataran parkir sebuah mall, Mysha memarkirkan mobilnya. Melangkah masuk dengan santai, menajamkan matanya untuk melihat-lihat barang yang ingin dia beli lalu pulang, atau mungkin sedikit membeli makanan juga.

Sesampainya di depan toko gaun, dia mulai melihat-lihat gaun rancangan desainer-desainer terkenal seperti; Anne Avantie, Dian Pelangi, Rani Hatta, Adjie Notonegoro, Ivan Gunawan dan beberapa desainer terkenal lainnya. Dian Pelangi adalah salah satu motivatornya selama ini, dia adalah wanita muslimah yang mengubah pikiran masyarakat tentang fashion muslim yang dianggap kampungan untuk dipakai di era teknologi ini. Mysha sangat terinspirasi olehnya, tetapi bukan berarti Mysha ingin menjadi dia. Mysha pun mempunyai ciri khas untuk membedakan dirinya dengan desainer lain.

Design For My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang