Chapter 07

815 14 4
                                    

Mayu Pov...

Entah kenapa, hatiku sangat gelisah sekarang ini. Detak jantungku berdetak sangat kencang, dan aku selalu saja meng-khawatirkan Yuki. Apa akan ada sesuatu yang terjadi padanya? Tapi apa? Sedari tadi aku tidak berhenti untuk mengkhawatirkannya. Padahal, aku bisa saja bertemu dengannya di apartemen. Tapi, kenapa hatiku sangat gelisah seperti ini?

Apa yang akan terjadi dengannya? Ku harap, dia baik-baik saja disana. Aku benar-benar tidak tenang dan selalu mengkhawatirkannya. Kenapa aku tidak menelponnya saja, untuk memastikan keadaanya.

Aku mengeluarkan handphoneku dan mengetik nomernya. Aku menunggu dia mengangkat teleponnya dengan tidak sabar. Yuki, cepat angkat sayang.

"Doustano Mayu-kun?"

"Sayang, kau ada dimana?" tanyaku langsung.

"Aku ada dirumah bersama Rena, Mayu-kun. Ada apa?"

Syukurlah tuhan, dia tidak kenapa-napa. "Tidak ada Yuki. Hanya saja aku mengkhawatirkanmu sedari tadi" jujurku.

"Daijoubu Mayu-kun, aku tidak apa-apa. Kau tenang saja, kau masih kerja?"

"Iya sayang, mungkin aku agak terlambat pulang nanti" balasku lagi.

"Daijoubu, yang terpenting kau hati-hati disana ya?" 

"Hai, kau juga ya. Jika ada apa-apa, kau langsung saja memberi tahu aku" balaku lagi.

"Hai"

Aku menutup teleponku. Aku bisa bernafas lega mendengar Yuki baik-baik saja, tapi kenapa sedari tadi aku mempunyai firasat buruk tentang dia? Apa itu hanya perasaanku saja?. Mungkin, iya. Lebih baik aku melanjutkan pekerjaanku, saja.

***

Author Pov...

Rena dan Yuki keluar dari apartemen, mereka berniat membeli keperluan dapur yang sekarang menipis. Di tangan Yuki ada keranjang yang akan mereka gunakan untuk membawa barang yang nantinya mereka beli.

Tidak jauh dari Yuki dan Rena yang sedang berjalan, ada sebuah mobil berwarna hitam yang tengah mengamati mereka, atau lebih tepatnya salah satu dari mereka. 2 orang didalamnya turun dan berpura-pura berjalan kaki, padahal mereka berniat untuk mencelakai salah satu gadis itu. 

Tampak salah satu dari mereka, mengeluarkan pisau kecil, ketika mereka sudah mengamati jika daerah itu tidak ada siapa-siapa. Jalanan disitu memang sangat sepi, hanya ada Yuki dan Rena dan kedua pemuda itu, yang berniat ingin mencelakai salah satu gadis itu.

Kedua pemuda itu melangkah dengan cepat, kearah dua gadis itu dan menghadang Yuki dan Rena, yang sekarang ketakutan dengan kedatangan kedua pemuda yang tidak dikenal itu. 

"Mau apa kalian?" tanya Yuki sambil memegang tangan adiknya dengan erat.

"Membunuh temanmu" Yuki melebarkan kedua matanya. 

Ia menggeleng dengan cepat dan menyembunyikan tubuh adiknya di belakangnya. Yuki tidak ingin jika Rena kenapa-napa. Ia berfikir kedua pemuda itu pasti suruhan gadis yang kemarin ada di cafe itu. Ternyata, gadis itu benar-benar ingin membunuh adiknya. 

"Tidak, pergi kalian" nadanya terdengar sangat takut, tapi ia masih mempertahankan Rena di belakangnya.

"One-chan, mereka siapa?" Yuki menggeleng membalas pertanyaan adiknya. "Entahlah Rena, tapi yang jelas mereka ingin melukaimu"

"Lebih baik kau pergi dari dini, atau kau juga akan celaka" ancam salah satu pemuda itu.

"Iie, jika kau ingin mencelakaiku boleh saja, asal jangan adikku" balas Yuki.

The Badboy and Ladies of the nightWhere stories live. Discover now