Rama POV
Berbagai pemikiran buruk telah berkumpul di otakku,saat aku mencium parfum itu. Semua pemikiran buruk itu bagaikan kejadian-kejadian yang mungking akan menimpaku. Jangan tanyakan gimana perasaanku, yang pastinya aku ketakutan. Bahkan karena terlalu takut, tanganku bergetar dengan sendirinya. Langkahku terhenti ketika sebuah tangan yang kokoh menepuk pundakku, badanku seketika lemas bagai tak bertulang. Saat hendak jalan kembali,tubuhku dibaliknya dengan cepat sehingga mau takmau aku harus beetatap muka dengannya. Karena ketakutan sudah menguasai diriku, aku tak berani membuka mata ,kupejamkan mataku erat-erat.
"Hey... hey... kamu kenapa?apa ada yang salah denganku?"walaupun kupejamkan mataku,tapi aku tetap mendengat baritone suaranya. Tenggorokanku serasa kering dan sangat sulit untuk bersuara, aku hanya menggelengkan kepala.
"Lalu ada apa?apa aku menakutkan?bukalah matamu, jangan takut aku ada disini"rasa tegang dan ketakutanku mulai hilang dan aku bisa berfikir kembali, walaupun tangannya juga masih memegang pundakku tapi tidak sekuat tadi. Kugunakan kesempatan ini untuk kabur dan melepaskan diri. Kupanjangkan langkah kakiku menuju kosanku hingga sampai di depan gerbang baru kurasakan ngilu pada kakiku dan lelah yang teramat sangat, aku berjalan menuju kamar dengan terengah-engah,untuk menaiki tangga aku harus pegangan dengan erat agar tubuhku tidak jatuh kebelakang. Begitu didalam kamar aku langsung menghempaskan tubuhku di kasur, pikiranku sudah berkecamuk hingga kurasakan lelah pikiran dan fisikku, hingga lama kelamaan aku tertidur.
Bagas POV
Walaupun aku kadang pelupa tapi untuk masalah yang satu ini aku tidak lupa,bagaimana tidak beberapa minggu lalu saat aku ada di kota tetangga. Aku yang sedang membeli parfum dan beberapa bahan makanan,aku sempat bertabrakan dengan pemuda yang menurutku manis tapi dengan sisi tampan yang menurutku pas sekali.
Hingga malam ini aku bertemu lagi dengannya di tempat penjual nasi goreng dekat kantorku yang terkenal dengan rasa yang sangat lezat. Aku sadar akan siapa yang duduk sendiri disana, yapp dia pemuda itu lagi. Karena penasaran aku menghampirinya dan duduk di depannya yang kebetulan kosong, tapi seperti maling ketahuan dia buru-buru pergi. Aku tak tau apa alasannya, padahal aku yakin dia akan makan disini dan tiba-tiba minta dibungkus saja. Dia dengan cepat pergi dari sini, aku berusaha mengejar kemana perginya. Karena aku terbiasa lari pagi ,jadi mudah saja aku mengejarnya. Saat kupegang bahunya untuk menghentikan langkahnya, kurasakan tubuhnya bergetar ketakutan. Kubalikkan tubuhnya agar berhadapan denganku,dia menutup matanya sangat rapat. Karena ekspresi yang ditunjukkan wajahnya, kulonggarkan pegangan tanganku pada bahunya. Tapi saat aku lengah dia berlari dengan kencangnya tanpa melihat ke arahku lagi. Aku tak mengejarnya lagi, kalaupun jodoh pasti akan ketemu. lagi pula aku tau kemana arah dia lari, itu arah menuju area kos ,dan aku memiliki akses kesana karena aku punya beberapa gedung kos disana. Ehh aku lupa belum memperkenalkan diriku, namaku Leovanka Bagas Wirawan seorang CEO diumurku yang baru menginjak 23 tahun dan sudah bergelar sarjana 2 tahun lalu. Semua pendikikan yang kulalui kupercepat dengan adanya akselerasi, kecuali saat SD yang genap 6 tahun aku disana. Sedangkan SMP dan SMA kutempuh hanya 2 tahun pada masing-masing jenjang pendidikan, sementara kuliahku hanya 3 tahun saja. Aku termasuk golongan orang-orang cerdas. Saat kuliah aku sudah mengajukan proposal pada ayahku untuk membuka sebuah stasiun tv lokal di kota ini dan itu sudah berjalan sampai saat ini .
Meskipun aku termasuk orang yang bisa membeli apapun dengan uang, tapi aku tak ingin terlihat mencolok. Aku hidup sama seperti orang normal lainnya yang bekerja di kantoran dan tinggal rumah sederhana milikku. Semua itu kulakukan agar orang lain tidak terganggu dengan status sosial ku yang menurut mereka lebih tinggi. Sehingga banyak temanku yang tidak tau status keluargaku dan kekayaan yang kusembunyikan. Dengab sikap sederhanaku yang ramah dan mudah bergaul ,banyak teman yang aku miliki. Bahkan banyak juga fansku diluar sana. Kurasa cukup untuk perkenalanku, kembali ke pemuda tadi.
Kuputuskan pulang ke rumah saja, laparku hilang begitu sajaa setelah bertemu pemuda itu lagi. Besok aku akan mencarinya,lagipula mudah saja untuk menukannya.
Setelah sampai di kamarku, aku menelfon asistenku, untuk mencari tahu pemuda tadi.
"Dit ,tolong kamu cari tahu pemuda sma yang tinggal di sekitar rumahku, tingginya sekitar 160 cm, wajahnya tampan tapi juga manis, mungkin dia baru pindah disini!!"kataku tanpa ada basa-basi.
"Baik pak, ada lagi?"
"Kalau bisa besok siang sudah selesai"
"Baik pak, secepatnya saya informasikan"ucapnya dengan tegas.
Setelah mematikan telfon, aku memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhku yang lelah karena sempat kejar-kejaran tadi. Mungkin besok aku bisa bertemu dengannya, dan menuntaskan rasa penasaranku padanya.
###
Seperti biasa kegiatan rutinku setiap pagi yaitu olahraga dengan mengelilingi komplek rumahku dua kali, walaupun tidak terlalu jauh jaraknya. Kegiatan kecil itu sudah membuat tubuhku berkeringat dan membasahi kaosku yang menempel di tubuhku. Hari ini memang tujuanku juga untuk mencari tahu pemuda itu dengan caraku sendiri. Alunan musik juga menemaniku saat olahraga dengan headset. Memang sudah kusengaja dengan berlari pelan agar mataku bisa mengawasi sekitarku, siapa tahu aku bertemu dengannya.
TBC kakak 😘😘😍

KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Bebb! [ManxBoy]
RomanceYang Homophobic GO AWAYY!!!! ~cerita ini hanya fantasi belaka yang ada di otak saya ~harap maklum ini cerita pertama saya => Sebut saja namaku Ramadhani Putra,kisah ini kumulai saat aku masih duduk di bangku sekolah dimana aku merasakan roda kehidup...