Teng... Teng... Teng...
Suara bel berbunyi, pertanda pelajaran di tiap-tiap kelas harus dimulai.Pak Hamid, guru agama Islam di kelas Zarah. Kulitnya sudah berkeriput, rambut dan jenggotnya mulai memutih. Dia berjalan menuju kelas Zarah.
"Assalaamu'alaikum." Sapanya kepada siswanya di dalam kelas.
"Wa'alaikumsalam pak!!!" Serentak teman-teman Zarah.
Pak Hamid segera duduk di bangku guru. Zarah dan teman-temannya menaikkan buku dan bersiap untuk menulis pelajaran dari Pak Hamid. Hari ini pria berjenggot itu menjelaskan tentang dahsyatnya hari kiamat. Dia menjelaskan begitu fasih, begitu jelas, dan mudah dipahami.
"Anak-anak, sampai disini pelajaran hari ini. Ada yang mau bertanya?." Kata pak Hamid menutup bukunya.
"Saya Pak!!!." Tanya Niki salah satu teman Zarah di kelas.
"Iya silahkan Niki." Pak Hamid mempersilahkan.
"Hukum pacaran dalam Islam apa sih Pak?" Tanya Niki santai.
"Haram" Pak Hamid singkat.
Zarah yang duduk di sebelah Niki sontak kaget. "Hah? Haram?" Gumam Zarah dalam hati.
"Loh kok haram Pak? Trus kalau pengen kenal calon suami lebih dalam bagaimana Pak?" Lanjut Niki tak menerima.
"Dengan cara ta'aruf" Jawab Pak Hamid.
"Ta'aruf itu apa Pak?" Niki penasaran.
"Ta'aruf proses pengenalan yang sudah mempunyai komitmen pasti menuju pernikahan. Waktunyapun tidak lama cukup 1 sampai 3 bulan saja. Tidak seperti pacaran yang hanya coba-coba." Pak Hamid menghela nafas.
"Dan belum tentu pacarmu sekarang itu jodohmu kelak." Sambung Pak Hamid.
Niki hanya mengangguk, entah dia mengerti atau tidak. Yang jelas Zarah yang duduk di samping Niki terlihat syok.
"Sudah tidak ada pertanyaan?" Tanya Pak Hamid bersiap keluar kelas.
"Iya Pak."
Pak Hamid keluar dengan menenteng buku di tangan kanannya. Zarah yang sedari tadi tercengang, kaget dengan pejelasan Pak Hamid mengenai pacaran terdiam kaku.
"Ya Alloh, jadi selama ini saya telah melakukan kemaksiatan? saya telah melanggar laranganMu?." Zarah tertunduk menahan air mata.
Tanpa fikir panjang, Zarah segera mengambil handphonenya dan mulai mengetik sebuah sms dan mengirimkannya ke kekasih tak halalnya Dani.
"Kita ketemu sebentar yaa. Ada yang mau saya omongin." sms Zarah.
"Oke.. kayaknya penting. Masalah apa?"
"Nanti dibicarakan." Balas Zarah.
***
Angin berhembus dengan lembut di taman, tempat Zarah menunggu Dani. Dia berdiri sekali-kali menengok ke samping. Hatinya tak tenang, dia ingin segera mengatakan apa yang harus dia katakan kepada Dani.
"Zarah.." Sapa Dani mengagetkan Zarah.
Dengan kaget Zarah menoleh ke samping. Zarah dan Dani berhadapan. Zarah menunduk tak mau menatap Dani.
"Ada apa Ra?" Tanya Dani penasaran. "Kok nunduk?".
"A.. Aku mau putus!!!" Seru Zarah mengangkat wajahnya.
"Apa putus? Kenapa?!" Dani tak terima.
"Hubungan kita ini adalah maksiat, hubungan ini haram. Alloh tak meridhoinya." Zarah meninggikan suaranya.
"Siapa yang mengatakan kalau hubungan kita ini haram. Hubungan ini hal yang lumrah." Dani ikut meninggikan suara. "Banyak kok orang yang menjalani hubungan seperti kita ini." Sambung Dani tak mau kalah.
"Guru agama saya yang menjelaskannya tadi di sekolah. Dia menjelaskan tentang haramnya pacaran." Zarah kembali merendahkan suaranya.
"Dan ingat, tidak berarti yang banyak itu benar.""Apa? Gurumu? Itu cuma pendapat dia aja. Nggak usah didengerin Ra." Bujuk Dani
"Ini bukan pendapat guruku saja. Dia menjelaskan dengan dalil di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman "Janganlah mendekati Zina.." Dan hubungan ini adalah jalan untuk mendekati zina." Zarah kembali tertunduk.
Mereka berdua terdiam. Angin menghantam wajah Zarah yang sedari tadi tak tampak senyuman di wajahnya. Sedangkan Dani kelihatan gelisah, kesal dan marah dengan keputusan Zarah.
"Ra, saya tidak mau putus." Dani mendekati Zarah.
"Kau bujuk saya dengan cara apapun, saya tetap ingin putus." Zarah menjauh dari Dani.
"Saya tidak mau terjerumus dalam kemaksiatan ini. Dosa saya sudah banyak. Saya tak mau menambahnya dengan menjalani hubungan ini." Sambung Zarah.
Zarah tetap pada pendiriannya, ingin putus dari Dani. Tapi, Dani masih belum bisa menerima.
"Kamu berubah, Ra." Kata Dani memandang Zarah.
"Iya saya memang berubah. Saya berubah karna Allah. Saya mengakhiri hubungan ini karna Allah. Bukan karna guruku, tapi karna Allah.
Kemudian Zarah berlari meninggalkan Dani. Tapi Dani mengejar Zarah dan berusaha menarik tangan Zarah.
"Kupilih Dia bukan kamu." Zarah menghempaskan tangan Dani.
Dani terdiam, tak mampu berkata apa-apa lagi. Wajahnya murung tanpa senyuman. Ucapan Zarah yang terakhir membuatnya bungkam seribu bahasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hidayah Menyapa
EspiritualKetika Hidayah Menyapa, bercerita tentang seorang gadis remaja yang masih mencari jari dirinya, mencari kebenaran menjalankan syari'at Allah. Bercerita tentang putar balik kehidupannya setelah mengenal Islam lebih dalam. Tentang kisah hijrahnya menu...