Bab 01

5.4K 389 64
                                    

Jangan terlalu memedulikan orang

yang

tidak baik terhadapmu....

karena di dunia ini,

tidak ada satupun manusia yang

berkewajiban

berbuat baik terhadap siapapun.

|
|
|

Tahun 1988.
London—Inggris.
Ladang gandum, tepi kota.


Neo Arguandral, bocah berusia kurang dari delapan tahun itu terus berlari melewati ladang gandum yang sudah tinggi. Dengan senyum yang tak henti mengembang pada wajah yang dipenuhi debu, tak sedikit pun dia melambatkan laju lari agar segera sampai ke tempat yang dia sebut sebagai rumah.

Dengan sepasang tangan memeluk sebuah kantong makanan berwarna coklat tua yang dia dapatkan sebagai upah bekerja pada Uncle Bob hari ini, wajah Neo tak hentinya mengembangkan seulas senyum yang seolah mengatakan kalau dia sangat bahagia. Meski sebenarnya tubuh mungilnya sudah sangat lelah, tapi dengan makanan sebanyak itu yang akan dia nikmati dengan keluarga kecilnya, Neo seolah tidak peduli.

Sambil berlari mewati ladang gandum yang jauh lebih tinggi dari tubuh mungil itu, Neo–bocah dengan tatapan hangat dihias iris zamrud-nya yang indah itu–sesekali menyibak tanaman-tanaman gandum yang menhalangi untuk membuat jalan. Meski sangat merepotkan dan terkesan seperti berjalan di tengah labirin dengan tinggi Neo yang hanya 150 sentimeter, tapi Neo tidak ingin pernah mengambil rute lain karena yang dia tahu itu adalah rute terdekat menuju ke rumahnya.

Perlahan .. sinar mentari mulai menghilang, menyisakan siluet yang membentuk bayangan ilalang, tapi hal tersebut sama sekali tidak mengganggu Neo, karena hampir setiap hari dia melewati jalanan yang sama jadi dia cukup hafal harus pergi ke mana. Karenanya dia tidak mungkin tersesat di tengah ladang gandum yang sudah seperti taman bermain baginya.

Sehelai kaus dan jaket lusuh berwarna pudar adalah satu-satunya benda yang dimiliki Neo untuk melindunginya dari terik matahari siang dan akan menghangatkannya juga saat malam yang dingin datang.

Tapi benda itu terlihat lebih kotor dari biasanya setelah seharian berjibaku dengan debu dan ilalang kering yang membuatnya gatal.

Bagi Neo itu bukan masalah ... dia masih bisa mencucinya sebelum tidur dan mengenakannya lagi esok hari. Hal yang selalu dia lakukan jika dia ingin pakaian berharganya terlihat bersih sesekali. Karena apa yang dipakainya sekarang adalah satu-satunya yang dia miliki.

Neo terus memeluk erat bungkusan yang dia dapatkan dari Uncle Bob, dia tidak ingin satu pun dari isi dalam bungkusan itu jatuh atau hilang. Susah payah dia mengumpulkan makanan itu, tidak mungkin dia menghilangkannya begitu saja. Karena kalau makanan itu hilang, keluarganya tidak akan bisa makan malam ini dan harus menahan lapar hingga esok pagi.

Tidak adil memang, mengingat dia adalah seorang bocah kecil dan hanya dibayar beberapa potong roti untuk kerja kerasnya selama satu hari penuh. Padahal seharusnya anak seusia Neo lebih sibuk bermain dan menghabiskan masa kecilnya berkutat dengan buku pelajaran dan tugas sekolah, tapi ... tidak bagi bocah ini.

Di usianya yang seperti itu Neo sudah harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri juga untuk hidup keluarganya. Tapi bukan berarti Uncle Bob benar-benar mengizinkan Neo untuk bekerja ditempatnya mengingat berapa usia anak itu sekarang.

Egoist✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang