Bab 03

2.1K 234 36
                                    

Pria ini menceburkan dirinya ke dalam air jernih setelah dia melepas sepatu tanpa melepaskan sehalaipun pakaian yang melekat di tubuhnya.

Tak ada pemandangan lain di sana kecuali marmer putih yang berubah bening terkena pantulan air oleh matahari.

Meski matahari sedang berada pada titik tertingginya di atas sana, tetap saja teriknya tidak sedikit pun menghalangi keinginan pria itu untuk berenang.

Sementara teriknya siang yang mengganggu di atas sana, di dalam air malah terasa sangat sejuk menyentuh kulit, membuatnya ingin menenggelamkan diri sedalam yang dia bisa untuk menyembunyikan diri.

Kaki dan tubuh pria ini bergerak luwes, membawa dia masuk terus hingga ke dasar hingga menyentuh marmer di dasar sana, membuatnya terdiam seolah enggan melakukan apapun selain itu. Dia bahkan membiarkan tubuhnya terombang-ambing oleh beriak air yang dia buat di awal.

Di dasar kolam itu pula iris zamrud indahnya dapat melihat dengan jelas awan di atas sana, beriring membentuk seperti gumpalan kapas lembut yang bergerak sangat pelan.

Perlahan, dia membuka sedikit mulutnya, membiarkan gelembung udara ke luar perlahan dari dalam sana. Dia tahu paru-parunya sudah tidak kuat bertahan lebih lama lagi, tapi dia tetap ada di sana. Membiarkan dirinya terselimuti oleh air.

Dia lalu mengangkat sebelah tangannya dalam kehampaan. Meregangkan jemarinya, berharap bisa menggapai gumpalan kapas itu. Tapi tidak bisa, sama hal-nya dengan waktu, sesuatu yang tidak dapat dia putar untuk kembali dia raih dalam genggamannya.

Sesuatu yang sudah lenyap bersama gumpalan lain yang sering dia sebut sebagai kenangan.

Mengalir seperti air, namun tak bisa ia rasakan kesejukan setiap kenangan itu menyeruak ke dalam ingatannya.

Asyik berada di dasar kolam, dia melihat seseorang berjalan di bibir kolam seperti sedang berteriak memanggil sesuatu.

Dia mengenal orang itu, tapi memilih untuk tidak memedulikannya. Dia masih ingin berada di dasar sana dan membiarkan tubuhnya berada di dalam air selama yang dia inginkan. Tapi tidak dengan orang di atas sana.

Sadar kalau orang yang sedang dicarinya berada di dasar kolam, tanpa pikir panjang orang itu segera menceburkan diri ke dalam air dan menyelam hingga ke dasar. Menarik tangan pria yang lebih dulu ada di dalam sana untuk naik ke permukaan bersamanya.

"Fuah!" keduanya mengambil napas bersamaan setelah mereka mencapai permukaan.

"Anda ini sedang apa?" bentak lelaki itu sesaat setelah membawa naik pria yang dia cari sejak tadi.

Namanya Ash. Pemuda berparas tampan itu bicara sambil memelotot ke arah pria tadi. Ash sangat kesal pada orang yang ada di hadapannya sekarang ini. Seharusnya setengah jam yang lalu mereka ada rapat dan mereka juga harus pergi menemui klien lain setelahnya. Tapi orang yang dia butuhkan untuk menyelesaikan schedul hari ini malah tidak ada. Melarikan diri entah ke mana, dan sekarang ... dia malah menemukan orang yang dia cari sedang berendam di dasar kolam menggunakan pakaian lengkap.

"Berenang, apa lagi?" jawab pria itu tenang, meski sekarang paru-parunya sedang memompa lebih banyak udara untuk membuat jantungnya stabil.

"Berenang? Bisa-bisanya anda berenang saat kontrak yang harusnya kita tanda-tangani hilang begitu saja!" Suara Ash si pria dengan warna rambut hitam legam itu keras terdengar.

Tak ada jawaban. Pria ini hanya melirik dengan manik zamrud indahnya ke arah Ash dan kembali berenang menjauh. Membiarkan dirinya kembali mengapung di atas air. Menyebalkan. Ash bukan tidak tahu kenapa pria ini bisa seperti itu, tapi dia terus mencoba bersabar untuk kelakuan buruk pria beriris zamrud di hadapannya tersebut.

Egoist✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang