Bab 02

2.2K 250 34
                                    

Keluarga hanyalah ikatan satu kali.

karena di kehidupan selanjutnya apakah saling mencitai 

atau tidak tetap tidak akan bertemu lagi.

|
|
|


Tahun 1988.
London—Inggris.
Rumah di
ladang gandum, tepi kota.



Winna menyisir rambut Raya perlahan. Jemari lentik gadis berparas cantik itu terlihat sangat apik memperlakukan rambut ikal milik gadis yang paling kecil di antara mereka tersebut. Apalagi rambut Raya adalah yang paling susah diatur di antara rambut Winna maupun April, berbeda dengan Dere yang meskipun tidak perlu disisir, rambut itu akan tetap terlihat indah seolah tidak terpengaruh angin atau apapun.

Menggunakan sisir yang giginya sudah patah di banyak bagian, Winna tetap saja apik menyisir rambut itu penuh perhatian, sementara Raya asyik bermain dengan boneka lusuh yang dia miliki. Boneka itu ditemukan Hetshin saat sedang membuang sampah dari gudang Uncle Bob—si pria tua yang selalu baik memberikan anak-anak itu pekerjaan untuk sekedar mendapatkan makan setiap hari.

Meski sudah lusuh dan nyaris tidak berbentuk, serta kotor dan penuh debu. Hetshin merasa kalau benda itu masih layak digunakan setelah dibersihkan, akhirnya setelah Hetshin meminta izin pada Uncle Bob untuk mengambil benda itu agar bisa dia berikan pada Raya dan sampai saat ini Raya sangat menyayangi boneka yang dia dapatkan dari Hetshin tersebut.

"Dere," panggil Raya pada gadis yang duduk tepat di depannya, memandang hampa pada dunia, "apakah hari ini Neo juga pergi bekerja?" lanjutnya di sela Winna menyisir rambutnya.

"Iya, mereka pergi bekerja untuk mencari makanan untuk kita." Jawab Dere dengan sangat lembut dan senyum yang tersungging indah.

"Apa Hetshin juga ikut bersama Neo?" tanya Raya lagi dengan suara khas anak-anak miliknya.

"Allan, Neo dan Hetshin sudah pergi sejak pagi-pagi sekali," Winna menjawab sambil terus menyisir rambut keriting Raya yang agak sulit diatur. Meski sesekali bocah itu mengaduh karena perih rambutnya tertarik bebrapa, Winna tetap saja ttidak berhenti.

"Nanti, kalau Raya juga sudah besar mau ikut membantu Neo bekerja biar bisa dapat makanan dan uang yang banyak."

"Kalau begitu Raya harus banyak belajar agar pintar agar nanti bisa dapat pekerjaan lebih baik daripada Neo." Raya tersenyum mendengar penuturan Winna. Dia benar-benar tidak sabar menunggu saat di mana dia jadi dewasa dan bisa membantu keluarganya memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Sementara Raya berangan menjadi dewasa lebih cepat. Hetshin, Allan, Ben dan Neo sedang sibuk mengangkut ilalang dan batang-batang jagung kering yang sudah tidak terpakai, mengumpulkannya dalam satu gundukan besar agar bisa mereka bakar setelah semuanya selesai.

"Kau kenapa?" tanya Ben saat melihat wajah Hetshin yang semakin pucat. Tapi Hetshin hanya menggeleng.

"Kau yakin?" Ben tidak percaya, "sebaiknya kau pulang dan beristirahat, biar aku yang bilang pada Uncle Bob, sepertinya demammu belum benar-benar sembuh?"

Sementara dua anak itu mengobrolkan kesehatan Hetshin, Neo yang sedang sibuk menarik batang-batang pohon jagung kering ke gundukan yang sudah dia buat sebelumnya. Penasaran dengan kedua anak yang berdiri di tengah kegiatan mereka yang belum selesai, akhirnya Neo meninggalkan sejenak pekerjaannya dan mendekati mereka khawatir.

Egoist✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang