"KYAA!" pekiknya refleks. Ia menoleh. Bobby?
Lelaki itu tahu tahu sudah berada didekatnya. Buku-buku yang Bella dekap sedari tadi sampai berhamburan jatuh ke lantai. Untuk beberapa saat Bella gagu tak bisa berkata apa-apa. Kakinya langsung terasa kesemutan begitu melihat sorot tajam mata Bobby yang seakan akan ingin menembus matanya.
"Bobby apa yang kau lakukan?" Bella cepat menarik tangannya dari genggaman Bobby yang kuat.
Bella cepat membungkuk untuk mengambil buku-bukunya yang berserakan di lantai. Ia tidak kuat menatap Bobby lama-lama. Sorotan tajam dari mata Bobby kali ini cukup membuat dadanya serasa mau meledak. Tiba-tiba saja Bobby ikut membungkuk dan membantu Bella memunguti buku-bukunya.
"Tidak usah tidak perlu!" Ujar Bella ketus sambil menepis tangan Bobby kasar.
"Udah lama berdiri disana, princess?"
Khusus kali ini Bella lebih memilih diam saja daripada menjawab pertanyaan yang lebih sulit dari soal matematika itu. Terserah kau mau memasang muka yang seperti apa sedingin apapun aku tak perduli yang penting aku tetap diam!
"Tidak. Baru saja. Lagipula that's not your bussiness. Aku berdiri disana bukan untuk memperhatikanmu!" ucapan itu mangalir begitu saja dari mulut Bella. What the? Apa yang baru saja ku lakukan? Bella you're soo damn stupid!
Bobby hanya tersenyum. Senyum seperti biasa. Senyum yang mampu membuat ribuan wanita di sekolah meleleh karenanya. Namun tidak bagi Bella.
"Bohong dosa lo princess" ujar Bobby tanpa dosa.
JGER! Kali ini Bella tercekik mendengar untaian kata singkat itu. Tetapi di dalam itu, keningnya kontan keriting.
"Tingkat kepercayaan dirimu terlalu tinggi Bobby!"
Lagi-lagi, Bobby hanya tersenyum tipis. Bukan senyum tipis. Tapi senyum meremehkan. Itu kesan yang Bella dapatkan.
"Bobby dengarkan! Aku tahu kita tidak pernah akur. Tapi khusus kali ini. Oh tidak mulai detik ini aku tidak ingin berurusan lagi dengan bocah tengil sepertimu! Dan aku hanya ingin pergi dari sini. Jadi anggap saja kita tak pernah bertengkar seperti dulu!"
Entah mengapa emosi Bella memuncak seketika. Kesabarannya telah habis. Tiba-tiba saja Bobby mendekatkan wajahnya ke Bella.
"Tidak semua hal tentangku kau harus ketahui Princess." Ujarnya dingin. Bella dapat merasakan perubahan suara pada Bobby. Alis Bella bertaut.
"Aku juga tak berniat ataupun sedikitpun ingin mengetahui semua tentangmu Bobby. Yang aku ingin hanya berhenti bertengkar denganmu dan jauh darimu!" suara Bella bergetar. Ia benar benar tidak mengerti dengan makhluk tampan di depannya ini.
"Ada satu hal yang harus kau ketahui princess. Segala sesuatu atau masalah yang menimpamu adalah masalahku juga" ucap Bobby sambil menyelipkan beberapa anak rambut kebelakang telinga Bella lalu pergi begitu saja dengan kedua tangan didalam saku celananya. Meninggalkan Bella yang belum seratus persen menyerap perkataan Bobby.
*
Suasana kelas Bella cukup ramai kali ini mengingat pak Agam guru bahasa indonesia tidak dapat mengajar karena ada rapat yang harus Ia hadiri. Bella mendengus kesal dan menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangannya."Umm Bell's" ujar Melody yang kini entah bagaimana sudah berdiri di sebelahnya. Bella hana mendongakkan kepalanya.
"Kantin?" Ucap Melody lagi.
Bella hanya mengangguk sambil berdiri dan mengekor di belakang Melody.
Seperti biasa, keadaan kantin masih sepi. Hanya ada Aries dan gerombolannya di bangku paling ujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF PRINCE
RandomBella : " Pendapat tentang Bobby? Troublemaker. Sucks. Hate him of course . Dan aku Christabella Evelyn Pradita berjanji tak akan mau dan tak kan pernah mau mengibarkan bendera putih kepadanya. Bobby : "Pendapat tentang Bella? Just a ordinary girl...