WARNING TYPO EVERYWHERE!!!
---
Sepulang sekolah Bella menyusuri koridor sekolah yang telah sepi dan menuju ke parkiran. Namun langkahnya terhenti ketika ia melewati lapangan basket. Ia mengurungkan niatnya untuk pulang dan menghampiri bangku penonton.
"Bella belum pulang?" Tanya Gisel temannya dari kelas 11 IPA 4. Bella dan Gisel berteman sejak smp dan sempat satu kelas ketika mereka berada di kelas 10.
"Not yet. aku tak akan melewatkan kesempatan ini"
"your prince huh? Ku kira kau sudah berhenti?"
Bella hanya tersenyum.
Yaps. Ia merelakan waktu berharganya untuk bersantai dirumah demi menonton latihan Basket. Bukan tanpa sebab. Ketua tim basket KISA inilah yang membuatnya begini. Siapa lagi jika bukan Aries? Dan Bella tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia ingin melakukan pendekatan kepada Aries.
Seperti dugaannya, sebuah bola menggelinding dan berhenti tepat di depan sneakers wedges yang menutupi kakinya.
Bella membungkuk untuk mengambil bola tersebut.
"Woyy bolanya!" Teriak Aries dari tengah lapangan. Bella terdiam tak bergerak dari tempatnya semula. Ia menunggu Aries menghampirinya. Dan benar saja. Dengan setengah berlari, Aries menghampiri Bella.
"Nih bolanya" Bella menyodorkan benda bulat tersebut sambil tersenyum.
"Thank's umm..."
"Bella"
"Thank's Bella" Ucap Aries sambil berlalu meninggalkan Bella.
Bella melirik jam tangan Daniel Wellington yang melingkar apik di lengannya. Ia lalu menyambar tasnya, melambai kepada Gisel lalu melangkah pergi.
Ia menyusuri lorong yang terlihat sudah amat sepi karena bel telah berbunyi beberapa jam yang lalu. Ia berjalan sambil memainkan benda persegi panjangnya.
Langkahnya terhenti ketika ia mendekati jejeran loker di depan kelas yang sepertinya kelas 10. Ia mendengar suara tawa yang menggema mengingat lorong ini sangat sepi.
Ketika melewati jejeran loker tersebut Bella melipat tangannya didepan dada. Menatap dua insan tuhan dengan posisi saling berhadapan yang sedang berpagutan sambil bertukar saliva. Sedangkan tangan lelakinya sibuk mengeksplorasi dua buah daging kenyal yang berada di dada itu. Hal yang menjijikan menurutnya mengingat ini masih dalam lingkungan sekolah. Apa mereka tidak takut ketahuan guru yang sedang piket lalu melaporkan mereka kepada guru bp?.
"Prince Bobby Axelio. Tidak kah kau tahu ini masih dalam ruang lingkup sekolah? Dan jika guru piket menangkap basah kau maka hukuman mu tidak akan pernah berakhir"
Bobby memutar tubuhnya 180° dan menatap Bella lekat. Gadis yang bersamanya entah bagaimana sudah tidak berada di belakangnya.
"Well..well ternyata selain trouble maker dan juga playboy ternyata kau juga seorangㅡ"
Bobby meraih tengkuk Bella, wajah mereka kini amat sangat dekat. Terlihat kedua hidung mancung mereka bertemu kini.
"Bobby apa yangㅡ"
Belum sempat Bella menyelesaikan kata-katanya Bella merasakan ada benda kenyal dan lembab menyentuh bibirnya. Awalnya hanya kecupan biasa namun lama kelamaan kecupan tersebut berubah menjadi lumatan yang semakin laman semakin dalam. Mereka berciuman.
Tunggu dulu? Apa kalian bilang ? Berciuman? Oh no somebody kill me right now!
Dengan cepat Bella melepaskan pagutan tersebut ia menatap Bobby tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OF PRINCE
De TodoBella : " Pendapat tentang Bobby? Troublemaker. Sucks. Hate him of course . Dan aku Christabella Evelyn Pradita berjanji tak akan mau dan tak kan pernah mau mengibarkan bendera putih kepadanya. Bobby : "Pendapat tentang Bella? Just a ordinary girl...