Part 1

45.1K 439 5
                                    

Emily sedang memperhatikan ibunya yang sedang membereskan pakaian dan barang-barang. Emily terus saja menggerutu dan mengerucutkan bibir mungilnya karena akan ditinggal oleh ibunya.

"Mom, kenapa harus pergi selama itu sih?"

"Ayo lah, Em. Kita sudah membicarakan ini berulang kali okey. Sayang, mommy benar-benar harus pergi." ucap Eliza berulang kali menjelaskan kepada putrinya.

"Tapi kenapa harus sampai sepuluh bulan? Kalau gitu aku ikut mommy aja." ucap Emily yang masih merajuk pada ibunya itu.

Eliza mau tidak mau menghentikan kegiatannya dan menghadap putrinya, "Oh, ayolah Em, ini tidak akan lama sayang. Mommy tidak mungkin membawamu ikut, sebentar lagi perkuliahanmu akan mulai kan? Mommy janji akan selalu memberikan kamu kabar." ucap Eliza sambil mengusap dengan lembut kepala anaknya itu.

"Lalu bagaimana dengan nasib ku, mom?"

"Ya, seperti yang mommy pernah katakan sayang, kamu bisa tinggal bersama kakakmu dulu. Mommy juga tidak bisa meninggalkanmu sendiri." ucap Eliza sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Tapi mom, aku bahkan tidak tau Cole tinggal dimana, dan seperti apa rumah miliknya?" ucap Emily masih merasa kesal.

"Mommy akan meminta Cole menjemputmu disini sayang. Mommy yakin kalian pasti bisa hidup bersama dengan baik."

Emily memutar kedua bola mata indahnya, "Oh, ayolah mom aku dan Cole lebih sering bertengkar."

"Itukan dulu waktu kalian masih kecil sayang. Pokoknya kamu akan tinggal dengan Cole selama mommy tidak ada."

"Tapi aku sudah lama tidak bertemu dengannya, mom. Memang mommy sudah bilang ke Cole kalau aku akan tinggal dengannya?"

"Mommy sudah belang pada Cole, sayang dan dia terdengar senang mengetahui kalau adiknya akan tinggal dengannya."

"Kalau engga aku ajuin lagi saranku waktu itu mom, aku bisa tinggal dirumah Sarah, mom. Aku juga sudah cerita semuanya dan Sarah mengijinkan aku tinggal dirumahnya kok."

"Engga Emily, kamu masih punya keluarga kenapa harus merepoti orang lain sih. Pooknya keputusan mommy sudah bulat, kamu akan tinggal dengan Cole."

Emily benar-benar merasa kesal dengan tindakan ibunya itu. Eliza ditugaskan keluar negeri oleh atasannya untuk mengontrol perusahaannya diluar negeri selama sepuluh bulan. Dan yang lebih membuat Emily merasa kesal bahwa ia harus tinggal bersama Cole kakak laki-lakinya. Bukannya Emily tidak suka dengan kakaknya itu, namun Cole dikenal sebagai orang yang sangat jahil. Karena Emily orangnya mudah dijahili membuat Cole suka sekali menjahili adiknya itu sampai membuat Emily kesal.

Sewaktu Cole memutuskan untuk tinggal sendiri Emily merasa sangat senang karena tidak ada yang akan menjahilinya, walaupun terkadang Emily masih suka merindukan kakaknya itu. Namun sesekali Cole akan datang kerumah mereka untuk sekedar bertemu dengan ibu dan Emily. Namun bagaimanapun juga Emily sangat menyayangi Cole begitu juga sebaliknya.

****************************

Emily sedang mengurus persiapannya untuk kembali berkuliah setelah mendapatkan libur panjang. Emily merupakan gadis mungil, cantik, dan ceria. Emily merupakan mahasiswi semester tiga, dan ia juga dikenal sebagai mahasisiwi yang berprestasi. Emily memiliki kulit yang putih bersih, ia memiliki bola mata berwarna abu-abu dan rambut coklat terang panjang dan bergelombang. Mata indahnya dibingkai dengan bulu mata yang lentik dan indah.

"EMI...." teriak Sarah. Sarah merupakan sahabat Emily semenjak awal mereka berkuliah.

"Sarah..." sahut Emily.

"Bagaimana, siap untuk berkuliah lagi?" tanya Sarah bersemangat.

"Ya begitulah." ucap Emily malas-malasan.

"Hey, kamu kenapa, Em?" tanya Sarah yang melihat sahabatnya yang sedang tidak bersemangat.

"Mommy jadi meninggalkanku." ucap Emily, sebelumnya ia sudah menceritakan semuanya kepada Sarah.

"Jadi mommy mu jadi pergi?? Dan kamu akan tinggal dengan kakakmu?"

"Ya mommy jadi pergi, dan ya aku harus tinggal dengan kakakku Cole."

"Kamu gak bilang tentang rencanamu yang ingin tinggal dirumahku sementara waktu?" Emily sebenarnya sudah memiliki rencana untuk tinggal dengan Sarah bila ibunya itu harus pergi juga.

"Aku sudah bilang Sarah, tapi mommy tidak mengijinkan. Lagian mommy sudah bilang pada Cole, dan Cole sudah meng-iya kannnya." ucap Emily sambil mengangkat kedua bahunya.

"Hem, mungkin itu yang terbaik untuk mu Emily. Lagian bukannya itu sangat menyenangkan kalau kamu tinggal dengan kakakmu?"

"Sarah, bahkan aku sudah sekitar enam bulan ini tidak bertemu dengan Cole karena ia sedang sibuk, dan sekarang aku harus tinggal bersama dengannya." ucap Emily yang masih berjalan dengan Sarah disepanjang lorong kampus mereka.

"Memangnya kakakmu itu sudah kerja?" 

"Ya dia sudah bekerja."

Sarah mengangguk-anggukan kepalanya, "Ayolah Emily kamu harus semangat, semuanya pasti akan menyenangkan." ucap Sarah memberikan semangat kepada sahabatnya itu.

'ya semoga semua akan menyenangkan dan berjalan dengan baik' ucap Emily dalam hati sambil tersenyum pada Sarah

#################################################

Akhirnya akan cerita baru ya di PerfectIPB 'Agreement and Punishment' cerita ini akan aku selipkan pada sata-saat update cerita 'Destiny Hero' ya. Karena kedepannya cerita yang akan diutamakan untuk di update adalah 'Destiny Hero' :)

Jangan lupa vote dan commentnnya ^_^

Agreement and PunishmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang