TWO

39 4 2
                                    

Tika POV

Aku memasuki Cafe yang cukup ramai sambil celingukan mencari laki-laki itu. Mataku terhenti saat melihat seorang laki-laki melambaikan tangannya. Aku berjalan ke arahnya dengan wajah datar lalu duduk di kursi di depannya.

"Lo telat 1 menit" Katanya membuatku memutar bola mataku lalu mengambil beberapa buku yang kubawa di tasku

"Lo gak pesen apa gitu?"Tanyanya. Aku hanya terdiam sambil membaca-baca buku yang kubawa lalu memberi tanda poin-poin penting materi itu.Kudengar dia menghembuskan nafas lalu memanggil waiters di cafe ini.

"Mbak, saya pesan spagethi dan cappucino 1" Pesannya. Waiters itu akhirnya berlalu pergi dari mejaku dan Gio. Aku masih menandai poin-poin penting di buku-buku itu. Tak lama waiters tadi datang sambil membawa pesanan Gio.

"Thanks mbak"

Tiba-tiba buku yang sedang kubaca ditarik. Refleks, aku mengangkat kepalaku. Aku melihat Gio menaruh pesanannya tadi di depanku. Aku hanya menaikkan satu alisku tanda tak mengerti

"Lo makan aja dulu. Gue bakal ngetik poin-poin yang udah lo tandai"Kata Gio sambil mengambil laptopnya dari tasnya. Aku hanya terdiam menatap makanan di hadapanku. Sebenarnya aku lapar tapi aku menahannya karena aku hanya tak mau di cap sebagai cewe rakus

"Gue gak laper"Kataku cuek lalu mengambil buku lain dan memberi tanda di poin-poin penting.Gio menatapku kesal.Namun,tiba-tiba perutku berbunyi hingga terdengar oleh Gio. Gio menyeringai membuatku bulu kudukku tiba-tiba berdiri.

"Jangan nolak.Gue tau lo laper. Jadi mendingan lo makan aja.Gak ada penolakan" Kata Gio dengan tegas. Aku menatapnya kesal lalu memakan spagethi yang tadi dipesan Gio.
Setelah selesai aku meminum sedikit Cappucino itu.Tiba-tiba ponselku berdering menandakan ada panggilan masuk.

Mom's calling

Aku menekan tanda hijau di ponselku lalu menempelkan ponsel itu di telingaku.

"Hallo"
"Hallo Tik"
"Ada apa Mom?"
"Kau ada dimana? Hari ini ibu ada makan malam bersama klien.Mom sudah berjanji untuk mengajakmu malam ini. Bisakah kau pulang sekarang?"
"Baiklah Mom.Aku akan pulang 10 menit lagi"
"Baiklah.. Bye"

TUT..

Aku menyimpan ponselku di tasku lalu menatap Gio yang sudah merapikan barang-barangnya

"Gue harus pulang. Kita lanjutin besok aja"Kata Gio. Aku hanya mengangguk lalu memasukkan barang-barangku.

"Lo pulang sendiri?" Aku hanya mengangguk lalu beranjak pergi

"Gue anter. Gak ada penolakan. Lagi hujan deres banget" Aku melihat ke arah luar. Dan benar saja hujan di luar sangat deras. Sekali lagi aku mengangguk.

Gio POV

Aku menghidupkan penghangat di dalam mobilku lalu mulai melajukan mobilku di tengah derasnya hujan dengan kecepatan maksimal.

"Pelan-pelan"Lirih seseorang. Aku refleks menoleh ke arah Tika yang berwajah tegang. Wajahnya pucat pasi.Aku menghentikan mobilku lalu menatap Tika

"Lo kenapa?" Tanyaku. Aku membelalakkan mataku saat melihat air mata mengalir dari dua matanya.

"Eh..eh lo kenapa?Kok lo nangis?" Tanyaku panik. Namun, Tika tetap menangis bahkan sekarang terisak kecil.

"Jangan na--" Aku terdiam saat Tika menubrukkan tubuhnya ke tubuhku.
"Ngis"Aku merasa punggungku basah karena air mata Tika

"Aku takut.." Lirihnya bahkan menyerupai bisikan sambil memeluk bahuku erat.Aku menepuk punggungnya.

"Tolong pelan-pelan" Bisiknya. Bisa kurasakan nafasnya mulai teratur. Aku yakin dia sudah tertidur. Aku menyenderkan tubuhnya di jok sebelahku. Aku mengambil selimut di jok belakang lalu menutupi tubuhnya.
Aku masih memikirkan kejadian barusan sambil melajukan mobilku

Kenapa Tika tiba-tiba nangis?
Kayaknya Tika takut banget
Apa yang bikin dia takut kayak gitu?
Dan kenapa..
Jantung gue berdebar-debar ?

Terlalu banyak 'kenapa' di otakku dan sayangnya pertanyaan itu hanya bisa menjadi pertanyaan untuk saat ini.

Ya untuk saat ini

Hello..
Oke gue bener-bener kecewa banget sama kalian para dark readers yang gak mau ngehargain usaha gue buat ngetik cerita.Seenggaknya tinggalkan jejak dengan vote.
Gue minta pengertian kalian ya guys kalo nulis itu susah..

Just With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang