SOSIS

54 0 0
                                        

Berpikir keras membuat alvin termenung.Teman barunya pun hanya berkutat pada kacang.Gubuk tua di tengah-tengah kota yang bising.Susana kian mencengkam.Petir pun mulai melengking.Seperti bel pulang sekolah yang selalu berdentang."Kau...Nama elu siapa?",ucap teman baru alvin.Di sodorkan tangan nya yang basah karena hujan."Gue Alvin,elu?",tanya Alvin."Tidak tau....",katanya.

Hujan sedari tadi kian lebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan sedari tadi kian lebat.Tak sadar tubuh Alvin pun mulai merasa berat.Kepalanya sedari tadi diguncang hebat.Masih memikirkan masa-masa dimana ia pernah menjadi pemuas nafus om-om bejat.Yang hanya tahu tentang berdebat.Perdebatan yang hebat hanya sebait.

Gubuk tua ini sangat gelap.Sesak untu menarik napas karena pengap.Teman alvin yang tak tahu nama dirinya sendiri pun ikut pengap.Suasana kian senyap.Hanya ada suara air hujan yang terserap."Elu,dari mane?",kata Alvin membuka pembicaraan.Orang asing ini berpikir seperti orang yang penuh dengan kebodohan.Seperti halnya anak kecil yang suka makan manisan.

"Dari...Surabaya.",katanya parau."Buset! kok bisa kesasar disini elu?",kata Alvin semerawut.

Habis sudah tak da bahan untuk berungkap kata.Matahari masih menyelimuti dirinya.Tiba-tiba suara kemasan seperti terbuka.Apa kira-kira yang ada?Alvin tak melayani suara aneh yang berada.Sodoran tangan membuat matanya terbuka."Elu,mau?",kata Teman Alvin.

Sosis yang dipegangnya membuat Alvin menelan ludah.Perlahan ia meraih sosis merah."Terimakasih",kata Alvin.Temanya hanya tersenyum bahagia.Waktu pun menjadi resah.Perkenalan yang sangat aneh.Jujur Alvin tak kuat dengan susana yang aneh.

"Oii elu,masa elu kagak punya nama?",kata alvin

sosis masih dimakan nya.Orang asing itu tak berucap kata kata penting lainya.Hanya tertuju pada sosis yang ia emut dan dikeluarkan kembali.Apa yang ia pikirkan sedari tadi?Tak pernah dilahap atau dikunyah sosis yang bergambar sapi.

Sosis itu menjadi basah.Hanya air liur saja yang berada di sosis merah."Ih elu ini makan donk sosisnya!",Geram Alvin."Juga elu kagak punya nama?Aneh",timpal Alvin.

Sosis masih ia emut dengan nikmat.Tanpa sadar membuat halusinasi Alvin bangkit dari rasa nikmat.Andai bermain catur ia pasti selalu skakmat.Teringat saat menelan air kental itu yang rasanya pahit.Sama seperti hidupnya yang sepet.Tiba-tiba saja Temanya berkata,"Aneh...Orang-orang itu menyebutku aneh.",Ungkapnya."Mengapa?",penasaran Alvin mencuat.

Sosis kembali ia emut sambil memejamkan mata.Sudah banyak air liur yang menempel hingga terjatuh di sekitaran kayu yang patah.Alvin menatap tajam ke arah Temanya.

Sosis itu dibuangnya."Sudah selesai.Aku sudah kenyang",kata temanya."Heh?itu belum abis",kata Alvin terkejut."Sudah tidak ada rasa lagi.",kata temanya.

"Lalu,aku memiliki nama,nama ku Anton."

Sosis memang sangat nikmat dan membuat mu kenyang

Tapi,orang diluar sana tak tahu apa itu sosis.

Bagi "Mereka" sosis hanyalah pemuas nafsu

Tapi,apakah kita berdiam diri saja melihat hal ini?

Ada suatu lampiran yang aku temukan kala aku ketempat mereka.Salah satu nya ia menuliskan.

"Sosis itu kembali aku mainin

Tak sesedap yang kemarin-kemarin.

Manusia bodoh yang hanya mau dihisap

Tanpa upah yang terlalu berharap.


Sosis memang membuat ku merasa kenyang

Dapat meng isyaratkan sesuatu yang lain

Tinggal bagaimana cara kamu

Untuk mendefinisikan apa itu sosis"



Denpasar,Kamis 03 Maret 2016 Pukul 13:07 WITA 

Rumah Tersayang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA INI TENTANG...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang