Syeble Pearl Johnson POV.
Dari atas sini, aku bisa melihat daddy dan teman kencannya. Jika boleh aku jujur, aku tidak mau daddy berdekatan dengan wanita manapun. Tetapi aku tidak boleh egois, aku harus mementingkan kebahagiaan daddy. Meskipun aku tidak bahagia, dengan melihat melihat kemanjaan wanita-wanita yang dia bawa.
''Zac, aku ingin serius denganmu, apa kau juga begitu?'' Kata wanita yang namanya Cateline, dia wanita yang sangat munafik.
Apa kalian tahu? Saat daddy pergi ke toilet. Dia berkesimpulan bahwa aku memcintai daddy-ku sendiri, dia akan mengusirku dari rumah jika telah menikah dengan daddy, dan saat daddy kembali dia berbicara sangat halus padaku, seperti tidak terjadi apa-apa. Aku mengaku kesimpulanya benar aku mencintai daddy-ku sendiri, lain kata cinta seorang anak ke ayahnya tetapi seorang gadis ke prianya. Sungguh miris.
''Maaf Cate, aku ingin mendiskusinya dengan Peason dulu, kitakan hanya sebatas rekan kerja. Lagi pula aku masih ingin sendiri,cate.'' Kata daddy.
''Apa maksudmu? Bukanya tadi kau bilang Peason bukan anak kandungmu? Dan kau belum pernah menikah?? memangnya kau tidak ingin seseorang memperhatikanmu?'' Kata Cateline. Aku tau dia sudah menyukai daddy-ku. Dan jangan kalian berpikir daddy mempermainkanya.
Oh iya, kalian pasti bingung Peason itu siapa. Peason itu adalah nama panggilanku, yang diambil dalam setiap bagian namaku, namaku seperti nama pria, tetapi aku bukan gadis tomboy, aku rasa aku cukup dikatakan feminin.
''Kurasa kau tau maksudku. Meskipun Peason bukan anak kandungku, tetapi dia sudah kurawat dari kecil. Dan aku tidak memerlukan orang untuk memerhatikan hidupku. Karena bagiku ada Peason disisiku, itu sudah sangat-sangat berarti. Oh iya, bukanya kau mengatakan hanya ingin mengenal Peason saja, tidak lebih bukan? Dan kurasah kau boleh pergi, karena tiba-tiba aku merasa pusing'' Kata daddy.
''Terserah kau, dasar kaparat!'' Kata wanita itu, sambil berlalu pergi. Tetapi baru beberapa langkah dilaluinya, dia tiba-tiba berbalik dan mendekat pada daddy. Dan
PLAK!
Sebuah tamparan menenangkan hati yang daddy terima. Sungguh miris. ''APA YANG KAU LAKUKAN?!'' Teriak daddy marah, sangat-sangat marah.
''M-maaf Zac, aku tidak ber-'' daddy memotong perkataan Cateline. ''Persetan! Kau merusak imege ku sebagai lelaki! Apa kau tau kalau aku benci ditampar seorang wanita hah?! Itu seperti injakan harga diri, jikapun ada yang melakukannya itu adalah orang yang berharga dan karena aku berhak mendapatkannya. Lalu kau! Kau hanya sampah yang berserakan, yang ingin kupunggut'' Kata daddy.
Daddy seperti kerasukan jin jahat saat membentak Cateline, ralat bahkan lebih dari kata membentak, dan aku tau saat ini daddy sangat marah!
Lebih baik aku keluar menenangkan pikiranku, night club mungkin? Sudah sangat lama sekali aku tidak ke sana.
''Peason, kau mau kemana?'' Tanya daddy, tetapi aku tidak mengindahkan ucapanya. Biarlah hanya sekali saja. Maaf dad.
''Syeble Pearl Johnson! Diam ditempat atau kau akan menyesal!'' Kata daddy marah, sebenarnya aku takut. Tetapi aku lebih takut jika mendekat pada daddy. Sudahlah lupakan.
***
Sudah lama aku tidak datang kesini, ya meskipun umurku masih 17 th, tetapi jangan kira aku tidak pernah mersakan gelap - gelip ruangan ini dan beberapa kali merasakan segelas Cabernet Franc.
Saat terakhir aku datang ke sini sekitat 2 tahun yang lalu, lebih tepat saat umurku 15 th. Saat aku menyadari bahwa aku mencintai daddy-ku. Saat aku mulai menjauh dari daddy. Saat daddy mulai mengencani banyak wanita. Dan saat aku merasa sepih dan sedih karna jauh dari daddy.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy
RomanceIni bukan tentang lebih tua, seumuran, atau lebih muda. Ini tentang yang mengimbangkan hidup dan yang bisa berjalan beriringan. Yang memberi kenyamanan dihati, kenyamanan disisi dan kasih yang berlimpah. Tentang cinta, pengorbanan, kerelaan, juga ke...