Kabut kemarahan begitu mendominasi mata hijaunya yang sangat langkah itu. Tidak terpikir bagaimana dalamnya emosi Zac dari kemarin malam hingga sore ini.
Bagaimana dengan Peason? Dia berbeda hal dengan Zac yang emosi, dia bahkan terlalu takut memandang mata itu. Bahkan dia mencoba berbohong dengan berbagai macam hal dari semalam sepulang dari club untuk menghindar. Tetapi sia - sia dia tetap akan kena marah, seperti sore ini.
''D-dad, aku mengaku bahwa aku sudah sering pergi keclu-'
''Diam! Kau masih kecil Peason! Tak pantas untuk kau memasuki daerah ataupun yang berkaitan dengan yang namanya night club. Bahkan dengan seenak jidatnya dia memelukmu! BAGAIMANA JIKA TERJADI SESUATU PADAMU!'' Teriakan Zac memotong perkataan Peason, membuat Peason terpancing emosi.
''Aku sudah besar dad tidak seperti yang kau katakan! Dan aku percaya pada pria itu, yang dengan seenak jidatmu juga kau berpikir bahwa dia adalah pria jahat yang akan memintaku untuk memuaskan hasratnya dan pergi meninggalkan aku dengan beberapa lembar uang! Dia sangat berarti bagiku!''
''Ķau! Kau membelahnya! Kau jalang!'' Kata Zac dengan marah sembari mengangkat tangannya untuk menampar Peason. ''Tampar! Tampar jika kau puas, bahkan bunuh aku sekarang. Percuma kau mendidik dan menjaga jalang ini, TAMPAR DAD!'' Peason menantang Zac dengan mendekatkan pipi kirinya pada Zac.
PLAK
''Bagus sekali, dad! Thankyou for everything!''
''Peason, d-dad tidak ber-. Maaf ''
***
''Peason, dad tidak bermaksut menampar ataupun memakimu, dad hanya terbawah emosi. Percaya bahwa dad sangat sayang padamu, bahkan mencintaimu, everything for you''
Terlihat dari wajah khawatir yang sangat kentara pada Zac. Sudah sedari tadi dia mengetuk atau mencoba berbicara pada Peason tapi tetap hasilnya nihil, Peason tak menjawab sepata kata darinya, apa lagi langit mulai gelap pertanda malam akan segera tiba0 dan Peason belum keluar untuk makan malam. Sudah pastih Zac khawatir akan hal itu, Zac mengenal Peason dia bisa melakukan apapun jika dia sedang frustrasi.
''Kau bisa meminta apapun itu pada dad, asal kau mau memaafkan daddy. Tetapi tetap ada hukuman yang akan daddy anjurkan, setujuh?''
Tidak ada gerak gerik sedikitpun yang ditunjukan dari dalam kamar, membuat Zac putus asah. 'Pastih sangat lama bagi dia, untuk melupakan perlakuanku tadi'
''Apapun itu permintaanku?'' Tiba - tiba kepala Peason menyembul dari dalam kamar dengan mata berbinar, membuat senyum tipis merekah diwajah Zac.
''Apapun itu''
''Ok, akan aku pikirkan dan aku rasa dad harus memikirkan hukuman itu secepatnya'' katanya dengan membanting pintu, tapi tak membuat Zac marah malah senyuman lembut yang diberikanya. Dia tak menyangka, dia terjebak dalam suatu........
***
Peason POV.
''Dad sudah memikirkan hukuman yang pantas untukmu, dan daddy harap kau tak mengingkarinya jika tak ingin hukuman yang lebih parah lagi''
Jujur pikiranku saat ini sangat tak tenang, aku mengenal dad dia tak mungkin memberikan hukuman yang mudah, tetapi bukan aku namanya jika permintaanku tak bermakna.
''Dad ingin kau mengaku menjadih calon istri dad, dalam pesta ulang tahun perusahan teman dad. Jika kau merasah itu mudah kau sangat salah akan itu, karna hukuman yang akan daddy berikan sama besar dan kecil dengan permintaanmu, mengerti?''
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy
RomanceIni bukan tentang lebih tua, seumuran, atau lebih muda. Ini tentang yang mengimbangkan hidup dan yang bisa berjalan beriringan. Yang memberi kenyamanan dihati, kenyamanan disisi dan kasih yang berlimpah. Tentang cinta, pengorbanan, kerelaan, juga ke...