Part 3

3.2K 231 4
                                    

Ia baru ingat kalau bel sudah berbunyi tadi. Ia bangun dan memasukkan note itu kedalam saku jas nya. Dan berlari secepat yang ia bisa menuju kelasnya yang ada di lantai dua.

Ia terengah saat tiba di depan pintu kelasnya yang sudah tertutup.
Gila !
jantungnya mulai berkecamuk lagi. Kali ini karena ia melakukan kesalahan pertamanya. Telat masuk kelas.
Apa yang harus jimin lakukan ? mengetuk pintunya?
Jimin gugup sekali sekarang. Ia merutuki dirinya yang selalu saja banyak berpikir terhadap sesuatu. Padahal ia tinggal mengetuk pintu, lalu meminta maaf telah terlambat masuk.

Ini baru empat menit, mungkin dia akan dimaafkan oleh seonsangnim ? dan diperbolehkan masuk.
Tangannya yang bergetar ia kepalkan . dan mengetuk pintu kelas.

Pintu terbuka dan menampilkan siswa sekelasnya.
Kim taehyung.
“kenapa diam saja? Cepat masuk. Seonsangnim menyuruh kita mengerjakan tugas dan dikumpulkan sekarang juga. Beliau sedang ada urusan jadi tak bisa masuk.” Taehyung menjelaskan.
Jimin menghembuskan nafas tenang.
Untunglah.

Jimin mengikuti taehyung masuk ke dalam kelas lalu menutup pintu . ini membuatnya merasa aneh.
Ini salah tapi dia bahagia ?
bukan karena seonsangnim tak masuk . tapi ia bahagia karena ia telat masuk kelas.
Ia merasa hari ini benar-benar hari barunya. Untuk beberapa alasan jantungnya berdetak kencang beberapa kali hari ini. Jimin tersenyum sendiri sambil mengerjakan tugas.
Ini menyenangkan.
---

Pulang sekolah kali ini, ia merasa sangat senang dan tak berhenti tersenyum. Ibunya yang melihat anaknya begitu merasa aneh.

“ada apa jiminnie?”

Jimin menoleh, ia baru menyadari kalau ibunya ada di ruang tv sedari tadi. Ia saat ini sedang melewati ruangan itu untuk menuju tangga rumah menuju kamarnya.

Jimin memasukkan tangannya ke saku jas dan menggerak-gerakkan tangannya

“ah, eomma.. eumm..tidak apa-apa.. aku akan masuk kamar dulu”

Ibunya tersenyum, sedikit menampakkan raut curiga

“nantinya cepat turun dan makan siang. Arraseo? ”

“hem!” jimin mengangguk kuat-kuat.

Ia Berjalan ke kamar lalu dengan cepat kembali turun sudah dengan pakaian rumahnya.
Makan siangnya memang selalu tanpa ayahnya. Ia menghabiskan makan siangnya kali ini dengan lahap .
ibunya lagi-lagi tersenyum lalu memberikan air minum pada anak satu-satunya itu.

“temani ibu nonton ya kali ini, jangan diam di kamar terus” ucap ibunya.

Jimin mengangguk mengerti. Ia juga merasa ingin mengeatakan sesuatu pada ibunya. Sesuatu yang sudah sangat mendesaknya.

Ibunya tertawa terus dari tadi memperhatikan variety show di layar tv nya. Sedangkan jimin masih berpikir apakah benar ia harus mengatakannya kali ini?

“eomma?” ibu jimin menoleh pada anaknya.

“ada apa sayang? “ ibunya mengelus rambut anaknya lembut.

Jimin mulai gugup
“boleh aku minta sesuatu?”

Ibu jimin Nampak kaget.
Masalahnya ,baru kali ini anaknya meminta sesuatu. Biasanya ia tak pernah mengatakannya.
Ibunya tersenyum senang . ia Nampak antusias.

“katakan jiminnie”

“eumm.. aku.. apa boleh mengikuti kelas vocal dan dance ? aku merasa tidak nyaman berada di kelas sastra. Aku mau pindah kelas ekstra.”

Ibunya sedikit bingung. Pasalnya dulu bukannya jimin sendiri yang bilang lebih suka sastra di banding yang lain.

“apa kamu serius jiminnie?” ibunya menegaskan .

jimin mengangguk pasti kali ini. Ia tak boleh ragu lagi. Karena sekarang ada sosok yang bisa mendorong rasa beraninya untuk melakukan yang ia inginkan.
Jimin merasa sudah cukup selama ini ia menyakiti dirinya sendiri , menyiksanya dengan berbohong pada diri sendiri.

Ibunya tiba-tiba menangis membuat jimin tertegun. Lagi.

“a-ada apa bu? Tidak boleh ya? Kalau tidak boleh juga tak apa-apa” jimin sangat kecewa sebenarnya.

Ibunya menggeleng
“ tidak sayang.. ibu senang sekali akhirnya kamu mau mengungkapkan keinginanmu. Selama ini ibu pikir ibu salah padamu sehingga membuatmu begitu canggung pada ibumu sendiri, sejak kecil, kamu tak pernah meminta apapun dari ibu dan ayah, itu membuat kami khawatir.. kamu berbeda.. memang pada awalnya kami senang karena kamu menjadi anak yang sangat penurut dan tak pernah mengeluh, tapi semakin lama, kami merasa ada yang salah, kami selalu bertanya apa ada yang salah dengan kami, sehingga anak kami sama sekali tak pernah mengeluhkan apapun, aku takut kamu tertekan sayang..dan saat ini, ibu benar-benar tak bisa membendung perasaan ibu.. mulai kali ini, katakan apa  yang kamu inginkan .. arra? Ibu tak ingin kamu tertekan.. “

Memang jimin ini pernah sekali mengalami depresi , dan mendapat serangkaian terapi saat ia akan masuk ke smp.
Jimin mengalami depresi karena tekanan yang ia terima saat ujian masuk sekolah, ia benar-benar tak memperdulikan apapun..
dalam pikirannya hanya kebanggaan orang tua nya, karena sekolah itu adalah pilihan orang tuanya saat itu, ia berusaha mati-matian agar bisa lulus ujian itu.
Dan pada satu titik.
Ia drop.
Tepat saat hasil ujian itu keluar. Dan syukurnya ia lulus. Meskipun orang tua nya bangga, mereka tetap merasa terbebani, dan kecewa pada diri mereka. Melihat anaknya yang begitu tertutup bahkan pada orang yang sangat dekat dengannya selama ini
—orang tuanya—.

Jimin menggigit bibir bawahnya karena sangat senang lalu memeluk ibunya.

“terima kasih eomma”

Akhirnya jimin menyadari, sebenarnya dirinya lah yang harus berubah. Dia selama ini bukan hanya menyakiti dirinya sendiri, dia juga membuat khawatir orang-orang di sekitarnya.

Bahkan orang yang sama sekali tak dia kenali. Ya, laki-laki yang tadi itu. Entah kenapa, ia merasa sangat berterima kasih padanya, karena telah membuatnya bangkit menyadari kebohongan yang ia buat sendiri selama ini.
Hal yang membuat dia merasa lelah sendiri. Mungkin mulai saat ini jimin akan merasakan berbagai warna di setiap harinya.

END

Ini cerita masalah kepribadian jimin sama keluarganya yang end, entar di part selanjutnya adalah bagian masalah asmara nya (cinta nya sama cowok yang buat dia berubah ini)

LOVE YOURSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang