Part 4

2.8K 198 5
                                    

CINTA PERTAMA

Jimin melangkahkan kakinya di lantai kayu yang halus,
ia menatap dirinya di cermin besar dalam ruangan itu.
Ia tersenyum sangat lebar. Kali ini kata-kata penyemangat lah yang berputar di atas kepalanya.

Seharusnya inilah yang ia lakukan sejak dulu.
ia menatap dirinya yang berbeda kali ini, bukan dirinya yang berada dalam balutan seragam sekolah formal lagi, melainkan ia juga bisa melihat dirinya memakai pakaian yang disiapkan ibunya .
dari permintaan keduanya.

Rambutnya tetap ia ikat,menggulung rambut panjangnya. Kali ini dengan ikat rambut warna hitam, poninya yang rapi ia sisir dengan tangannya kesebelah kanan. Ia terseyum lagi.
Ia puas kali ini, ia senang.

Jimin tau ini masih pukul tiga sore. Mungkin siswa lain masih beristirahat di kantin. Tapi jimin tak ingin buang-buang waktu lagi, ia ingin menari. Meliukkan tubuhnya yang kaku selama ini.

Apakah ia bisa?

Ia mulai menggerakkan kakinya menghentak-hentak lantai, berputar sambil memejamkan matanya merasakan tarian yang selama ini hanya ia lihat di layar laptopnya.
ia merasa terbang. Saking bahagianya.
Impiannya selama ini, terwujud.

BRUKK

Jimin menubruk sesuatu.

Tapi ia tidak terjatuh, tidak juga merasa sakit.
Ia membuka matanya.
Yang saat ini ia lihat adalah tangan kekar yang melingkar di pinggangnya.

Apa ini?

Jimin mendongak.

“tarianmu bagus juga.”

ternyata ini adalah laki-laki yang tempo hari mengambil earphonenya. Laki-laki bergigi kelinci itu.

DEG

Lagi-lagi jimin tak bisa menghindari amukan jantungnya.
Ini kacau.
Jimin mencoba melepaskan lengan laki-laki itu dari pinggangnya.
Untungnya tak sulit, karena laki-laki itu juga melepaskannya.

“tarianmu bagus, tapi lain kali buka matamu jika sedang menari. Kau bisa saja menubruk orang seperti tadi, atau mungkin terjatuh”
tambah laki-laki itu.

JIMIN’S POV

Aku membeku mendengar ucapannya. Wajahku memerah karena malu. Dasar bodoh.
Sudah tau ini tempat umum. Masih saja bersikap aneh.

“m-maaf”

aku gugup sekali.
Tapi laki-laki itu malah tersenyum dan menepuk pundakku.

“jungkook! Tumben kau sudah datang?!”

Jungkook???
Sepertinya aku pernah mengenal nama itu sebelumnya.
Tapi kapan?
Di mana?

seseorang menghampiri kami. Mungkin dia tak menyadari kalau ada aku disini.Karena saat Laki-laki yang baru saja masuk itu melihatku, ia tertegun, begitupun denganku.

Itu taehyung, teman sekelasku.

“jimin, kau masuk kelas ini ?”

taehyung menatapku bingung. Mungkin aneh saja melihatku ada di tempat seperti ini. Teman sekelasku taunya aku masuk kelas sastra.
aku juga tidak tau kalau taehyung masuk kelas ekstra ini juga. Padahal kami sekelas. Apakah sesempit ini aku mengenal orang  lain?

LOVE YOURSELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang