Perpustakaan Ketiga : 18

2.1K 118 17
                                    

♪♪♪

I have loved you since we were 18
Long before we both thought the same thing
To be loved and to be in love
All I could do is say that these arms were made for holding you
I wanna love like you made me feel...
when we were 18

♪♪♪

Suara itu masih bergema di seluruh penjuru Rooftop. Niklas memutar badannya kesana kemari untuk mencari sumber suara. Tapi percuma, tidak ada arah jelas dari mana datangnya suara itu. Seluruh tempat seolah memantulkannya.

Karel memang pergi 1 tahunan lalu, tetapi Niklas tidak bisa melupakan pria itu sepenuhnya. Setahun lebih setelah menghilangkan traumanya, bahkan perasaan cintanya pada pemuda menawan yang tercipta dengan segala kesempurnaannya itu tak bisa berkurang walau setitik.

Hatinya berdesir seketika mengingat kenangannya dengan Karel. Menghabiskan waktu bersama, saat Karel memberikan sebuket bunga forget-me-not untuknya, Saat Karel memetikan gitar untuk menyanyi dengan suara indahnya. terlebih saat pemuda yang lebih tinggi darinya itu menggodanya dengan tubuh atletis dan mereka berakhir dengan ranjang yang berantakan dipagi hari.

Malam begitu senyap hanya berdentang oleh makhluk kegelapan. Suara burung hantu seolah menandakan kekuasaannya saat ini. Bunyi serangga yang bersautan juga menambah kesan intim tersendiri. Malam ini sangat dingin, lebih dingin dari malam-malam sebelumnya. Mungkin, karena akan memasuki musim dingin sebentar lagi.

Pemuda ini masih sibuk memasukkan kayu bakar ke dalam tungku pembakaran di depannya sampai suara ketukan pintu menginterupsi pekerjaannya.

"Ah... Karel" pemuda itu mengabaikan ketukan pintu dan tetap menyibukan diri dengan kayu dan perapian.

Suara langkah kaki mendekat, dia tak perlu repot menengok untuk tahu siapa yang menemuinya di malam sedingin ini. Orang itu duduk di sofa dan mengamati Niklas yang disibukkan dengan perapian. Tak lama, Niklas selesai dengan pekerjaannya lantas mencuci tangannya.

"Kenapa malam-malam datang?" Niklas bertanya malas untuk menggoda kekasihnya ini, Benar saja, ekspresi Karel berubah setelahnya. Dia mengerutkan keningnya, membuat Niklas ingin sekali tertawa melihatnya.

Another World (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang