Gue terdiam menatap tiga orang di depan gue ini, dua orang menatap gue dengan tatapan membunuh dan menuduh dan satu lagi menatap adik gue dengan pandangan mesum.
"Ini kenapa Naya bisa kayak gini Ed?" tanya Bunda.
"Dia demam Bun." Gue melirik si cebol yang sekarang... heh ngapain dia nutupin muka pake bantal begitu, bukannya bantuin gue jelasin semuanya, dia malah tidur! Dasar cebol gila!
"Terus mentang-mentang Naya lagi sakit Abang bisa seenaknya gitu cium-cium dia?" kata-kata Hara nancep banget ke dada gue, lagian kenapa gue bisa nyium dia! gila selama 25 tahun baru ini gue kelepasan!
"Udalah Ai, Bang Ed itu lagi jatuh cinta, kamu kayak nggak pernah jatuh cinta aja." ini si Jo mulutnya asal nyablak aja, siapa yang jatuh cinta? gue? sama monyet gitu?
"Nay, kamu nggak papa Sayang." tanya Bunda sambil menarik bantal yang menutupi kepala si cebol.
"Bunda Naya malu-"
"Malu kenapa Nay?" si cebol sekarang menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Malu Bun, soalnya Bang Ed cium Naya." Mampus gue! Kenapa musti diomongin sih! Emang dasar polos sama bego itu beda tipis.
"Liat Ed kamu bikin Naya ketakutan begini." Kata Bunda tajam.
"Iya, Bang Ed harus tanggung jawab pokoknya!" timpal Hara
"Tanggung jawab apa? Gue cuma nyium dia, dia nggak bakal hamil! Kenapa gue harus tanggung jawab." Gue mendengar geraman kemarahan Hara dan Bunda serta kekehan yang berasal dari mulut laknat adik ipar gue.
"Nay, maafin Abang ya, kamu taukan dia itu jomblo menahun, mungkin dia pengen icip-icip cium orang, kasian banget sih kenapa kamu yang jadi korban sih Nay." Ini mulut adek gue minta di kuncir kayaknya.
"Woy ngomong apaan lo? Kalau nggak dia yang mancing gue juga nggak bakal kelepasan!" kesal gue.
"Udalah mending masalah ini kita bahas di rumah aja Bun." Usul Jo. Yang di setujui oleh Bunda. Ini Emak gue nurut amat sama mantunya, kayaknya sekarang Bunda lebih sayang sama si Jo deh daripada sama gue, nasib... nasib.
"Ed kamu urus semua administrasinya, Naya biar dirawat di rumah kita aja." Perintah Bunda. Yah mau nggak mau gue keluar dari sini dan menuju ruang administrasi, emang dasar nasib gue apes banget sih, uda nganterin dia yang pingsan, dituduh yang enggak-enggak eh disuruh bayar biaya rumah sakit lagi. Hidup gue...
*********
Gue duduk dengan posisi tubuh yang kaku, semua mata sedang memandang gue dengan tatapan menuduh sekarang, ceritanya gue bakalan kena sidang gara-gara nyium anak orang sembarangan.
"Abang suka sama Naya?" nah introgasi dimulai oleh pertanyaan yang keluar dari Mr. Luthfan alias bokap gue.
"Nggak Yah."
"Bohong Yah, mana ada orang yang nggak suka main cium-cium sembarangan. Iya kan Sayang?" Ini si bocah ngapain ikutan ngomong sih, kayak jaksa penuntut aja dia.
"Hara mending nggak usah ikutan ngomong deh!" protes gue. Ini lagi si Jo adek gue bukannya dibawa lari, malah ikut duduk di sini. Bawa ke kamar kek, kelonin gitu biar nggak ganggu hidup gue.
"Nggak bisa itu Bang, dan ini bentuk pembelaan bagi sesama ELF." Mulai deh gilanya, heran gue si Jo bego banget mau sama dia.
"Abang kapan mau menikah? Kayaknya Bunda belum pernah liat abang lagi deket sama cewek? Masa kalah sama adiknya Bang?" Kali ini Bunda yang bersuara.
"Kok tiba-tiba Bunda nanya ini sih? Perasaan kita nggak bahas masalah ini deh."
"Pertanyaan Bunda ini berhubungan Bang." Aduh berhubungan gimana? Perasaan ini uda keluar jalur deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (SEBAGIAN PART DI HAPUS KARENA SUDAH TERBIT)
Romance"Abang kapan mau menikah? Kayaknya Bunda belum pernah liat abang lagi deket sama cewek? Masa kalah sama adiknya Bang?" -Bunda Nia (Edgar's Mom) "Bang, percuma mapan kalau belum ada pasangan, Nikah itu menyempurnakan separuh agama loh, Ayah dulu seum...