"Ternyata lo emang beneran bocah ye." Gue merhatiin si cebol makan es krim dengan lahap.
"Hihihi.. Terserah Angel deh mau ngomong apa, tapi makasih ya es krimnya." Gue memutar bola mata. Kami berdua ada di taman deket rumah, di sini ada taman tempat anak-anak bermain, ada perosotan, jungkat-jangkit dan juga ayunan, dan sekarang gue sedang duduk di ayunan bersama si cebol, gue kayak bapak yang lagi ngajak anaknya main.
Gue menyecap es krim yang gue beli sambil melihat si cebol yang tersenyum-senyum senang sambil menggoyangkan ayunan dengan kakinya, ini bocah kayaknya nggak pernah sedih deh kerjaannya nyengar-nyengir mulu.
"Lo tinggal sendirian di rumah?" tanya gue penasaran soalnya selama di rumah dia nggak ada satupun keluarga dia di sana.
"Ciee Angel mau tau banget ya tentang Naya." Dia menggoyang-goyangkan telunjuknya di depanku sambil tersenyum jelek.
"Ini nih yang nggak gue suka dari lo, kalo orang nanya itu dijawab bukan lo ledekin! Males gue ngomong sama lo!" Dasar bocah! Nggak bisa diajak ngomong bener. Gue berdiri dari ayunan dan membuang bungkus es krim ke kotak sampah, lalu berjalan ninggalin si cebol yang masih duduk di ayunan. Mending gue balik lah! Masa bodo sama si cebol tukang nyengir itu.
"Angeellll..."
"Angeelll tungguin Naya...." Bodo amat! Terserah dia mau teriak-teriak gue nggak peduli. Gue mempercepat langkah supaya cepet nyampe rumah, siapa tau Bunda uda pulang dan gue bisa berbaring di kamar gue dengan tenang. Tapi langkah gue terhenti ketika mendengar suara teriakan si cebol dan suara gonggongan anjing.
"ABANGGGGG....."
GUK GUK GUK
"BANG EDGAAAARRRRR!!!"
BUK
Astagaa...
"Hiks hiks... Abang.... Hiks.... Naya mau digigit anjing huaaaa." Dia menangis di leher gue, sementara tubuhnya dengan tidak sopannya sudah membelit tubuh gue, kakinya di pinggang gue, dan tangannya meluk leher gue. Untung dia badannya nggak berat jadi gue nggak jatoh pas dia loncat ke pelukan gue.
Guk guk guk guk.
Gue menunduk dan melihat anjing segede kucing sedang menggonggong di dekat gue, gue langsung mengusirnya dengan menggerak-gerakkan kaki di udara, seolah mau nendang itu anjing, dan anjing itu langsung lari ketakutan.
"Caelah itu anjing kecil, gue kira lo dikejer-kejer sama Rottweiler," ejek gue, tapi dia masih terus nangis di leher gue.
"Hiks...hikss...hikss.."
"Uda diem, anjingnya uda nggak ada, aduh leher gue basah nih! Bocah turun lo dari badan gue!" Bukannya berhenti dia malah semakin menangis keras.
"Ya ampun, lo kan uda gue beliin es krim kok malah nangis lagi. Gue beliin es krim lagi nih!"
"Nggak mau hikss... Abang jahat ninggalin Naya sendirian, Naya sampe dikejer anjing. Abang jahat..." Dia mukul-mukul bahu gue.
"Woyy...woyyy! Berhenti mukulin gue!!!"
"Biarin Abang jahat...hikss., Abang jahaaaattt!!!!" Jahat juga lo suka sama gue.
"Uda woy, sakit nih badan gue!!!" Tapi dia masih mukulin gue membabi buta.
Dan....
PUK
Apa ini empuk-empuk, pas dipukul mantul.....
Eh tangan gue.....
Tangan gue nggak sengaja mukul pantat dia...
Dia langsung berhenti nangis dan turun dari gendongan gue. Gue bisa liat muka dia yang basah karena air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (SEBAGIAN PART DI HAPUS KARENA SUDAH TERBIT)
Romance"Abang kapan mau menikah? Kayaknya Bunda belum pernah liat abang lagi deket sama cewek? Masa kalah sama adiknya Bang?" -Bunda Nia (Edgar's Mom) "Bang, percuma mapan kalau belum ada pasangan, Nikah itu menyempurnakan separuh agama loh, Ayah dulu seum...