Meet (Again)

46 4 0
                                    



Senja muncul menampakkan kecantikan dirinya, cahaya matahari terlalu cantik dan sayang jika tidak di nikmati, pikir Nadya. Nadya seorang sarjana Desain Grafis di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung yang memiliki keinginan melanjutkan S2 nya di salah satu Universitas ternama di Jerman dan mempunyai mimpi ingin membangun yayasan dan sekolah. Aktivitasnya sekarang sebagai salah satu asisten dosen di kampusnya dan aktif di salah satu komunitas lingkungan yang ada di Bandung. Selain itu, ia juga membuka distro pakaian bersama Kaila sahabat karibnya.

Hari ini Nad dan Kai tidak ada kegiatan dan mereka menghabiskan waktunya untuk menjaga distro sambil berdiskusi mengenai les bahasa Jerman. Awal tahun depan mereka akan berangkat ke Jerman untuk melanjutkan S2 nya. Kai menngusulkan merekrut beberapa pegawai lagi untuk menjaga dan mengurus distro. Belum lagi, beberapa bulan ke depan mereka akan banyak disibukkan dengan persiapan sekolah mereka. Nad setuju dan merekomendasikan beberapa nama. Sambil menyesap kopinya, Nad teringat seseorang. Sesorang yang menjadi motivasi dirinya untuk melanjutkan S2 ke Jerman.

***

"makasih banyak ya Kang Iyan. Aku butuh banyak informasi nih. Biasalah proyek perusahaan, hehehe. Ketemu besok ya Kang, salam buat tante Mira"

Kris memasukkan ponsel ke saku celana bahannya. Kangen juga ama Kang Iyan, pikir Kris. Andryan adalah kakak sepupunya Kris mereka hanya terpaut empat tahun dan lebih tua Andryan, tapi mereka sangat dekat. Saat kuliah ia sering diskusi dengan Andryan yang juga lulusan Arsitek. Ia meminta bantuan Andryan untuk risetnya tentang komunitas. Kebetulan Andryan adalah koordinator salah satu komunitas lingkungan di Bandung.

***

Walau statusnya sebagai asisten dosen, Nad sangat menikmati pekerjaannya. Dia sangat senang sekali mengajar, dan hal tersebut menjadi salah satu alasan dirinya untuk melanjutkan sekolahnya di luar negeri, Jerman adalah salah satu tujuannya dan awal tahun depan ia akan berangkat bersama Kai. Jerman, ah itu mengingatkan pada seseorang yang menjadi motivasi bagi dirinya untuk melanjutkan sekolahnya di sana. Tapi bukan Kai, ya Kai dan Nad memang memiliki mimpi yang sama, tapi ada orang lain yang menjadi motivasi bagi Nad untuk kuliah keluar, seseorang yang ia sukai ketika ia masih berstatuskan mahasiswa tingkat satu, tepatnya ketika ia semeseter 2.

Jatuh cinta pada pandangan pertama saat ia bertemu dengannya ketika ada sebuah event kampus yang mengharuskan mereka bekerjasama. Apa kabar dia? Apa dia sudah S2 di Jerman?, gumam Nad. Astaga, kenapa aku jadi memikirkannya. Bayangan Nad kembali ke masa pertama ia bertemu dengan Kris. Lamunan Nadya hancur saat ponselnya berbunyi.

"halo, iya Kang kenapa?..... iya, aku dateng kok, agak telat ya, mau ke toko dulu, hehehe..... oh pesanan?... udah ada kok Kang, nanti aku bawa ya.... Oh siippp....yuuuu" Nad memasukkan ponsel ke tas ranselnya dan siap meluncur ke toko yang ada di daerah Dago bawah.

***

Entah kenapa, seperti ada kupu-kupu di perut Nad, geli rasanya. Nad hanya senyum-senyum sendiri. Astaga ini ada apa, pikir Nad saat perjalanan menuju Dipatiukur. Hanya ada Nad di bangku belakang angkot jadi ia tak merasa malu karena senyum-senyum sendiri. Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 15 menit perjalanan dari toko ke cafetaria tempat kumpulan rutin formal.

Saat tiba di tempat, ternyata rapat belum dimulai. Sudah ada beberapa temen-temen lainnya yang sedang berbincang.

"hey Nad, sini duduk" Andryan yang lebih sering disapa Iyan menawarkan tempat duduk di sampingnya. Nad hanya menurut dan duduk di samping Iyan.

"belum mulai Kang? Masih ada yang ditunggu?"

"iya , nunggu kakak Tiara. Ada update untuk kegiatan minggu ini katanya, yang kolaborasi ama kampus samping, hehehe, oh ya mana kaos? Bikin dua kan?"

"oohhhhh" Nadya mengucek-ngucek tas ranselnya. "ah ini Kang. Iya aku bikin dua"

"oh makasih banyak ya Nad. Tadi di kampus ampe jam berapa?"

"jam 2.30 an lah, lanjut ke toko dan ganti celana nih, hehehe" Nadya menunjukkan celana baru desainnya sendiri.

"Maaf yaKang telat" Deg, jantung Nadya serasaingin lepas, suara itu, suara yang ia rindukan beberapa tahun ini, suara yangtak pernah ia dengar lagi setelah kelulusan masing-masing beberapa tahun lalu. Ah lebih tepatnya setelah project kampus waktu itu selesai. Beberapa detik Nad terpaku dengan wajah tertunduk. "Tadi ada yang harus dibereskan di kantor" orang itu menyalami Iyan yang ada di samping dan menyalami Tiara, Adit, Dimas,Diandra, Maya dan temen-temen lain yang sudah hadir di Cafetaria, saking gugupnya, Nad tidak sadar kedatangan Tiara.

"Astaga" banyak hal yang berkeliaran di otak Nadya dan Nadya sepertinya lupa bagaimana cara bernafas dengan baik.

Romansa di Paris van JavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang