Moment

14 4 0
                                    


CFD Dago memang selalu ramai, banyak orang yang sekedar berjalan-jalan dengan keluarganya atau membeli jajanan khas dan banyak juga orang yang bersepeda, selain itu banyak komunitas kreatif yang selalu meramaikan CFD . Kali ini Iyan dan temen-temen komunitasnya termasuk Nad dan Kris yang juga hadir di CFD Dago untuk mengkampanyekan pelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah dan pembagian bibit pohon. Ada yang membagi-bagi bibit menggunakan sepeda ada juga yang berjalan kaki.

"bareng yuk!" Kris menoleh ke bangku penumpang sepeda. Kris mengajak Nad untuk bersepeda bareng sambil membagikan bibit pohon. Itu terdengar oleh Dimas, Adit dan Tiara. Sontak mereka langsung meneriakan "cieeeeeeeeee". Pipi Nad langsung memanas mendengar terikan teman-temanya. Nad berusaha mengontrol perasaanya dan berusaha agar tidak terlihat blushing, namun sayang harapan Nad tak terkabul di detik berikutnya Adit malah mendekat ke arah Nadya dan berbisik "Ciee Teh Nadya pipinya merah" yang detik selanjutnya tangan Nadya dengan refleks memukul keras lengan Adit.

"sakit ih Teteh" rengek Adit yang diabaikan Nadya.

Sementara yang lain masih memerhatikan Kris dan menunggu apa yang akan dilakukan Nadya. Sesuai harapan yang lain, Nadya menaiki bangku belakang sepeda yang Kris kendarai. Entah kenapa Nadya memilih untuk duduk di belakang Kris yang di detik berikutnya Nadya sangat menyesal karena terikan "cieee" dari yang lain kembali terdengar. Nad melihat Kris tersenyum padanya. Senyuman yang selalu membuat jantung Nad berdebar lebih kencang dari sebelumnya. Saat mereka mulai berjalan, terdengar teriakan Iyan.

"selamat bersenang-senang" terdengar tawa riang dari Adit, Dimas dan Tiara.

***

Semenjak Nad dipilih Iyan untuk mendampingi Kris mengerjakan risetnya, tak jarang ia harus bertemu dengan Kris di luar rapat rutin komunitas. Hari ini Kris minta Nad ketemuan di Coffe Shop yang ada di pusat perbelanjaan di Jalan Merdeka No. 56, ada beberapa hal yang ingin didiskusikan sambil makan malam katanya, sepertinya itu modus. Nad bilang ke Kai akan bertemu Kris dan tentu Kai sangat antusias, bahkan Kai memilihkan pakaian untuk Nad, tapi Nad menolak ia memilih memakai kemeja kotak-kotak dan celana bahan selutut warna abu-abu.

Kris datang lebih dulu, tak berapa lama Nad pun datang. Kedua sudut bibir Kris terangkat, Kris tersenyum melihat Nad dengan dandanan sederhana tapi menarik di mata Kris.

"maaf ya jadi nunggu, biasa harus ke toko dulu, hehe" Nad tersenyum dan itu membuat Kris semakin senang.

"oh gapapa, mau pesen minum dulu?" Nad hanya mengangguk, Kris memesan Americano untuk dirinya dan Ice Coffee untuk Nadya.

Kris menceritakan proyek riset perusahaan terkait lingkungan. Bagaimana pengaruh ruang terbuka hijau terhadap kondisi lingkungan sekitar dan kontribusi anak muda kota Bandung terhadap kelestarian lingkungan kota Bandung. Sebagai awalan Nadya menceritakan awal mula terbentuknya komunitas yang sedang dikoordinatori Iyan sekarang, Nadya yang termasuk ke dalam salah satu penggerak awal pembentukan komunitas lingkungannya, tentu sudah sangat hafal visi misi awal komunitas mereka.

Obrolan semakin hangat ketika terjadi tanya jawab antara Nadya dan Kris. Mulai dari kegiatan yang pernah dilakukan, kegiatan internal, kegiatan kolaborasi, pengelolaan SDM, rekrutmen hingga hal kecil lainnya tak luput jadi pertanyaan Kris untuk Nadya.

"sebaiknya Kamu wawancara yang lain juga Kris, pasti prespektif mereka beda-beda, apalagi tentang visi masing-masing mau masuk komunitas ini"

"Hmm, ide bagus"

"paling nanti pertanyaan-pertanyaannya bisa disesuaikan sesuai kebutuhan data yang perusahaan kamu butuhkan"

"tentu itu. Oh ya kalau ada data-data kegiatan yang udah kamu sebutin tadi, Aku minta ya" Kris tersenyum ke arah Nadya yang dijawab dengan anggukan Nadya.

Tak terasa obrolan mereka sudah satu jam lebih dan sudah masuk waktu magrib, mereka memilih shalat di masjid terdekat yang selanjutnya berdiskusi memilih tempat makan.

"gimana kalau makan di restoran Korea di daerah Cihampelas?"

"recomended?"

Nadya mengganguk.

Disela-sela makan malam mereka, mereka saling bertukar cerita. Kris menceritakan pekerjaannya begitu juga Nad dan tanpa sengaja Nad menceritakan sekolahnya, ia akan kuliah ke Jerman, awal tahun depan. Ia dan Kai akan berangkat ke Berlin saat Berlin sudah memasuki musim semi. Ternyata Kris pun akan berangkat ke Jerman, lagi. Untuk kedua kalinya ia akan ke Jerman jika proyek riset ini sukses, Kris akan dikirim ke Jerman, untuk pengembangan riset dan tentunya melanjutkan S2nya. Sebelumnya Kris pernah ke Jerman dalam rangka pertukaran pelajaran selama musim panas saat Kris masih tingkat tiga.

Mendengar hal tersebut Nad tentu merasa sangat bahagia, meski mereka tidak satu Universitas dan Nad akan berangkat lebih dulu, sementara Kris akan berangkat di musim panas tahun depan, Nad merasa senang karena mereka akan tinggal di kota yang sama. Astaga Kai pasti bakal teriak histeris mendengar berita ini. Nad tak sabar ingin cepat-cepat bertemu Kai di kosn.

Saat perjalanan ke tempat parkir, Kris membawakan kantong kertas berisi sepatu kets yang baru saja Nad beli. Setelah makan malam, mereka sepakat untuk jalan-jalan terlebih dahulu di pusat perbelanjaan yang ada di daerah Cihampelas, karena kebetulan tempat makan mereka ada di pusat perbelanjaan tersebut. Baik Kris maupun Nadya mereka memasuki toko sepatu yang sama, Nadya ingat sepatu ketsnya sudah tidak bisa dipakai lagi, bagian bawah sepatunya sudah rusak. Begitu juga dengan Kris yang membutuhkan sepatu untuk basket.

Saat mereka sudah selesai dan menuju parkiran, Kris membukakan pintu mobil untuk Nad ketika mereka sudah sampai di mobil Kris. Perlakuan-perlakuan kecil itu tanpa sadar membuat pipi Nad memerah. Jika Nad tidak bisa mengontrol perasaanya mungkin Nad akan tersenyum seperti idiot.

"maaf ya jadi merepotkan" Nad membuka pembicaraan.

"nyantai aja, sekalian. Malam ini disuruh nginep sama tante Mira"

"ibunya Kang Iyan?"sela Nad. Kris heran, Nad tahu ibunya Kang Iyan. Sebenarnya Kris agak kurang suka dengan kedekatan Nad dan Iyan. Entahkenapa, ia sangat penasaran dengan hubungan Nad dan Iyan.

Romansa di Paris van JavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang