Taman di ujung tebing ini sejuk sekali. Walaupun ada jurang di tepi taman, setidaknya para petugas taman selalu memberi peringatan pada para pengunjung.
Hari ini sepi sekali. Tapi itu tidak menjadi masalah untukku. Hal ini justru menguntungkan karena aku bisa menikmati keindahan taman ini sendirian, sepuasku.
Aku berjalan menuju salah satu ayunan yang terkait dengan rumah pohon oak. Rumah pohon oak yang terdapat ayunan super panjang di kedua sisinya menjadi daya tarik paling hebat dari taman ini. Ketika kau menaiki salah satu ayunan, kau bisa melihat jurang yang sangat curam di bawah tubuhmu.
Ayunan ini memang ayunan biasa. Tanpa pengaman. Sangat berbahaya. Tetapi dari mitos yang kudengar, jika kau menaiki ayunan itu dengan hati yang tulus, maka ayunan itu akan melindungi dan memberimu banyak kebahagiaan.
Sekali lagi, itu cuma mitos. Antara percaya tidak percaya sih...lagipula maksudku menaiki ayunan itu hanya untuk bermain. Hatiku sangat tulus melakukan ini.
Dengan yakin aku mulai duduk di ayunan sisi kanan. Pemandangan di sisi kanan lebih indah dibandingkan sisi kiri. Dari atas ayunan ini aku bisa melihat bukit-bukit hijau yang rimbun dan pemukiman-pemukiman yang terlihat mungil.
Wush.
Ayunan pertamaku. Jantungku berdegup kencang dan keringat dingin mengalir dari dahiku. Rasanya luar biasa menakjubkan, walaupun sedikit mengerikan.
Satu ayunan saja terasa lama. Padahal tadi aku hanya mengayun secara perlahan.
Ayunan kedua, ketiga, keempat, eh?
Di ayunan keempat aku melihat ada seseorang yang menaiki ayunan sisi kiri. Setelah kuperhatikan ternyata seseorang itu adalah kakakku, Do Luhan. Kukira dia akan terus berada di mobil sembari menungguku bermain di sini. Hahaha...sudah kuduga. Ia tidak mungkin tahan.
Wajahnya terlihat senang sekali. Aku jadi sedikit heran. Pasalnya, kakakku adalah orang yang(sok)keren. Ia seringkali menolak jika kuajak bermain di taman seperti ini. Ah, apa jangan-jangan akulah yang aneh? Anak laki-laki tetapi suka bermain di taman?
"AAAKK!!!"
Ommo! Suara apa itu?!
Aku refleks turun dari ayunan dan berlari ke tempat kakakku berada, setidaknya untuk mencari perlindungan dan bertanya. Tetapi ketika aku sampai di ayunan sisi kiri...
Aku mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang bahkan belum kulontarkan.
Itu teriakan kakakku.
Ia terjatuh ke jurang.
Aku yakin ia tidak mungkin seceroboh itu hingga terjatuh dengan sendirinya.
Ada seorang laki-laki berkulit tan dengan setelan serba hitam berdiri di belakang ayunan sisi kiri.
Dia yang telah mendorong kakakku hingga jatuh ke jurang.
Biadab!
"HYUNG!!!" aku terjatuh dengan lutut menyentuh rerumputan hijau dan menangis tersedu-sedu. Aku berusaha menggerakkan lututku mendekati bibir jurang dan berniat untuk menjatuhkan diri.
"HYUNG! AKU MENYAYANGIMU! AKU AKAN MENYUSULMU!"
.
.
.
Aku memejamkan mata ketika tubuhku mulai terasa ringan. Tetapi secepat kilat sebuah tangan sedingin es menggenggam tanganku, menarik tubuhku dalam satu hentakan.Laki-laki berkulit tan itu. Dia yang melakukannya. Tangan sedingin es itu kepunyaannya.
"APA MAUMU?!"
Aku berteriak sekeras mungkin di depan wajahnya. Ia bergeming.
"KAU MEMBUNUH KAKAKKU!"
"Memang sudah seharusnya."
Aku membelalakkan mata ketika mendengar jawabannya.
"KAU GILA?! HAH?! DEPRESI?! ATAU BAGAIMANA?! KAU INI SIAPA DAN KENAPA?!"
"Ikut denganku."
"JAWAB PERTANYAANKU BODOH!"
"Lupakan dia."
"ARGH!"
Pandanganku memburam dan kepalaku serasa dihantam ratusan batu. Semua ini sangat membingungkan. Memaksaku untuk mengerti keadaan yang sulit kumengerti.
Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi.
.
.
.
"Luhan hyung!"Aku terbangun dengan nafas terengah-engah. Pikiranku terpusat pada mendiang kakakku yang sudah dua tahun telah tiada.
Kakakku adalah seorang arsitek hebat. Ia seringkali mendapat pesanan rancangan bangunan yang unik dan modern. Pada saat itu ia sedang membuat rancangan sebuah gedung apartemen. Setiap ia sedang menggambar, aku selalu menemaninya sambil menulis lagu. Yah, menulis lagu adalah hobiku.
Setelah rancangan gedung apartemennya selesai aku sering melihat kakakku pergi ke suatu tempat yang sama dan waktu yang sama. Hanya sebentar, lalu pulang ke rumah. Selalu begitu setiap harinya. Pernah suatu kali aku ikut ke suatu tempat yang ternyata apartemen hasil rancangannya itu. Ternyata Luhan hyung tidak hanya merancang gaya bangunan, tetapi juga ikut membantu pembangunan dengan mengarahkan para pembangun.
Para pembangun itu nyatanya kurang paham dengan rancangan yang dibuat oleh kakakku. Karena itulah proses pembangunannya memerlukan waktu yang agak lama.
Karena sudah mengerti alasan kenapa kakakku selalu pergi bolak-balik ke tempat itu, akhirnya aku tidak penasaran lagi dan tidak pernah ikut Luhan hyung ke tempat pembangunan apartemen.
Sampai suatu hari...
Aku sedang belajar di ruang tamu ditemani oleh appa yang sedang membaca koran. Kami sengaja melakukan aktivitas di ruang tamu karena sekaligus menunggu Luhan hyung yang sampai malam belum juga pulang.
Malam itu sangat hening. Sampai tiba-tiba keheningan itu terpecah oleh ibu yang menghampiri aku dan ayah sambil memegang ponsel dan menangis tersedu-sedu.
"Hiks...Luhan...Luhan..."
"Apa yang terjadi eomma? Luhan hyung kenapa?"
"Luhan...hiks...ia...sudah tiada..."
"MWO?!"
.
.
.
Malam yang hening itu berubah menjadi malam yang mengharukan. Kepergian Luhan hyung membuat kami sangat terpukul.Luhan hyung meninggal karena kecelakaan kerja. Apartemen yang baru setengah jadi itu mengalami kesalahan saat dibangun. Membuat bangunannya tidak kokoh dan bisa rubuh kapan saja.
Sialnya, bangunan itu rubuh tepat saat Luhan hyung sampai di area pembangunan.
Dan...begitulah. Terlalu sedih untuk diceritakan.
Jadilah kini aku sendirian. Do Kyungsoo tanpa Do Luhan. Dengan appa dan eomma yang menjadi sangat posesif dengan keselamatanku.
Hah...mengingat-ingat kejadian itu membuat suasana hatiku menjadi sendu. Rasanya tidak enak sekali.
Ditambah dengan mimpi buruk yang menghampiriku akhir-akhir ini. Mimpi tersebut seakan-akan menceritakan tentang kematian kakakku dari segi yang lain.
Aku bermain ayunan, kakakku bermain ayunan, lalu tiba-tiba kakakku terjatuh ke jurang karena didorong oleh seorang laki-laki berkulit tan.
Selalu seperti itu.
Padahal kenyataannya kan tidak begitu.
Lalu...apa maksudnya?
Hah. Sudahlah. Jam delapan nanti aku ada kuliah dan sekarang aku harus bersiap-siap.
.
.
.
TBCHulaaaa :v
Selamat datang di cerita keduaku ^_^ Hehe...mulai sekarang aku bakalan ngurusin dua cerita yang ide ceritanya sangat jauh berbeda. Dan yang ini juga lebih panjang ceritanya daripada 'Dugeun Dugeun?'
Castnya masih Kaisoo. Mungkin selalu Kaisoo :v Author Kaisoo hard shipper sih -.-
Baiklah...
Riders tercintaaaaa
Jangan lupa vote sama komentarnya yaa :v
Happy reading
Saranghae
*diiiba88
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary Moment
RandomAda dua hal yang paling ditakutkan Kyungsoo saat ini: 1. Kehilangan Kim Jongin. atau 2. Kim Jongin meninggalkannya.