Langit senja mulai menggelap. Jongin dengan langkah santainya baru saja keluar dari area kampus.
Kosan Jongin terletak lumayan jauh dari kampus, meskipun masih bisa dicapai hanya dengan jalan kaki. Namun ada lebih banyak kosan yang letaknya jauh lebih dekat dari kampus daripada kosan yang saat ini ditempati oleh Jongin. Yah, derita seorang pendatang. Meskipun ia tidak merasa menderita sih, sebenarnya.
Jalan yang dilalui Jongin selalu ramai. Banyaknya kosan di daerah itu membuatnya ramai pula dengan penjual makanan, fotocopyan, laundry, dan lain sebagainya. Mereka semua selalu buka hingga malam.
Beberapa kali Jongin membalas sapaan dari seseorang yang mengenalnya. Ia merasa heran karena ia tidak mengenal balik orang itu. Tapi tidak apalah. Toh mereka hanya menyapa.
Beberapa menit berjalan, Jongin melihat sesuatu yang membuat senyumnya merekah.
Di depan sana ada Do Kyungsoo.
Anak itu sedang membeli makanan sepertinya. Wajah imut Kyungsoo terlihat lelah menunggu antrean. Memangnya makanan apa sih itu? Pembelinya sampai mengerubung seperti semut.
Dengan langkah yang dipercepat, Jongin berjalan menghampiri Kyungsoo.
"Hai kyung."
Jongin menepuk pelan pundak Kyungsoo dan tersenyum lebar. Sedangkan yang dipanggil hanya menoleh sembari menunjukkan wajah mengantuknya.
Tetapi itu tidak bertahan lama ternyata. Kedua mata Kyungsoo membuka lebar dan wajah ngantuknya digantikan oleh wajah penuh tanya.
"Mmm...siapa kau?" tanya Kyungsoo. Jongin yang melihat itu pun mencibir.
"Okay, kau lupa dengan kekasihmu rupanya." Kai terlihat merajuk. Ia bahkan tidak peduli apabila orang-orang memperhatikannya dengan wajah memalukan seperti itu.
Dan Kyungsoo pun tergelak. Ia tertawa melihat ekspresi Kai yang terlihat jelek.
"Salah siapa berlama-lama pergi ke Jepang. Kau itu ikut kompetisi atau pindah rumah! Huh!"
Baiklah, baiklah. Ini cukup membingungkan.
Namun nyatanya, memang seperti itulah rancangan "kehidupan baru" milik Kim Jongin.
.
.
.
"Aku minta tolong, Baek, Chen, semuanya sudah terancang begitu. Aku yang pindah ke Jepang setelah lulus SMA untuk mengikuti kompetisi seni di sana. Dan Kyungsoo adalah kekasihku.""Oh my. Lalu semua orang juga sudah menganggapnya begitu? Hanya kami berdua saja yang tidak tahu?"
"Ya. Benar sekali. Hanya kalian berdua yang tidak tahu dan aku benar-benar minta tolong pada kalian."
"Dasar kau ini. Seandainya kau tidak bicara pun, hanya kami berdualah yang akan terlihat bodoh. Apa gunanya memengaruhi jika semua orang berpendapat sama?"
"Aku minta maaf."
"Tidak apa-apa sih. Tapi yang jelas, kau ini sudah benar-benar menjadi manusia kan? Dan dunia ini, benar-benar dunia nyata yang ada kan?"
"Tentu saja. Aku manusia sekarang, dan kita tinggal di dunia yang seharusnya."
"Kau serius kan? Ini bukan duniamu atau dunia buatanmu kan?"
"Aku bersungguh-sungguh. Dan, dunia buatanku? Kau pikir aku ini Tuhan?!"
"Ya sudah ya sudah. Kai, kami mempercayaimu karena sahabat kami juga ada padamu. Jaga dia baik-baik ya. Jangan sampai kau menyakitinya. Awas saja."
"Satu lagi, jika kau menginginkan kepercayaan sepenuhnya dari kami, kau harus mentraktir kami makan daging di restoran milik dosen Kwon!"
"A-astaga. Restoran dosen Kwon kan restoran mahal. Kalian kira meskipun dulunya aku kaya raya, saat inipun juga begitu? Aku hanyalah mahasiswa biasa sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary Moment
RandomAda dua hal yang paling ditakutkan Kyungsoo saat ini: 1. Kehilangan Kim Jongin. atau 2. Kim Jongin meninggalkannya.