Part 4

85 3 2
                                    

Hari ini pertama masuk dengan kelas baru, tidak seperti biasa Niall tidak menjemputku dan akhir-akhir ini Niall jarang menemuiku, tapi kita masih berhubungan melalui SMS, and TELPHONE.

    Aku memasuki gerbang perlahan, tak ada tanda-tanda tentang Niall, aku malah melihat Zayn, ku pikir mungkin Niall terlambat, tapi terlambat itu bukan kebiasaan Niall. Lalu aku menyapa Zayn dan bertanya "apa kau sudah melihat Niall pagi ini?", aku takut kalo' Zayn tidak mau menjawab pertanyaanku, tapi itu nggak terjadi Zayn menjawab pertanyaanku "gak, gue belum ngeliat malaikat pelindung loe yang tanpa sayap tu pagi ini ", tapi tetep Zayn jawabnya dengan lagak cuek nya. "ok baiklah Zayn, thanks ya" Sial aku udah terimakasih tapi malah gak ngelihat aku.

    tiba-tiba Harry merangkulku sambil berkata "hy beib, bagaimana harimu?" aku melepas tangan Harry "hey, apa yang kau lakukan Harry?", "Jes gue mau pergi dulu, loe udah nemu'in malaikat loe yang baru kan?" Zayn meninggalkan aku dan Harry berdua. "Kau harus terbiasa denganku kita akan berada di satu kelas yang sama", "lalu bagaimana dengan Niall? dan apakah kita juga akan bersama Zayn?", "kita tak akan bersama Niall, tapi mungkin kita akan bersama Zayn!". Aku dan Harry berdiri sangat dekat hampir tak ada jarak antara aku dan Harry.

    Saat aku sedang bersama Harry, Niall melewati ku dan Harry tanpa menyapaku. Harry mengarahkan wajahnya tepat di depan wajahku. Harry semakin mendekatkan wajahnya padaku, aku lalu menghindar dan "Harry apa yang kau lakukan? please dont do that to me!" aku berlari menjauh dari Harry dan mengejar Niall.

    aha, aku mendapatkan tangan Niall "Hy, Niall, kenapa kau akhir-akhir ini jarang ke rumahku? dan kenapa kau tidak menyapaku pagi tadi?". "apa aku harus melakukan itu semua kepada mu setiap hari?", aku gak biasa ngelihat Niall bertingkah seperti itu kepadaku, "Niall kau tidak seperti biasanya? sepertinya kau berubah?", "sudahlah aku mau pergi ke kelas baru ku, dan ingat jangan mengurusiku lagi". Niall langsung meninggalkan ku pergi sendiri.

     Harry dan Zayn menghampirirku mereka berdua mengajaku masuk ke kelas baru. Harry menggandeng ku dan Zayn berjalan di belakang kami berdua. Kami ber 3 masuk kedalam kelas aku duduk di samping Harry, dan jam pelajaran pun di mulai.

SKIP ISTIRAHAT >>>>>

    Seketika aku ingin menagis dan spontan aku menarik Harry keluar dan mengajaknya menuju taman sekolah dan aku menangis di pelukan Harry. Harry hanya membalas pelukan ku dan mengelus punggungku agar aku tenang. "Jes, kau kenapa? apa kau mau menceritakan sesuatu padaku?", "tentu Harr, Niall tidak seperti biasanya, dia berubah aku tak tau mengapa? apa aku salah Harr?", "nggak, kamu nggak salah, mungkin Niall hanya ada masalah, apa kau mengerti maksud ku. Like You Know everyone need time for alone. Please Jessie stop it, dont cry Jessie, i'll be here for you.", "thanks Harry". Harry menghapus air mataku.

    Waktu pulang sekolah tiba tak seperti biasa tak ada seorang cowok yang selalu menemaniku saat pulang sekolah. Dan Niall berjalan melewatiku, aku menghampirinya "Niall kau kenapa? tolong beritahu aku apa aku punya salah dengan mu?", Niall berhenti dan menatapku, "Maaf kan aku untuk semuanya, maaf aku mungkin tak akan bisa selalu bersamamu dan menjagamu, Maaf aku harus pergi, aku harus meninggalkanmu". "tapi Niall kau sahabatku, kau yang mengenalkan ku pada semua ini, aku tak akan bisa mencari sahabat seperti mu lagi! kau orang pertama yang ku kenal saat aku baru pindah ke sini."

     aku menangis sejadi-jadinya, aku tak peduli siapa yang melihatku lalu Niall menenangkan ku "kau akan baik-baik saja, percayalah" Niall tersenyum dan menghapus air mataku, lalu dia berlari menjauh, dan meninggalkan sepucuk surat. Aku mengambilnya dan tak berani untuk membuka surat itu. 

    Kali ini aku berjalan sendirian, menyusuri jalan-jalan ke rumah, aku merasa ada yang kurang. Tak seperti biasa ada orang yang menggandengku melewati jalan ini.

SKIP RUMAH >>>>>

    Aku pulang berlari ke kamar mengunci kamar ku dan menangis aku bicara sendiri "kenapa Niall setega itu dengan ku dia pernah berjanji dia tak akan pernah meninggalkan ku selalu melindungi dan menjaga ku, tapi sekarang dia membatalkan semua janji yang telah ia katakan padaku, aku tak ingin berpisah dengan nya dan melepasnya dari hidupku, aku berharap bisa mengulang semua kejadian yang telah aku lakukan bersama Niall, tapi itu tak mungkin, aku harap aku bisa bertemu Niall suatu saat nanti."  Aku memikirkan semua itu sampai aku terlelap dalam bayang kepergian Niall.

    Suara mom membangunkan ku, "Darling, whats happen?", "Nothing, mum nothing!" aku menangis di pelukan momy. "My beautiful baby, please tell me whats happen?". "Mom, tadi pagi aku ketemu Niall saat masuk sekolah, Niall nggak nyapa aku, aku ngejar Niall malah dia cuek gitu ama aku. trus pulang sekolah aku jalan sendirian, aku ketemu Niall lagi dia minta maaf buat semua nya, tadi pagi juga termasuk,  kelihatanya dia mau pergi."

     "Sayang apa kau suka dengan Niall?", "iya Mom, Niall tu baik, ganteng, enak di ajak ngomong dan lain-lain deh.", "mulai kapan kamu suka dengan Niall?" mom mencoba menebak "udah lama sih Mom tapi baru ini kerasa nya, rasanya di tinggal Niall pergi tu sakit banget mom.", "tenanglah sayang pasti Niall juga akan merindukan mu, tenang ya Niall pasti akan baik-baik saja, saat dia jauh dari mu, kau hanya perlu mendo'akanya saja agar dia selalu di lindungi oleh TUHAN" Momy menenangkan ku.

    Aku bangun tidur dan mataku bengkak Momy and Dady melihatku bingung aku langsung pergi berpamitan dengan orang tuaku langsung pergi ke sekolah tanpa sarapan bersama di rumah. "Hy sayang apa kau tak sarapan dulu?" tanya dady, "nanti saja Dad aku harus pergi ke rumah Niall, aku ingin memastikan dia pergi atau tidak"

    Sampai di rumah Niall aku mengetuk pintu Rumah Niall, tetapi tidak ada yang keluar, aku mengetuk  pintunya berkali-kali, dan akhirnya ada yang keluar tetapi bukan Mom maura ataupun Niall seorang ibu-ibu yang membukakan pintu untuk ku.

    "bu apa kau tau kemana perginya orang yang punya rumah ini ya?", "hey, saya yang punya rumah ini sekarang!", "maksud saya yang dulu pernah tinggal disini?", "nggak tau, itu bukan urusan saya!". ibu-ibu itu menutup pintunya. Oh Damn!, aku terlambat mengucap kan salam terakhir ku kepada Niall.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang