BAB 4 : Ada apa dengan Rio?

205 19 6
                                    

Author POV

"Hey!!" Semuanya pun diam membeku mendengar suara itu.

Levana yang lagi menjambak rambut Sani langsung melepaskannya. Dan pura-pura bersikap manis. Sani yang merasa kesal rambutnya di jambak, ingin menampar Levana saat itu juga.

"Udah, sa. Gak usah di ladenin. Dia itu gak tau malu." Ucap Rio sambil menurunkan tangan Sani yang sudah melayang di udara dan siap menampar Levana.
Fyi, yang teriak tadi adalah Rio.

"Ih.. Rio kok gitu sih sama aku?? Jahat deh.." Rengek Levana manja. Sambil menghentak-hentakkan kaki dan mengerucutkan bibirnya.
"Sok imut banget dia, dasar anjing!" Batin Sani.

"Dek, lo boleh pergi. Ayo Sani!" Ucap Rio tegas dan langsung menarik tangan Sani untuk meninggalkan semua orang yang ada di situ.

***

Sekarang Rio dan Sani sedang berada di kantin. Mereka duduk tepat di bawah kipas angin. Rio yang pengertian, pergi meninggalkan Sani untuk membelikannya minum. Sani masih berusaha untuk meredam amarahnya.

"Nih, Sa. Minum dulu biar gak marah lagi." Ucap Rio pengertian. Sani pun langsung mengambil minuman itu dari Rio dan meneguknya sampai habis.

"Lo tadi kenapa sih?? Udah tau tuh kakel songong, masih aja di lawan." Tanya Rio. Setelah Sani mulai tenang.

"Dia ngebully adek kelas yang tadi yo. Gue gak terima dong! Yaudah gue belain.." dan mengalir lah cerita sebelum Rio datang tadi.

"Oo.. jadi gitu ya? Itu mah harus di berantas, sa. Gak boleh di biarin." Ucap Rio dengan tangan terkepal.

"Gue juga ngomong gitu kali, yo." Ucap Sani sambil memutar bola mata. Rio hanya terkekeh.

"Yaudah, ke kelas nyok? Jangan marah-marah lagi, ntar cantiknya ilang lho."

"Hah? Rio bilang gue cantik?? Napa ni anak. Sakit kali ya?" Batin Sani.

Sani pun menempelkan punggung tangannya di kening Rio.
"Gak panas.." gumam Sani yang masih bisa terdengar oleh Rio.

"Apaan sih, sa." Ucap Rio sambil menepis tangan Sani dari kening nya. "Lo sakit ya, yo?"

"Hah? Enggak kok."
"Trus kenapa tadi bilang gue cantik. Perasaan kemaren bilang gue jelek deh." Ucap Sani heran.

"Eh, emm.. anu.. mm.. U-udah lah gak usah di pikirin ke kelas aja, nyok!" Ucap Rio yang langsung menarik tangan Sani untuk pergi ke kelas dan menutupi rasa gugupnya.

***

"Napa deh ni anak. Aneh banget." Batin Sani.

Sani pun duduk, Rio juga duduk di sebelahnya. (Yaiyalah orang mereka sebangku). Kelas mereka emang gak dimasukin guru, kan lagi pada nge MOS.

"Sa, ntar pulang sekolah bisa ikut gue gak? Gue mau ngajak lo ke suatu tempat."

"Emang kemana?" Tanya Sani heran.
"Ke hati muuuu.. gak deng. Gue mau jalan aja sama lo. Mau nggak? Mau ya?" Ucap Rio sambil menggunakan puppy eyes nya.

"Yaudah okey. Tapi, lo harus izin sama kakak gue dulu." Ucap Sani tak bisa menolak. "Ya allah, ternyata Rio ganteng juga ya? Gemesin kalo dia lagi puppy eyes. Ihhhh.. pengen gue cubit. Ganteng bangetttt!! Eh, kok gue muji Rio sih?" Batin Sani.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang