3 : Kejadian yang tak Ku Inginkan

792 44 2
                                    

"Agassi, bangun," kata Sa Rang.

Akhirnya Byeol Ri bangun dan mendapati dirinya berada di atas meja.

"Agassi, apakah alas tidur ini kurang empuk, sehingga Agassi memilih tidur di meja?" tanya Sa Rang.

Mereka tertawa bersama dan Byeol Ri bersiap2 menuju ke taman yang ada di depan paviliunnya sambil tetap mengenakan pakaian tidur. Hari ini Byeol Ri ingin merawat bunga-bunganya.Sesampainya di luar paviliun, Byeol Ri langsung menghampiri bunga-bunganya. Dia segera memberi pupuk pada bunga-bunganya.

"Makan yang banyak, bunga-bungaku sayang. Eomma akan merawatmu," kata Byeol Ri sambil tersenyum ceria.

Setelah berkata seperti itu, terdengar suara tawa dibelakangnya. Byeol Ri segera berbalik.

"Ya! Mengapa kau menterta-" teriak Byeol Ri yang lalu segera terdiam, melihat siapa yang ada di depannya.

Awalnya, Byeol Ri mengira itu adalah Jin Hee, tetapi orang yang ada didepannya sekarang adalah Soo Hyun.

"Ma.. Maaf," kata Byeol Ri lalu menutup mukanya dengan tangan.

Tindakan bodoh. Pupuk yang ada di tangan Byeol Ri berpindah ke mukanya.Soo Hyun tertawa. Dia membersihkan wajah Byeol Ri menggunakan sapu tangan miliknya. Selain itu dia juga memperhatikan pakaian tidur Byeol Ri.

"Tampaknya aku datang disaat yang salah. Ini, aku ingin memberikan hadiah untukmu," ujar Soo Hyun sambil menyelimuti Byeol Ri dengan kain sutera yang dibawanya.Byeol Ri tertunduk karena malu.

"Apakah kita bisa menjadi teman sekarang?" tanya Soo Hyun.

"Baiklah, Tuan," jawab Byeol Ri.

"Jangan menanggilku seperti itu, panggil saja aku Soo Hyun. Aku juga akan memanggilmu Byeol Ri," sahutnya.

***

Di suatu siang, satu bulan kemudian...

"Jin Hee-ssi!" Panggil Byeol Ri sambil berbisik dari jendela paviliunnya.

Saat itu Jin Hee sedang menyapu di depan paviliunnya, sedangkan Sa Rang sedang memasak di dapur.

"Ada apa, Agassi?" tanya Jin Hee.Sesaat dia terpaku menatap Byeol Ri.

Rambutnya yang indah digerai menghiasi wajah cantiknya. Senyumnya ditujukan untuk Jin Hee, yang sudah lama mencintainya.

"Jin Hee-ssi.. Tolong temani aku ke pasar hari ini, aku ingin membeli pita baru, pita favoritku hilang entah kemana," kata Byeol Ri.

"Hmm.. Baiklah Agassi," jawab Jin Hee santai.

"A.. Arasseo, Jin Hee-ssi," balas Byeol Ri lalu berlari masuk ke dalam.

Byeol Ri POV
Aaaahhhhh! Dimana pita merah favoritku? Sepertinya aku sudah kehilangan pita itu.Mungkin aku bisa meminta tolong pada Jin Hee untuk menemaniku ke pasar nanti malam.
Ya! Mengapa Jin Hee? Astaga, akhir-akhir ini aku memikirkannya terus. Sejak aku kecil, dia adalah orang yang selalu membuatku tertawa..

Dia adalah sosok kakak yang baik, selalu menjagaku setiap saat.Saat ini, aku tidak memikirkan Jin Hee sebagai seorang kakak, melainkan sebagai seorang pria. Astaga, aku bukan menyukainya karena dia sangat tampan dan tubuhnya sempurna, tapi karena segala hal yang ada di dalam dirinya membuatku tertarik. Seandainya saja aku bisa bersamanya...Ahh! Sepertinya Jin Hee sedang menyapu di depan. aku harus memintanya menemaniku..

Sebenarnya aku ingin menghabiskan waktu dengannya..Saat aku melihat Jin Hee.. aku mengaguminya.Otot-ototnya bahkan terlihat dibalik hanboknya saat menyapu. Bahunya lebar dan kokoh dan wajahnya sangat tampan.Aku sangat senang Jin Hee mau menemaniku..

****

"Agassi, Nyonya memanggil Agassi ke paviliun utama," kata Sa Rang saat meletakkan nampan makan siangnya dan makan siang Byeol Ri.

Terkadang mereka memang makan bersama, karena Byeol Ri merasa kesepian bila makan sendirian.

"Baiklah, gomawo sarang-ah," kata Byeol Ri.

Setelah selesai makan, Byeol Ri pergi ke paviliun utama. Di ruangan tersebut, kedua orang tuanya sudah menunggu.

"Aigoo, anakku yang cantik. Duduklah, kami ingin membahas sesuatu denganmu," ujar Nyonya Park.Byeol Ri pun duduk di depan kedua orang tuanya.

"Byeol Ri, minggu depan Soo Hyun akan melamarmu," ujar Tuan Park.

"Tapi Aboeji, bagaimana bisa terjadi secepat ini?"tanya Byeol Ri sambil merasakan sakit di dadanya.

"Apakah kau mencintai pria lain? Tidak ada pria lain yang ada di sisimu selain Ji Jin Hee, bukan?"

"Tidak Aboeji!" sangkal Byeol Ri.

Rupanya dari luar Jin Hee mendengarkan pembicaraan mereka dan langsung berlari ke taman Byeol Ri sambil berpikir, apa yang ku harapkan darinya?

"Jika Ayah tahu kau mencintainya, ayah tak segan-segan menjualnya ke pasar budak," ancam Tuan Park.

"Tidak, Aboeji. Percayalah padaku," kata Byeol Ri.

Membayangkan Jin Hee jauh darinya sungguh terasa sakit. Akhirnya, Byeol Ri menyetujui rencana orang tuanya dengan Soo Hyun dan kembali ke kamarnya dengan lesu.

Saat tiba di depan kamarnya, Byeol Ri melihat laki-laki yang dicintainya terbaring berlumuran darah. Sebuah panah menancap di dadanya.

"Jin Hee-ah!" jerit Byeol Ri sambil merebahkan kepala Jin Hee dalam pelukannya.

Air mata mengalir deras dari mata cantik itu.

"Sa Rang-ah!" jerit Byeol Ri lagi memanggil pelayan kesayangannya itu.

Sa Rang dengan cepat menghampiri Byeol Ri. Sa Rang ikut menangis juga, karena orang yang dicintainya terluka. Ya. Sa Rang mencintai Jin Hee juga.

Mereka lalu membawa Jin Hee kedalam paviliun Byeol Ri. Setelah itu Sa Rang cepat-cepat memanggil tabib di kota. Dia menangis keras sambil berlari secepat mungkin.

"Byeol Ri-ah. Sekali saja.. Aku ingin memanggilmu.. Seperti itu," ucap Jin Hee pelan.

"Jin Hee-ah, bertahanlah. Eo! Kau pasti bisa!" tangis Byeol Ri sambil terus memegang tangan Jin Hee.

"Byeol Ri-ah.. Aku.. Aku-""Jangan berbicara dahulu, Jin Hee-ah. Tunggulah sebentar lagi,"

A Love Story In JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang