5 : Couple

691 40 7
                                    

"Jin Hee-ah, aku mau..."

Byeol Ri tidak ingin menikahi orang yang tidak dicintainya.

***

Beberapa hari kemudian, Jin Hee sembuh. Hari itu adalah sehari sebelum pernikahan Byeol Ri.

Sa Rang mengetahui rencana Byeol Ri dan Jin Hee. Dia membantu Byeol Ri mengemas barang-barangnya sambil berlinang air mata. Sementara itu, Jin Hee menunggu di luar paviliun dengan kuda Byeol Ri.

"Agassi, kemana kalian akan pergi?"

"Maaf, Sa Rang-ah. Aku tidak dapat memberitahumu,"

"Agassi, maaf karena aku lancang, tetapi ada hal yang ingin kuminta dari Agassi,"

"Apa itu, Sa Rang-ah?"

"Aku... sangat mencintai Jin Hee oeraboeni. Izinkan aku memeluknya, sebelum perpisah darinya selamanya,"

Byeol Ri terkejut mendengarnya. Dia memegang bahu Sa Rang, lalu mengangguk. Mereka berdua berjalan keluar paviliun sambil membawa barang-barang yang hanya berisi uang. Uang yang dibawa Byeol Ri cukup untuk hidup berdua selama beberapa bulan.

Pandangan mata mereka bertemu dengan mata Jin Hee.

"Oeraboeni.." Sa Rang memeluk Jin Hee. Jin Hee terkejut dan melihat Byeol Ri, tetapi Byeol Ri hanya mengangguk.

"Oraboeni, aku mencintaimu.. Aku tahu, Oeraboeni tidak akan pernah mencintaiku. Aku mendoakan yang terbaik untuk kalian,"

Terima kasih Sa Rang. Maafkan aku," kata Jin Hee.

Lalu Sa Rang melepas pelukannya.

"Agassi, cepat pergi sebelum Tuan dan Nyonya menyadarinya,"

Byeol Ri dan Jin Hee berpamitan, lalu dengan menunggang kuda, mereka meninggalkan kediaman Tuan Park.

"Jin Hee-ah, kemana kita akan pergi?"

"Tamra, Byeol Ri-ah,"

Mereka berpelukan di atas kuda sambil tersenyum.

****

Satu minggu kemudian..

Di kediaman Raja, istana..
"Ha.. Ha.. Ha... Tuan Park, sahabatku. Aku sangat senang dapat bertemu denganmu lagi," kata Raja begitu melihat Tuan Park yang membungkuk hormat didepannya.

"Hamba berharap Yang Mulia dan keluarga kerajaan senantiasa sehat," ucap Tuan Park sambil menunduk.

"Jangan terlalu formal, sahabatku. Aku memanggilmu kesini karena aku ingin menceritakan hal-hal yang terjadi di istana"

"Hamba bahagia diundang oleh Yang Mulia,"

Setelah Raja mempersilakan Tuan Park duduk, akhirnya dia duduk di hadapan Raja.

"Ah, Tuan Park. Bahkan barang-barang yang ada di istana ini banyak yang dibeli darimu. Kau memiliki barang-barang berkualitas tinggi,"

Tuan Park tertunduk mendengar pujian dari penguasa Joseon itu.

"Tuan Park, sebenarnya aku sedih. Putraku sedang sakit. Aku takut tidak bisa mempertahankan tahtanya,"

"Semoga Yang Mulia Putera Mahkota cepat sembuh,"

"Aku ingin agar Putera Mahkota sembuh, memilih calonnya, dan melahirkan penerus bangsa ini. Dengan demikian aku bisa beristirahat dengan tenang. Aku tidak bisa mempercayai orang-orang yang ada di istana, maka aku sangaat bahagia dengan kedatanganmu,"

Tuan Park sedih dengan masalah yang menimpa sahabatnya ini, tetapi di dalam hatinya, dia mencemaskan putrinya yang entah berada dimana.

"Tuan Park, apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Raja.

A Love Story In JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang