Part 1 -KARAYA NAOMI-
"KARAYA NOMI!!!" teriak guru BP saat melihat salah satu siswinya meloncat dari dinding pembatas belakang sekolah.
Yang dipanggil hanya memutar mata. "Lagi.. lagi.." desisnya pelan.
"Yaelah.. Bu.. sesusah itu ya nama saya, sampe-sampe salah terus.." katanya mendengus, yang membuat guru BP itu melotot tajam kearahnya, "Na-o-mi Bu.. Bukan NO-mi.." katanya lagi dengan kata o dibuat-buat.
"Kamu itu ya! Perempuan kok belingsatan banget! Jaga sikap kamu! Bla.. Bla.. Bla.." siswi yang dipanggil Karaya itu hanya mencuap-cuapkan gerakan mulutnya, seakan-akan ia sudah hafal dengan teguran guru BP itu.
"---kalau nggak karena kamu berprestasi-"
"Duh.. aduh.. IBU!! Ibu ini sudah melakukan tindak kriminal... Aduh.. IBU.... sakit" jerit Raya kesakitan saat telinganya dijewer keatas oleh guru itu, saat tau si Raya tak mendengarkan kata-katanya, malah mencuap-cuap seperti bebek.
"Kamu!! Itu yah!! Ya ampun.. saya sudah capek Raya Nomi!!!" teriak ibu BP itu putus asa.
"NAOMI BU... NAOMI!!!" kesalnya saat namanya dipanggil salah lagi.
"IBU GAK PEDULI!!" jerit guru itu tak mau kalah.
"Ya udah, kalau ibu gak peduli.. mending ibu.. biarin saya masuk kelas, saya mau belajar.. kan ibu tau kalau belajar itu penting, MMPPHH!!" mulutnya yang mengoceh tanpa henti itu dibekap oleh guru BP berbadan gembul itu.
"Kamu kebanyakan ngomong! Sudah sana masuk kelas! Ibu udah gak peduli lagi sama kamu!! Sana.. sana!!"
"Ha! Gitu kek dari tadi Bu! Lama!" gerutunya tepat di depan muka galak ibu BP itu.
Sejujurnya dalam hatinya, Raya bingung dengan murid-murid disini yang sangat amat takut kepada guru BP gak guna itu. Entah ia yang terlalu berani.. apa mereka yang terlalu lembek. Ia tak tahu.. setahunya guru BP-nya itu tak menyeramkan sama sekali.
Mungkin kalau ia disandingkan dengan Guru Bp itu, Bu Sadya, dialah yang lebih menyeramkan.
Ia hanya cekikikan memikirkan itu, sambil berjalan menyusuri koridor yang sepi karena semua murid sedang berada di kelas mereka masing-masing melaksanakan kewajiban mereka. Menuntut ilmu.
Dengan mengayunkan langkahnya santai, sambil bersenandung pelan, ia berjalan menuju kelasnya di lantai dua. Terkadang ia bertemu murid yang -mungkin- lagi permisi ke toilet. Dengan santai ia menegurnya. Yang ditanggapi ramah sama murid itu.
Sebelum ke kelas, ia menyempatkan diri untuk ke toilet, hanya untuk melihat penampilannya.
Lengan baju dilipat dua kali. Check.
Dasi. No!
Anting hitam. Check.
Rambut kucir kuda. Check.
Poni kesamping kanan dengan gaya emo. Check.
Rok selutut. Check.
Sepatu hitam bergaya boot pendek. Check.
Dan tak lupa kaos kaki pendek. Check.
Setelah penampilannya dianggap sudah pas, ia memasukkan satu permen karet kedalam mulutnya. Lalu, tersenyum manis di depan cermin. Sambil mengatakan.
"Gue! KARAYA NAOMI!!" sambil tersenyum lebar menampilkan gigi putih bersih nan rapinya.
--
Keluar dari toilet, ia melangkahkan kakinya perlahan tapi pasti sambil bersenandung, seperti biasa. Saat ia tiba di ruangan yang sudah ia hafal, bahkan ketika matanya ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Thing
RomansaLittle Thing-- Coba kalian sebutkan hal paling sulit yang kalian lakukan di dunia ini? Apa? Ngungkapin perasaan? Ngelamar orang? Ngerjain skripsi? Minta putus ke pacar? Atau bahkan minta cerai? Atau... Ngurus anak? Kalau bagi Razkal Reyditama adala...