Chapter 3

47 6 0
                                    

"Nami, kita bertemu lagi. Kau tidak usah memanggilku seperti itu, panggil saja aku Kai" Kai melontarkan senyumnya yang lembut itu

Deg!

Jantung Nami berdetak cepat. Tiba-tiba Ia salah tingkah didepan Kai. Kali ini senyum Kai sangat jelas dari malam pertama kali mereka bertemu.

"Nami?" Kau berdiri sambil melambai-lambaikan tanganya didepan wajah Nami.

"Ah.. N..Ne.. Jongin a.. Maksudku Kai" Nami berkata dengan terbata-bata. Tidak biasanya Ia seperti ini.

"Kenapa kau gugup begitu? Duduklah, aku sangat senang bertemu kau lagi" Sekali lagi Kai melontarkan senyumnya. Mereka duduk bersampingan, mereka tampak serasi seperti sepasang kekasih.

"Jeongmalyo? Ah.. Maksudku, aku juga senang bertemu kau kembali" Ucap Nami. 'Aish! Kenapa namja ini membuatku gugup' pikirnya.

Kai hanya diam setelah Nami berkata demikian. Namun, senyum tetap terlukis dibibirnya yang tebal.

"Emm.. Kai, aku ingin mengembalikan ini, Jeongmal gomawo Kai" Nami mengeluarkan jaket milik Kai dari tasnya.

"Kau bisa memakainya kalau kau mau, lagipula diluar hujan deras, aku takut kau kedinginan saat pulang nanti" Kai mengambil kopi yang dipesanya 5 menit lalu dan meminumnya.

"Tidak usah, aku membawa jaketku sendiri"

"Oh baiklah, emm.. Kau mau kupesankan sesuatu? Kopi mungkin?"

"Aku sudah memesan tadi, kebetulan aku melihatmu jadi aku kesini"

"Kau bersama siapa?"

"Itu, dia atasanku, aku menemaninya menemui client barusan" Nami menunjuk Sehun dimeja no 12 tadi. Kai hanya mengangguk-angguk kecil menanggapi perkataan Nami.

"Kau mau menjadi temanku?" Tanya Kai tiba-tiba setelah mereka diam-diaman sejenak (?)

"Tentu!!" Seru Nami dengan nada yang nampak sekali menunjukkan keceriaan.

"Ya! Kau agresif sekali Nami-ya" Goda Kai.

"Apa maksudmu huh?" Nami langsung mencubit pinggang Kai. Dalam hitungan menitpun mereka bisa akrab.

"Ya! Ya! Jangan mencubitku, aku bukan anak kecil eoh!" Kai tertawa menghindari cubitan Nami.

Keakraban mereka terhenti ketika Sehun mendatangi mereka berdua. Seketika mereka diam menyadari ada Sehun dihadapan mereka.

"Nami-ssi, kita harus kembali kekantor!" Sehun melangkahkan kakinya keluar dari Cafe lebih dulu. Hujan diluar memang mulai sedikit reda. Chanyeol pun sudah pulang dari 10 menit yang lalu.

"Kai, aku harus kembali. Aku harap kita bisa bertemu lagi nanti, aku duluan" Ucap Nami melambaikan tangan pada Kai kemudian keluar dari Cafe. Kai melambaikan tangan juga pada Nami.

---

"Siapa dia?" Tanya Sehun ketika Nami masuk kemobil. Ia duduk tempat disamping Sehun dijok belakang.

"Chingu" Jawab Nami sekenanya.

"Kau yakin?"

"Ne, waeyo sajangnim?" Nami bingung dengan atasanya yang menanyakan hal-hal seperti itu.

"Ah.. Gwaencanha" Sehun memperbaiki dasi yang ia pakai. Ia tau ia salah bertanya seperti itu. Sekarang posisinya sebagai atasanya dan Sehun sadar Ia tidak bisa membohongi perasaanya sendiri.

***

"Aish! Kenapa harus hujan lagi, menyebalkan! Tidak bisakah cukup satu kali dalam sehari!" Nami memainkan kakinya sambil duduk disebuah halte. Ia mengomel sendirian. Lagi-lagi Ia pulang tengah malam dan sekarang hujan lebih lebat dari kemarin. Padahal tadi siang baru saja hujan dan sekarang hujan lagi pada saat yang tidak tepat.

Cuaca Seoul baru saja memasuki musim hujan dan akan berlangsung selama beberapa bulan kedapan. Seharusnya Nami tau Ia harus sedia payung sebelum hujan.

"Huh! Aku takut!" Gumam Nami. Ia bukan takut pada hantu ataupun hujan. Takut kalau-kalau Ia bertemu orang-orang seperti kemarin malam.

"Seandainya ada Kai" Nami menarik kedua sudut bibirnya. Ia tersenyum mengingat Kai. Namja yang sepertinya sudah bisa meluluhkan hatinya. 'Hujan tidak menyebalkan! Aku rasa hujan yang mempertemukan aku dan Kai' pikirnya. Senyum mengembang dibibir Nami setelah otaknya tiba-tiba mengingat Kai.

"Nami!" Seseorang duduk disamping Nami. Nami kaget. Hampir saja jantungnya terhenti.

"Ya! Kai-ya! Kau mengagetkanku, hampir saja jantungku lepas karenamu!" Nami mengomel setelah mengetahui orang tersebut adalah Kai. Seseorang yang barusan Ia harapkan menemaninya sekarang sudah ada didepannya.

"Mianhae, kenapa kau pulang malam lagi hmm?" Tanya Kai.

"Aku lembur, pekerjaan kantor sangat banyak" Ucap Nami, Ia menundukan kepalanya menunjukan bahwa Ia lelah.

"Apa setiap hari kau akan pulang malam?" Kai kembali bertanya.

"Ani.. Besok aku tidak akan lembur lagi, pekerjaan yang menumpuk sudah aku selesaikan tadi, jadi aku bisa pulang sore besok" Nami tersenyum, tampak kepuasan dari wajahnya.

"Oh, Kau seorang pekerja keras! Fighting!" Kai memberikan semangat pada Nami. Ia mengepalkan tanganya dan menangkatnya dihadapan Nami.

"Gomawo Kai, kau teman yang baik!" Nami tersenyum melihat kelakuan Kai. Ia benar-benar mendapat semangatnya kembali sekarang.

"Cheonma Nami-ya, Kau mau pulang sekarang, aku akan mengantarmu, aku janji kita tidak akan tersesat" Nami terkekeh mendengar kalimat terakhir Kai.

"Aku percaya padamu, tapi bagaimana caranya? Hujannya sangat lebat?"

"Aku membawa payung besar, lebih dari cukup untuk kita berdua" Kai mengambil payung yang sedari tadi Ia letakkan disampingnya.

"Jinjja? Aku selalu merepotkanmu Kai" Nami melihat wajah Kai dengan tatapan merasa bersalah.

"Aniya, aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Kajja! Kita pulang!" Nami mengangguk dan berjalan disamping Kai.

---

Sehun baru saja keluar dari ruanganya. Ia masih berada dikantor rupanya dan Nami yang baru pulang 20 menit yang lalupun tidak menyadari kalau Sehun masih dikantor. Sehun tampak lusuh, namun wajah coolnya masih tetap tidak berubah sama sekali. Pakaianya sudah sangat berantakan. Dasi Sehun sudah tidak tau kemana melayangnya. Dua kancing kemejanya terbuka. Jasnya tampak Ia sampirkan dibahu kananya.

Keadaan diluar kantor sangat sepi. Sehun beranjak menuju parkiran, dimana mobil sport merahnya berada. Ia menutupi kepalanya dengan kedua tanganya menghindari hujan yang semakin deras.

Mobil Sehun melaju kencang membelah kota Seoul. Ia tidak sabar sampai dirumahnya, menikmati susu hangat dan roti panggang. 'Cuaca seperti ini memang sangat nyaman bermalas-malasan dirumah' pikir Sehun.

"Masih ada saja orang yang mau berjalan ditengah derasnya hujan seperti ini! Cih, Dasar pasangan muda" Gumam Sehun.

Namun, Ia seperti mengenali 2 orang yang Ia maksud. Sehun memicingkan matanya agar melihat lebih jelas kedua orang itu.

"Argh! Sial! Namja itu lagi!" Sehun
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
❤VOMMENT JUSEYO~

Rain [kai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang