Chapter 6

47 4 6
                                    

Vote sebelum baca juseyo~ ^^

.

.

Chu~

Bibir Kai mendarat manis dibibir pink Nami. Nami membulatkan matanya kaget dengan perlakuan Kai, tapi Ia tidak menolak sama sekali. Kai hanya menempelkan bibirnya beberapa saat.

Ting! Terdengar seseorang memencet bel apartemen Nami. Mereka langsung menjauhkan jarak mereka saat ini.

"Hmm.. Aa..a..ada tamu, sebentar!" Ucap Nami salah tingkah sambil berjalan menuju pintu. Tidak lama Ia kembali dan duduk kesofa. Namun kali ini Ia tidak duduk disamping Kai tapi di sofa lain.

"Tidak ada siapa-siapa ternyata" Ucap Nami.

"Oh.. Kenapa kau duduk disitu, kemarilah" Ucap Kai sambil menepuk-nepuk tempat disampingnya. Nami hanya menurut karena dalam hatinya Ia memang ingin dekat dengan Kai.

"Hmm.. Mianhae!" Ucap Kai menunduk, Ia takut Nami marah karena hal tadi.

"Lupakan"

"Saranghae~" Bisik Kai mendekatakan bibirnya ketelinga Nami dan itu membuat mata Nami membulat.

"Mwo?" Nami menatap Kai lekat-lekat.

"Ah.. Lupakan" Ucap Kai dengan wajah kecewa. Ia mengalihkan pandanganya dari Nami.

"Nado saranghae~" Bisik Nami. Kai mengulum senyumnya dan masih saja menunduk.

"Ya! Kai, lihat aku!" Nami kesal melihat Kai tidak merespon ucapannya.

Kai langsung melihat kearah Nami dan menangkupkan kedua tanganya kewajah Nami. "Aku sudah melihatmu, lalu apa huh?" Kai mengeluarkan smirknya.

"Ya! Ya! Kau menakutiku Kai!" Nami ingin melepaskan tangan Kai namun pegangan Kai semakin erat. Kai menarik wajah Nami.

Chu~

Kai berhasil menempelkan bibirnya pada bibir Nami. Kali ini Kai tidak hanya menempelkan bibirnya tapi melumat bibir Nami lembut. Nami menutup matanya dan mengalungkan tanganya pada leher Kai.

"Kau menyukainya eoh?" Goda Kai yang melepaskan ciuman mereka tiba-tiba.

"An..Aniya!" Jawab Nami gugup "Kau sudah menciumku 2 kali tanpa seizinku!" Lanjutnya.

"Bukan 2 kali, tapi 3 kali Chagi" Ucap Kai sambil memposisikan kepalanya dipangkuan Nami. Kai bukan lagi terlihat sebagai namja yang lembut tapi namja yang sangat manja.

"3 kali? Kapan kau melakukanya?"

"Waktu kau tidur! Hahaa.." Kai terkekeh melihat wajah kesal Nami.

"Ya! Kau nakal sekali Kai!" Ucap Nami gemas sambil menarik hidung Kai yang tengah tiduran dipangkuanya.

"Appo!" Kai meringis sambil mengusap hidungnya.

"Itu akan membantumu agar lebih mancung Yeobo!" Ejek Nami sambil mendorong Kai hingga jatuh dari sofa.

"Yaa!! Apa kau bilang? Aku mancung! Kau saja yang pesek.." Ucap Kai membela diri. Ia kembali naik kesofa dan duduk disamping Nami.

"Baiklah.. Aku menyerah, Kai yang mancung" Nami beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamarnya. Ia membuka pintu kaca yang menghubungkan kamarnya dengan teras. Hujan sudah mulai berhenti. Kai yang berada disamping Nami sejak tadi tersadar kalau Ia harus kembali. Tapi bagaimana caranya.

"Chagi, kau bisa menutup matamu sebentar? Rasakan udara segar ini" Tanya Kai.

"Ne" Nami memejamkan kedua matanya. Ia menghirup udara yang segar sehabis hujan. Tiba-tiba datang hembusan angin disamping tubuhnya. Itu membuat Nami terkejut dan membuka matanya. Namun, sosok Kai tidak disampingnya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain [kai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang