"Masih ada saja orang yang mau berjalan ditengah derasnya hujan seperti ini! Cih, Dasar pasangan muda" Gumam Sehun. Namun, Ia seperti mengenali 2 orang yang Ia maksud. Sehun memicingkan matanya agar melihat lebih jelas kedua orang itu.
"Argh! Sial! Namja itu lagi!" Sehun memukul stir kasar. Ia benar-benar tidak terima melihat Nami dengan namja yang tadi siang ia lihat bersama Nami.
Namja berkulit putih susu itu melajukan mobilnya sangat kencang membuat air yang menggenang ditengah jalan bercipratan kemana-mana.
---
"Kai awas!" Nami menarik tubuh Kai. Sebuah mobil sport merah melaju kencang membuat air yang menggenang dijalan hampir saja terkena tubuh Kai. Untung saja Nami segera menarik tubuh Kai. Karena tarikkan Nami yang kuat reflek tubuh Kai setengah memeluk Nami. Mata mereka bertemu disatu titik. Jantung Nami kembali berdetak kencang.
"Ah! Gomawo Nami.." Ucap Kai dan sontak Nami menjauhkan jarak mereka. Nami salah tingkah didepan Kai. "Semoga Kai tidak merasakan detak jantungku tadi" gumamnya.
"Mworago?" Tanya Kai yang melihat Nami berbicara sendiri.
"Ani, sebaiknya kita cepat! Hujan semakin deras saja Kai" Ucap Nami
"Arraseo"
---
Kai mengekor dibelakang Nami memasuki apartemenya. Sebelumnya Nami menawarkan Kai untuk mampir karena hujan belum juga berhenti. Selain itu Kai akan mudah berkunjung karena sudah tau letak kamarnya.
"Silahkan duduk Kai. Aku akan ganti baju dan membuatkanmu susu hangat!" Nami segera masuk kekamarnya mengganti baju dengan piyama tidurnya.
Kai mengedarkan pandanganya mengelilingi kamar apartemen Nami. Cukup menarik dengan beberapa barang antik terpanjang diatas lemari. Kai juga menemukan beberapa figura menempel pada dinding. Tampak foto-foto Nami dengan berbagai pose dan salah satunya tampak dengan seorang namja.
"Minumlah selagi masih hangat!" Nami datang membawa 2 gelas susu hangat tanpa disadari Kai.
"Gomawo, hmm.. Namja itu.." Ucapan Kai menggantung sambil menunjuk sebuah figura yang membingkai foto Nami dan seorang namja.
"Oh.. Dia kakakku Park Jung Soo! Dia sedang wamil sekarang, bukankah dia tampan?" Nami tersenyum mengingat kakaknya yang hampir 1 tahun lebih tidak bertemu denganya.
"Ne, dia sangat tampan! Kau beruntung punya kakak seperti dia" Ucap Kai, sedetik kemudian Ia menyesap susu yang dibuat oleh Nami.
"Ne.." Nami ikut meminum susu hangat buatanya.
Diluar hujan masih sangat deras. Jalanan kota Seoul sangat lengang dengan cuaca seperti sekarang.
Kai tampak melihat jam yang melingkar manis dipergelangan tangan kirinya. Pukul 00.00 KST. 'Apakah pantas seorang namja ada dirumah seorang yeoja yang tidak mempunya hubungan apa-apa pada jam seperti ini?' Pikirnya.
"Nami.." Panggil Kai
"Hmm.."
"Aku pulang dulu ne.." Ucapnya sambil berdiri.
"Diluar masih hujan, aku tidak ingin kau kedinginan emm maksudku kau tidak mungkin pulang sekarang, kau pasti basah kuyup" Lagi-lagi Nami salah bicara pada Kai. Jujur Ia benar-benar tidak bisa menutupi perhatiannya pada Kai. Apakah Ia jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada Kai?!
"Emh.. Baiklah" Jawab Kai. Ia kembali duduk tapi kali ini duduk disamping Nami.
Mereka berudua larut dalam keheningan. Hanya ada suara televisi yang terdengar.
Hujan masih awet. Nami sudah menguap beberapa kali menandakan kalau dia mengantuk. Tapi dia tidak enak untuk meninggalkan Kai tidur.
"Aku suka film ini!" Gumam Kai. Blap! Kai merasa berat dibahu kirinya. Nami tertidur dibahu Kai. Kai langsung berinisiatif mengangakat Nami kekamar tidurnya.
---
Kai masuk kekamar berwarna biru muda. Ia meletakkan Nami kekasur yang lumayan luas kemudian menyelimutinya. Kai menatap wajah Nami lekat-lekat. Tanganya menyusuri wajah Nami mulai dari mata, pipi, hidung dan berhenti dibibirnya. Kai merasakan sesuatu yang lain jika didekat Nami. Nyaman.
"Saranghae Nami" Bisik Kai.
Chu~
Kai mencium bibir Nami sekilas. Kemudian Ia beranjak mendekati jendela kaca disamping tempat tidur Nami. Ia melihat hujan sudah mulai berhenti. Kai tersenyum menatap langit dan maju beberapa langkah.
***
"Enggh! Bagaimana mungkin gorden tidak tertutup semalaman!" Nami menggeliat, Ia mengomel setelah sadar gorden jendelanya tidak tertutup semalaman sehingga cahaya masuk dengan bebas mengusik tidurnya.
"Kai mana? Apa dia sudah pulang?" Gumam Nami. Ia mengelilingi sudut-sudut apartemenya. Namun, Ia tidak menemukan sosok Kai. Merasa tidak menemukan Kai, Nami kembali kekamarnya untuk merapikan tempat tidur.
Nami mengalihkan pandanganya pada jam weker dimeja samping tempat tidurnya.
"Argh! Jam 8? Aku telat!" Nami bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap kerja. Beruntung hari ini tidak ada meeting.
***
"Yaa! Kenapa kau bisa telat?" Tanya Yonghoon teman sekantor Nami.
"Entahlah, jam wekerku sudah bosan membangunkanku!" Jawab Nami sekenanya. Yonghoon bingung melihat Nami. Nami duduk dimejanya yang memang khusus untuk sekertaris disana.
Seorang namja keluar dari ruangan direktur. Siapa lagi kalau bukan Sehun. Sehun langsung menghampiri meja Nami. Nami yang menyadari Sehun menghampiri mejanya langsung merapikan pakaian dan berdiri menghadap Sehun.
"Annyeonghasimnikka sajangnim!" Nami membungkukan badannya.
"Ikut aku" Sehun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kerja. Nami mengekor dibelakang Sehun.
Sudah beberapa puluh anak tangga mereka lalui. Nami sampai berhenti berjalan beberapa kali karena kelelahan. Sepertinya Sehun mengajaknya keatap kantor. Jarang sekali ada yang kesana, karyawan tidak banyak yang tau kalau diatap kantor itu indah sekali ketika malam.
Brak!
Sehun mengunci pintu ketika mereka sampai diatap gedung. Tatapan Sehun yang tajam terarah pada Nami.
"Ke..ke..kenapa kau menguncinya sajangnim?" Tanya Nami. Bukannya menjawab Sehun malah maju mendekati Nami. Nami berjalan mundur menjauh dari Sehun. Ia benar-benar takut melihat tatapan Sehun.
Blap!
Nami terpojok sekarang, sekali lagi Ia mundur maka Ia akan jatuh kebawah gedung 15 lantai itu. Sehun mendekatkan wajahnya pada Nami.
"Siapa namja itu?" Tanya Sehun
"Di..di..dia temanku sajangnim" Nami menunduk tidak ingin menatap Sehun.
"Aku tidak suka melihat kau bersamanya!" Bentak Sehun. Nami hampir saja menangis, Ia paling takut dibentak.
"Ta..tapi.."
"Apa yang ingin kau katakan? Kau tau diperusahaan kita dilarang pacaran, walaupun kau tidak melakukanya orang yang melihat akan berpikir macam-macam! Tidak bisakah kau menaati peraturan Nami-ssi!!" Sehun berbicara dengan nada tinggi. Nami benar-benar takut dengan Sehun. Butiran beningpun berhasil keluar dari matanya. Ia menangis.
"Hiks..ke..kenapa kau tidak melakukan hal yang sama pada karyawan lain, untuk melarang mereka bersama teman mereka! Kenapa hanya aku? Bukankah kau melarang pacaran bukan berteman..Hiks.." Nami menangis ucapanyapun tidak terlalu jelas namun Sehun mengerti. Sehun sadar apa yang Ia lakukan salah. Sehun menarik Nami kedalam pelukanya.
"Aku melarangmu, karena aku men.."
Brak!
.
.
.
.
.
VOMMENT JUSEYO~ Biar semangat ngelanjutinya T_T
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain [kai]
Fanfic"Jongin-ssi?" Nami menyapa Kai terlebih dahulu. Kai mendongakkan kepalanya melihat Nami sudah ada disampingnya sekarang. "Nami, kita bertemu lagi. Kau tidak usah memanggilku seperti itu, panggil saja aku Kai" Kai melontarkan senyumnya yang lembut it...